Julian Foe Ajak Publik Berdonasi untuk Biaya Produksi Film Lima

Julian Foe eksekutif produser film 'Lima' mengetuk partisipasi publik dalam pembiayaan produksi film 'Lima'.
Film Lima, kolaborasi lima sutradara dengan lima cerita yang dikembangkan dari lima sila Pancasila membentuk jalinan cerita utuh dalam satu plot besar.

Jakarta, (Tagar 23/4/2018) - Julian Foe eksekutif produser film 'Lima' mengetuk partisipasi publik dalam pembiayaan produksi film 'Lima'. 

Di situs donasi Kita Bisa, Julian Foe menulis bahwa siapa pun yang memiliki kegelisahan yang sama untuk bergotong-royong membumikan Pancasila. 

"Kegelisahan publik akan tergerusnya moralitas, spirit kebangsaan dan komitmen kepada Pancasila, kebinekaan dan NKRI, telah mendorong lahirnya ide dari akar rumput untuk menuangkan nilai dan ideologi Pancasila melalui media kreatif film layar lebar untuk memberikan inspirasi tentang Pancasila dalam realita kehidupan sehari-hari.

Namun membuat film bertema Pancasila sungguh sulit. Temanya sendiri kalau dikupas akan memiliki banyak aspek, kalau disederhanakan bisa jatuh menjadi propaganda. Hampir semua sineas akan merasa sangat takut jika filmnya hanya menjadi film propaganda. Belum lagi banyak pihak penyantun dana yang enggan bersentuhan dengan film bertemakan Pancasila karena kekhawatiran disalahpahami. Inilah tantangan besarnya.

Film Lima Butuh DonasiJulian Foe eksekutif produser film 'Lima' membuka diri untuk partisipasi publik dalam pembiayaan film 'Lima'. (Foto: Screenshot laman Kita Bisa)

Kenapa Pancasila? Sepertinya kita tidak bisa menutup mata dengan berbagai persoalan yang ada ditengah-tengah masyarakat mulai dari isu berkedok agama, mempolitisir perbedaan hingga persoalan keadilan, mulai dari kebinekaan hingga kemiskinan. Ujungnya, Pancasila digugat dan bisa mengarah pada krisis bangsa.

Film ini bukan film visualisasi Pancasila yang penuh dengan adegan-adegan heroik. Film ini adalah film keluarga yang berjuang menanamkan dan mengajarkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana menjadi keluarga Pancasilais yang kita sebut Gen5 (Generasi Lima atau Pancasila).

Bekerja sama dengan sineas-sineas muda berbakat, komunitas artis, tim kreatif dan pengarahan dari Bapak Yudi Latif (pemikir kebangsaan dan Kepala UKP Pancasila), ide tersebut diwujudkan melalui film 'Lima' dengan kolaborasi lima sutradara, yaitu Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Lola Amaria, Harvan Agustriansyah dan Adriyanto Dewo. Kolaborasi kelimanya membuat film ini memiliki lima cerita yang berbeda yang mewakili masing-masing sila, namun terjalin dalam satu plot besar.

Proses persiapan produksi dan syuting sudah di mulai sejak September 2017 sampai akhir masa syuting bulan Maret 2018 dan masih diperlukan dukungan dana partisipasi untuk menyelesaikan misi ini sampai rencana tayang pada momen peringatan hari lahirnya Pancasila 1 Juni 2018. 

Tanpa kebersamaan, tidak mungkin proyek pembuatan film 'Lima' ini bisa diwujudkan dengan tuntas dan maksimal.

Melalui forum ini kami mengajak Anda yang merasakan kegelisahan yang sama untuk merawat Pancasila sebagai warisan bagi generasi berikutnya dengan cara 'gotong royong' memberikan donasi untuk menyelesaikan proses produksi film 'Lima' ini.

Keseluruhan donasi ini akan dipersembahkan untuk mendukung biaya produksi film 'Lima' dan jika ada kelebihan dana dari dukungan masyarakat ini akan sepenuhnya didedikasikan untuk inisiatif atau program penguatan nilai Pancasila yang bekerja sama dengan Forum Nasional Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam penggalangan donasi kami bekerja sama dengan kitabisa.com agar setiap donasi Anda tercatat transparan dan dapat di monitor berkala perkembangannya."

Hingga berita ini diturunkan, baru terkumpul donasi Rp 6.757.755 dari target Rp 2 miliar.

Film 'Lima' diproduksi Lola Amaria Production, dijadwalkan rilis bioskop bertepatan hari lahir Pancasila, 1 Juni 2018. (af)

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.