Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan adanya peningkatan kasus penyebaran virus corona (Covid-19) di berbagai daerah di Indonesia, yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan ini.
Meski begitu, dia meyakini kondisi penyebaran Covid-19 (C-19) di Indonesia terbilang cukup terkendali ketimbang di negara-negara lain. Hal itu disampaikannya dalam rapat terbatas 'Pengarahan Presiden Kepada Para Gubernur Menghadapi Pandemik Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional', melalui video conference dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 1 September 2020.
Jadi ada pergerakan yang lebih baik, lebih tinggi dibanding rata-rata dunia yang 69 persen
"Ada beberapa peningkatan kasus positif di beberapa daerah, tapi bila dibandingkan negara-negara lain, Indonesia masih terkendali dan ini yang harus kita jaga bahwa pengendalian manajemen Covid-19 ini betul-betul masih dalam posisi terkendali," kata Jokowi.
Baca juga: 70 Tahun Indonesia-China dan Hubungan Jokowi-Xi Jinping
Menurut Jokowi, dari data yang diterimanya pada 31 Agustus kemarin, jumlah kasus positif di Indonesia mencapai 175 ribu dari 2,2 juta tes yang telah dilakukan. Dari data tersebut, ia menyimpulkan keadaan Indonesia justru lebih baik dibandingkan negara lainnya yang juga terdampak virus corona.
"Alhamdulilah tingkat kesembuhan case recovery rate juga semakin meningkat dari dulu kita ingat bulan April 15 persen, sekarang di bulan Agustus 72,1 persen. Jadi ada pergerakan yang lebih baik, lebih tinggi dibanding rata-rata dunia yang 69 persen," ucapnya.
Baca juga: Jokowi Minta Gubernur Sefrekuensi Bendung Corona
Selain itu, dia juga menjelaskan, kasus aktif atau pasien yang masih dalam perawatan juga semakin menurun, dari 77 persen (April 2020), kini menjadi sebesar 23,69 persen (Agustus 2020).
"Ini lebih baik dari rata-rata dunia yaitu sebesar 27 persen. Tetapi untuk kasus meninggal, ini hati-hati, case fatality rate di Indonesia meskipun mengalami penurunan 7,83 di bulan April jadi 4,2 di bulan ini, kita masih punya pekerjaan rumah besar untuk menurunkan lagi karena angka fatality rate di negara kita masih lebih tinggi dibanding fatality rate global yang berada di angka 3,6 persen," tutur Jokowi. []