Jokowi Klaim Pertumbuhan Logistik, JNE Tak Merasakannya

Presiden Joko Widodo yang menyebut adanya lonjakan pertumbuhan logistik yang naik hingga 130 persen di mendapat koreksi dari Presdir PT JNE Mohammad Feriadi.
PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE). (Foto: Ist)

Jakarta, (Tagar 17/10/2017) – Klaim Presiden Joko Widodo yang menyebut adanya lonjakan pertumbuhan logistik, terutama jasa kurir, yang naik hingga 130 persen di tengah peralihan masyarakat ke belanja online, mendapat koreksi dari Presiden Direktur PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Mohammad Feriadi.

Feriadi mengakui adanya peralihan budaya belanja masyarakat dari "offline" ke "online".

"Namun pernyataan yang disampaikan Pak Jokowi terkait logistik terjadi peningkatan, saya pikir angkanya tidak semua mengalami peningkatan yang disebutkan itu. Awalnya disebutkan 130 persen. Tapi, kami tidak merasakan itu meski memang terjadi peningkatan," kata Feriadi dalam jumpa pers kerja sama metode pembayaran dengan Tokopedia di Jakarta, Senin (16/10).

Feriadi menuturkan, pertumbuhan logistik yang dialami perusahaan dalam beberapa tahun terakhir mencapai hingga 30-an persen. Perusahaan pun optimis pertumbuhan logistik dapat mencapai kisaran tersebut ke depan.

Ia menilai, peralihan masyarakat dari yang tadinya berbelanja langsung di toko, mal atau pasar (offline) ke berbelanja secara online memang mempengaruhi pertumbuhan logistik. Meski demikian, tidak semua kiriman barang yang meningkat juga merupakan barang-barang dari perdagangan online.

"Separuh dari 70 persen pendapatan ritel kami bisa bilang itu dari 'e-commerce'," ujarnya.

Feriadi menyebut pertumbuhan "e-commerce" yang luar biasa tersebut baru sekitar 1 persen dari total pendapatan ritel Indonesia. Namun, pencapaian itu telah membuat perilaku konsumen berubah untuk berbelanja online.

Oleh karena itu, perusahaan ingin terus melakukan inovasi untuk dapat mengantipasi pertumbuhan "e-commerce" di masa mendatang yang dipastikan akan terus berkembang.

Sebelumnya, Presiden Jokowi membantah adanya penurunan daya beli masyarakat menyusul turunnya penjualan di toko ritel. Menurut Presiden, yang terjadi bukanlah penurunan daya beli melainkan perubahan pola belanja masyarakat ke "e-commerce".

"(Katanya) daya beli sekarang menurun, anjlok. Saya berikan angka. Coba saya ambil dari 'shifting offline' ke 'onliine'. Banyak orang yang ke situ. Kalau ada toko tutup ya karena ini salahnya enggak ikuti zaman. Jasa kurir naik 130 persen, di akhir Sepember ini. Angka ini didapat dari mana? Ya kita cek. JNE cek, kantor pos cek," ujar Presiden dalam Rakornas Kadin 2017, Jakarta, Selasa (3/10). (ant/yps)

Berita terkait
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban