Jerman dan Uni Eropa Pertimbangkan Garda Revolusi Iran Masuk Dalam Daftar Teroris

Pekan lalu, Jerman mengumumkan akan menjatuhkan sanksi-sanksi lebih keras terhadap Republik Islam Iran, di luar paket sanksi Uni Eropa.
Aksi massa di depan Gerbang Brandenburg di Berlin, Jerman, Jumat, 7 Oktober 2022, untuk memprotes pemerintah Iran atas kematian Mahsa Amini, perempuan muda Iran yang meninggal setelah ditangkap oleh \'polisi moral\' Iran di Teheran. (Foto: voaindonesia.com/AP/Michael Sohn)

TAGAR.id, Berlin, Jerman - Jerman dan Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk menambahkan Garda Revolusi Iran ke dalam daftar organisasi teroris. Hal ini dikatakan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman, Annalina Baerbock, pada hari Minggu, 30 Oktober 2022.

Pekan lalu, Jerman mengumumkan akan menjatuhkan sanksi-sanksi lebih keras terhadap Republik Islam Iran, di luar paket sanksi Uni Eropa.

Dalam wawancara hari Minggu, 30 Oktober 2022, dengan kantor berita Jerman, Baerbock menambahkan, “Kami juga sedang mempelajari bagaimana kami dapat memasukkan Garda Revolusi sebagai organisasi teroris.”

Menlu Jerman Annalena Baerbockdi pbb 1mar22Menlu Jerman, Annalena Baerbock, pidato di Sidang Umum Istimewa PBB di New York, AS, 1 Maret 2022 (Foto: dw.com/id)

Pernyataan Baerbock muncul sehari setelah Hossein Salami, kepala Garda Revolusi Iran yang berpengaruh, memperingatkan kepada demonstran bahwa Sabtu akan menjadi hari terakhir mereka untuk turun ke jalan-jalan. Ini mengisyaratkan bahwa pasukan keamanan mungkin meningkatkan tindakan keras mereka terhadap protes di berbagai penjuru negara itu.

Garda Revolusi adalah bagian dari militer Iran yang bertanggung jawab melindungi sistem politik Islam negara itu. Garda juga mengontrol kerajaan besar bisnis yang aktif di hampir semua sektor ekonomi Iran.

Iran telah dicengkeram protes sejak kematian perempuan Kurdi berusia 22 tahun, Mahsa Amini, di dalam tahanan polisi moral bulan lalu. Protes ini merupakan salah satu tantangan paling besar terhadap kepemimpinan ulama sejak Revolusi 1979.

Iran menuduh negara-negara yang menyatakan dukungan bagi protes itu sebagai campur tangan mereka dalam urusan internalnya.

Dalam wawancara hari Minggu, Baerbok juga mengatakan sekarang ini tidak ada perundingan untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) antara negara-negara Barat dan Iran.

Departemen Luar Negeri AS menetapkan Garda Revolusi Iran sebagai organisasi teroris asing pada April 2019. (uh/ab)/voaindonesia.com/VOA. []

Berita terkait
Gedung Putih Sebut Rusia Mungkin Anjurkan Iran Soal Cara Hadapi Demonstran
Jean-Pierre mengatakan AS khawatir Moskow mungkin menganjurkan kepada Teheran mengenai cara-cara terbaik untuk menangani protes
0
Jerman dan Uni Eropa Pertimbangkan Garda Revolusi Iran Masuk Dalam Daftar Teroris
Pekan lalu, Jerman mengumumkan akan menjatuhkan sanksi-sanksi lebih keras terhadap Republik Islam Iran, di luar paket sanksi Uni Eropa.