Jerman dan Jepang Tingkatkan Hubungan Melalui Kunjungan Scholz ke Tokyo

Hubungan dengan Tokyo dinilai menjadi lebih penting karena tantangan geopolitik meningkat dari Rusia dan China
Scholz dan Kishida belum lama ini bertemu dalam KTT G7 di Brussel pada 24 Maret 2022 (Foto: dw.com/id)

TAGAR.id, Tokyo, Jepang - Kanselir Jerman, Olaf Scholz, memulai kunjungan pertamanya ke Jepang. Hubungan dengan Tokyo dinilai menjadi lebih penting karena tantangan geopolitik meningkat dari Rusia dan China. Julian Ryall (Tokyo) melaporkannya untuk DW.

Kanselir Jerman Olaf Scholz dijadwalkan tiba di Jepang pada Kamis, 28 April 2022, untuk memulai kunjungan kerja selama dua hari yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.

Scholz dijadwalkan menghadiri pesta makan malam yang diadakan oleh pemimpin Jepang dan juga akan berbicara di forum bisnis yang dibuat oleh Kamar Dagang dan Industri Jerman di Jepang.

Namun, dengan perang Rusia yang berkecamuk di Ukraina, dan serangkaian tindakan China yang semakin agresif, masalah keamanan diperkirakan akan mendominasi agenda pada kunjungan pertama kanselir ke Asia.

Scholz diharapkan dapat menekankan semakin pentingnya Jepang bagi Jerman, dan bahwa Berlin tidak melupakan Asia, meskipun ada tantangan besar di Eropa. Analis menunjukkan bahwa kedua pemimpin menemukan diri mereka dalam kesulitan geopolitik dan pertahanan yang sama.

Olaf ScholzPengamat politik Jepang belum mengetahui pasti sosok Olaf Scholz (Foto: dw.com/id)

1 Pandangan yang sama terhadap invasi Rusia

Tokyo dan Berlin sama-sama mengutuk agresi Rusia terhadap Ukraina dan menjatuhkan sanksi terhadap Moskow, meskipun kedua pemerintah menahan diri untuk memblokir energi Rusia.

Jepang telah memberi Ukraina peralatan militer, termasuk helm, pelindung tubuh, dan pasokan medis dalam jumlah besar, tetapi tidak dapat mengirimkan senjata. Demikian pula, ketika perang dimulai, Jerman hanya menawarkan bantuan yang tidak mematikan ke Ukraina. Namun, Berlin akhirnya membalikkan prinsip kebijakan luar negerinya dan akan mengirimkan senjata ke Ukraina.

Jepang menginginkan dukungan Jerman untuk mengatasi konflik dengan China

Meskipun perang Rusia di Ukraina menghadirkan krisis geopolitik akut di Eropa dan Asia, kebijakan agresif China di Indo-Pasifik dipandang sebagai tantangan yang lebih besar dan lambat bagi tatanan global.

"Jepang sangat prihatin dengan situasi di Ukraina, tetapi pada akhirnya ancaman datang dari China dan PM Jepang Kishida berharap dapat memanfaatkan kunjungan pemimpin Jerman ini untuk memperkuat posisi Jepang tentang perlunya semua negara mengikuti aturan hukum dan kebebasan, serta membuka wilayah Indo-Pasifik," demikinan dikatakan Mieko Nakabayashi, mantan politisi oposisi Partai Demokrat Jepang kepada DW.

Jepang juga menghargai keputusan Berlin untuk mengirim kapal perang fregat Jerman Bayern pada Mei tahun lalu, Nakabayashi menambahkan.

Kapal perang Jerman pertama yang mengunjungi Jepang dalam 20 tahun, Bayern, berpartisipasi dalam serangkaian latihan militer dengan Jepang. Menteri Pertahanan Nobuo Kishi menyatakan pada saat itu bahwa pengerahan tersebut merupakan latihan gabungan penting dari ikatan keamanan yang mengikat kedua bangsa.

Pemerintah Jerman pertama kali menerbitkan pedoman untuk kebijakan Indo-Pasifik pada tahun 2019 di bawah mantan Kanselir Angela Merkel. Sejak itu, Jerman semakin menunjukkan kehadirannya di kawasan ini.

"Jepang sangat menginginkan solidaritas dan dukungan Jerman di kawasan Indo-Pasifik, dan setelah Jerman mengirim kapal perang ke Jepang tahun lalu, saya kira sangat mungkin Kishida akan meminta dukungan Berlin lagi,” kata Patrick Hein, dosen ilmu politik di Tokyo University of Foreign Studies, kepada DW.

kapal perang jerman di tokyoKapal perang Jerman \'Bayern\' terlihat di Tokyo (Foto: dw.com/id)

2 Kebijakan luar negeri yang lebih tegas?

Sejak pecahnya konflik Ukraina dan tingkah China yang selalu mengkhawatirkan, pemerintah Jepang telah mengajukan proposal untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan hingga 2% dari PDB dan mengembangkan kemampuan baru dalam perang antariksa dan dunia maya, serta meningkatkan kemampuan konvensional.

Tokyo juga tiba-tiba mengambil garis yang jauh lebih tegas di Northern Territories, rantai pulau di ujung paling utara Jepang yang direbut oleh pasukan Uni Soviet pada 1945, kata Hein. Kishida juga telah memulai jadwal diplomatik yang ambisius saat ia ingin menempatkan Jepang di depan dan pusat diskusi tentang Ukraina, China, dan Korea Utara.

Selain menyambut Scholz, pemimpin Jepang juga belum lama ini bertemu dengan Pemimpin Selandia Baru Jacinda Ahern dan Presiden Swiss Ignazio Cassis. Nantinya, Kishida diperkirakan akan mengunjungi Indonesia, Thailand, dan Vietnam dalam beberapa minggu mendatang sebelum Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri India Narendra Modi tiba di Tokyo.

"Jerman adalah salah satu mitra terpercaya Jepang yang langka di dunia," kata Norihide Miyoshi, mantan koresponden Jerman untuk surat kabar terbesar Jepang, Yomiuri Shimbun.

"Koordinasi dan kerja sama dengan Jerman sangat penting bagi Jepang untuk menghadapi Rusia dan China,” kata Miyoshi kepada DW.

Ia menambahkan, kunjungan tersebut merupakan kesempatan yang baik untuk mengenal pribadi Scholz. Citra Jerman di Jepang, katanya, masih sangat dipengaruhi oleh Angela Merkel, yang dinilai tinggi sebagai politisi yang "mampu dan berpengaruh". (ha/yf)/dw.com/id. []

Jerman Tinggalkan PLTN Setelah Tragedi Fukushima di Jepang

Jerman Kirim Kapal Perang Bayern ke Laut China Selatan dan Pasifik

Jerman Tutup Tiga dari Enam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Jokowi: Jepang dan Jerman Bisa Bangun dengan Kualitas Baik Kenapa Kita Tidak?

Berita terkait
Jerman Tinggalkan PLTN Setelah Tragedi Fukushima di Jepang
Bencana nuklir Fukushima, Jepang, mengguncang kepercayaan kepada teknologi PLTN, Jerman putuskan untuk meninggalkan PLTN
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.