Jerman dan Italia Mengaku Kewalahan Atasi Masalah Lonjakan Migrasi

Jerman menghadapi kesulitan untuk menerima lebih banyak migran, demikian diungkapkan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier
Para pencari suaka tengah mengantri di gedung kantor pendaftaran suaka di Eisenhüttenstadt, Jerman. (Foto: dw.com/id - Hannes P Albert/dpa/picture alliance)

TAGAR.id - Jerman dan Italia mengaku kewalahan dalam mengatasi migrasi. Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier, telah menyerukan kontrol perbatasan dan "distribusi yang adil" bagi para migran di Eropa.

Jerman menghadapi kesulitan untuk menerima lebih banyak migran, demikian diungkapkan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier sebelum berangkat ke Italia pada hari Rabu, 20 September 2023. "Jerman, seperti halnya Italia, berada pada batas kapasitasnya," kata Steinmeier dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia, Corriere della Sera. Ia memaparkan, Jerman telah menerima sepertiga dari semua permohonan suaka yang diajukan di Uni Eropa pada paruh pertama tahun 2023.

Steinmeier mengakui bahwa Italia dan Jerman menerima "beban berat yang harus ditanggung" dan menyerukan "distribusi yang adil" atas beban migrasi di Eropa.

Steinmeier menyerukan 'kontrol yang lebih kuat‘ di perbatasan eksternal

Steinmeier memulai kunjungan tiga harinya ke Italia pada hari Rabu (20/09), di mana ia bertemu dengan Presiden Italia Sergio Mattarella dan mengunjungi Pulau Sisilia di selatan Italia.

Pihak berwenang Italia baru-baru ini mulai memindahkan sejumlah migran ke Sisilia dari pulau kecil Lampedusa, yang kewalahan dengan jumlah kedatangan pencari suaka, yang memecahkan rekor. Sekitar 8.500 orang tiba di Lampedusa dengan menggunakan 199 kapal antara hari Senin dan Rabu pekan lalu.

Untuk membatasi jumlah orang yang datang ke Eropa, Steinmeier mengatakan bahwa "kontrol dan pengawasan yang lebih kuat di perbatasan eksternal" diperlukan.

migran di italiaSejumlah migran yang telah dievakuasi tampak berada di Pulau Lampedusa, Italia, pada 18 September 2023. (Foto: voaindonesia.com/Reuters/Yara Nardi)

Italia dan Jerman berselisih mengenai penerimaan migran

Presiden Jerman menekankan keyakinannya bahwa Italia tidak boleh dibiarkan sendirian dalam masalah migrasi dan berterima kasih kepada negara itu karena telah menunjukkan "begitu banyak tanggung jawab kemanusiaan."

Pemerintah sayap kanan Italia telah dikritik karena mengeluarkan dekrit yang mengekang hak-hak migran dan menghalangi misi penyelamatan nirlaba di laut.

Steinmeier juga mendesak pemerintah Italia dan Jerman untuk merundingkan kesepakatan atas perselisihan mereka mengenai masalah ini.

Pekan lalu, Jerman menangguhkan penerimaan migran secara sukarela dari Italia sampai pemberitahuan lebih lanjut. Kementerian Dalam Negeri Italia mengatakan Italia sendiri menolak untuk menerima kembali orang-orang yang proses suakanya menjadi tanggung jawab pemerintahan di Roma di bawah hukum Uni Eropa.

Perdebatan di Jerman mengenai 'batas migrasi‘ kembali memanas

Beberapa politisi Jerman baru-baru ini mengusulkan pembatasan jumlah migran dan pencari suaka setiap tahunnya.

Pemimpin kubu oposisi konservatif Friedrich Merz mengatakan jumlah migran harus ditetapkan sebesar 200.000 orang per tahun. Sebaliknya, Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser menolak pembatasan tersebut.

Menurut data resmi, Jerman telah menerima sekitar 175.000 permohonan suaka pada tahun 2023, tidak termasuk dari Ukraina. Pada akhir Agustus sudah ada lebih dari 200.000. Angka tersebut 77% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebanyak 70% pendaftar suaka adalah laki-laki. Jerman telah menerima lebih dari satu juta pengungsidari Ukraina, melalui proses suaka khusus Uni Eropa, sehubungan dengan perang Rusia-Ukraina.

Sementara itu, pemerintah Jerman sedang berusaha untuk menarik para migran untuk mengisi sekitar dua juta lapangan pekerjaan. Para anggota parlemen Jerman pada bulan Juni lalu telah memberikan suara untuk mereformasi undang-undang imigrasi pekerja terampil.

Fasilitas migran di LampedusaFasilitas migran di Lampedusa hanya mampu menangani 400 orang, tetapi ribuan orang telah mencapai pulau Italia tersebut (Foto: dw.com/id - Yara Nardi/REUTERS)

Berapa jumlah migran di Jerman?

Sekitar 20,2 juta orang di Jerman bermigrasi ke negara itu atau lahir dari orang tua yang pindah ke sana, demikian data dari tahun 2022 yang diterbitkan oleh Kantor Statistik Federal, Destatis.

Angka tersebut meningkat 6,3% dari angka tahun 2021 dan jumlahnya mewakili 24,3% dari total populasi 83,2 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 15,3 juta atau 18,4% penduduk pindah ke Jerman dari luar negeri pada suatu saat dalam hidup mereka. Tercatat lebih dari enam juta orang bermigrasi ke Jerman dalam satu dasawarsa terakhir, yaitu antara tahun 2013 hingga 2022.

Meningkatnya migrasi dari wilayah konflik seperti Ukraina, Suriah, dan Afganistan pada tahun 2022, meningkatkan jumlah orang yang bermigrasi sendiri lebih cepat, lebih dari 7,3% pada tahun lalu. [ap/yf (dpa, AP)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Italia Perketat Hukum Suaka Ketika Terjadi Lonjakan Kedatangan Migran
Undang-undang baru itu akan memungkinkan perpanjangan masa penahanan para migran yang menunggu keputusan suaka