Jejak Sejarah Freemason di Indonesia

Dr. Th. Stevens, banyak memaparkan tentang gerakan dan tokoh-tokoh Freemasonry di Indonesia, lewat literatur yang tertulis.
Pengurus Tarekat Mason Indonesia 1933. (Foto: Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962).

Jakarta - Dr. Th. Stevens, banyak memaparkan tentang gerakan dan tokoh-tokoh Freemasonry di Indonesia, lewat literatur yang tertulis dalam "Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962."

Buku tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Sinar Harapan dengan jumlah yang terbatas. Secara gamblang Stevens menyebutkan beberapa tokoh ternama seperti Sultan Hamengkubuwono VIII, Soemitro Kolopaking Poerbonegoro, Paku Alam VIII, Tjokroadikoesoemo, Dr Radjiman Wedyodiningrat dan beberapa diantaranya pendiri dari organisasi Boedhi Oetomo.

Dalam buku tersebut, dijelaskan tentang pengertian dari Tarekat Mason Bebas yang masih berafiliasi dengan mason international bernama Freemasonry atau dalam bahasa Belanda disebut Vrijmetselarij.

Fremasonry diketahui berdasarkan "manuskrip Relegius" pada 1390, yang merupakan naskah mason tertua. Ada pula manuskrip dari perusahaan bangunan di Inggris yang secara detail menjelaskan dasar pembentukan organisasi tersebut.

Freemasonry adalah simbol pengertian pekerja keras yang didasari dari kebebasan berpikir. Kata mason berasal dari bahasa Perancis yang memiliki arti "tukang batu", atau bisa diartikan sebagai pemahat batu kaum pagan.

Stevens banyak membahas persoalan asas-asas yang terkandung dalam Tarekat Mason Bebas melalui simbol-simbol dan ritus (ibadah dalam Freemasonry). Itulah mengapa dapat ditemukan banyak simbol secara khusus dalam organisasi Freemason.

Tokoh Freemason yang Ada di Indonesia

Mengutip dari buku Dr. Th. Stevens berikut ini nama tokoh di Indonesia yang memiliki keterkaitan dengan organisasi Freemason antara lain:

1. Pangeran Ario Notodirojo

Pangeran Ario Notodirojoo, bergabung pada 1887 dan memegang berbagai jabatan kepengurusan. Ia juga banyak memegang jabatan strategis seperti ketua Boedi Oetomo 1911-1914, kemudian pada 1913 Ario mendirikan Sarekat Islam cabang Yogyakarta yang rata-rata anggotanya para elite Jawa kala itu.

2. Raden Adipati Tirto Koesoemo

Raden Adipati Tirto Koesomo, pernah menjabat Bupati Karanganyar. Bergabung pada 1895, dan menjabat sebagai ketua pertama Boedi Oetomo.

3. Mas Boediarjo

Mas Boediarjo bergabung pada 1916, ia juga menjabat sebagai sekretaris pengurus Boedi Oetomo 1916-1922.

4. A.H. Van Ophuysen S.H.

A.H. Van Ophuysen bergabung pada 1883-1956. Menjabat sebagai notaris dan Dewan Kota Batavia, yang juga merupakan pendiri dari Indo Europees Verbond (ikatan Indo Eropa).

5. Raden Mas Toemenggoen Ario Koesoemo Yoedha

Raden Mas Toemenggoen Ario Koesomo Yoedha merupakan putra dari Paku Alam V, bergabung pada 1909.

6. Dr. Radjiman Wedyodiningrat

Dr. Radjiman Wedyodiningrat bergabung pada 1906. Ketua Boedi Oetomo 1914-1915. Ia memegang peranan penting pada 1945, bersama Soekarno dan Hatta membentuk Badan Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

7. Raden Said Soekanto Tjkrodiatmodjo

Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo bergabung pada 1952. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia yang dulu memiliki nama Kepala Djawatan Kepolisian Negara.

8. KPH Suryodilogo (Paku Alam V)

Pria yang dikenal sebagai Paku Alam V dan memiliki gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu Suryodilogo merupakan anggota awal organisasi Freemason di Indonesia.

9. R.M. Adipati Ario Poerbo Hadiningrat

R.M. Adipati Ario Poerbo Hadiningrat pernah menulis sebuah buku yang berjudul Wat ik als Javaan voor geest en gemoed in de Vrijmetselarij heb gevonden, ia menumpahkan pengalaman hidupnya sebagai seseorang yang menemukan jiwanya dalam organisasi Freemason. []

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.