Jawa Tengah Antisipasi Kampanye Hitam Pemilu 2019

Pemilu 2019 diprediksi akan lebih banyak memanfaatkan media sosial. Jawa Tengah mengantisipasi potensi kampanye hitam.
Simulasi pengamanan kota: Petugas kepolisian menghalau massa anarkis di tengah kampanye Pemilu 2019 dalam gelaran simulasi pengamanan kota di Kompleks Akademi Kepolisian, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/9/2018). (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang, (Tagar 19/9/2018) - Jawa Tengah antisipasi kampanye hitam pada pemilihan umum (Pemilu) 2019. Kampanye hitam yang dapat memicu konflik di lapangan adalah hal yang akan diantisipasi polisi, ujar Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono.

Sebanyak 36 ribu petugas keamanan siap mengamankan jalannya pemilu, terdiri dari 27 ribu polisi dan 9.000 tentara dari Polda Jateng dan Kodam IV/Diponegoro beserta jajaran. Jumlah ini belum termasuk tenaga pengamanan dari unsur pemerintah daerah yakni perlindungan masyarakat (Linmas).

Hal tersebut disampaikan Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono usai memimpin simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) dalam rangka pengamanan Pemilu 2019 di Lapangan Bhayangkara, komplek Akademi Kepolisian (Akpol), Semarang, Jateng, Selasa (18/9).

Condro mengungkapkan seluruh tahapan dalam pelaksanaan Pemilu 2019 akan menjadi perhatian pihaknya. Mulai penetapan calon legislatif (caleg) pada 20 September, masa kampanye, distribusi logistik, pemungutan dan penghitungan suara pada 27 April 2019 hingga penetapan presiden, legislatif dan DPD terpilih.

"Kami berharap semua wilayah bisa berlangsung aman dan sejuk sebagaimana pilkada, sehingga semua kabupaten/kota di Jateng kami antisipasi potensi kerawanan di setiap tahapannya," tutur dia.

Satu tahapan di waktu dekat yang bakal jadi fokus perhatian pengamanan adalah masa kampanye, dimulai 23 September hingga H-3 pemungutan suara. Waktu kampanye yang cukup lama, sekitar 7 bulan, membuat potensi kerawanan gangguan kamtibmas terbuka lebar.

Condro menjelaskan di masa kampanye, para calon presiden, caleg dan calon DPD beserta parpol pendukung dan tim kampanye diprediksi akan lebih banyak memanfaatkan media sosial ketimbang kampanye fisik, bertemu langsung dengan masyarakat. Kampanye hitam yang dapat memicu konflik di lapangan adalah hal yang akan diantisipasi polisi.

Condro KironoKapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono didampingi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kiri) dan Ketua Bawaslu Jateng Fajar SAKA (kanan) menjelaskan kesiapan pengamanan Pemilu 2019 di Akpol Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/9/2018). (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

"Kami berharap Pilpres dan Pileg berjalan aman sejuk dan kondusif. Bahwa kontestasi ini harus dalam suasana kegembiraan. Kami antisipasi dengan bentuk Satgas Black Campaign. Jangan sampai kampanye hitam menyulut tindakan fisik di lapangan. Karenanya kami sangat berharap tokoh masyarakat, ulama, para pemimpin kita mengeluarkan statemen yang menyejukkan," ujarnya.

Dalam simulasi Sispamkota di Akpol diperagakan kesigapan polisi dalam mengantisipasi kerusuhan sekaligus ancaman ke calon presiden yang tengah menggelar kampanye terbuka. Di tengah calon presiden menyampaikan visi misi dan janji politiknya, datang sekelompok orang tidak dikenal. Mereka memprovokasi massa, membuat keributan dan melempari calon presiden menggunakan benda-benda berbahaya.

Petugas langsung mengevakuasi calon presiden ke tempat aman, namun upaya ini terkendala dengan rute evakuasi yang telah dipenuhi massa. Pasukan reaksi cepat bergerak. Tim pengendali huru-hara, gabungan Sabhara dan Brimob membentuk blokade perlindungan calon presiden dan rombongannya. Massa dibubarkan dengan tembakan peringatan dan gas air mata.

Kapolda Condro menambahkan, kegiatan simulasi Sispamkota tersebut menjadi salah satu bukti kesiapan pihaknya melakukan pengamanan tahapan Pemilu 2019. 

"Polri didukung TNI, Polda Jateng bersama Kodam IV/Diponegoro beserta jajaran dan pemerintah daerah bersinergi untuk lakukan langkah-langkah pengamanan manakala ada fluktuasi, situasi yang meningkat yang mengarah pada kerusuhan massa maupun pelanggaran pidana lainnya," terangnya.

Khusus pengamanan pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden, sudah ada 3 tim yang akan mem-back up pengamanan melekat dari Mabes Polri. Tiga tim ini akan bergantian mengawal calon atau paslon di setiap kampanye terbuka di Jateng. 

"Dalam peragaan hanya satu tim, pengamanan saat kedatangan di 35 kabupaten/kota di Jateng. Dengan tiga tim ini bisa bergantian. Pengamanan langsung dilakukan oleh tim dari Mabes polri tapi kalau datang di sini di-back up Polda Jateng," jelasnya. []

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.