Jangan Terlalu Buta, Apalagi Sok Tahu Masalah Politik

Pembicaraan politik dengan sudut pandang berbeda seringkali berujung dengan kesalahpahaman.
Ilustrasi. (Foto: Pexels/Element5 Digital)

Jakarta, (Tagar 16/12/2018) - Menjelang tahun politik 2019, diskusi pemilihan umum semakin memanas. Obrolan politik terjadi di mana-mana, mulai dari kedai kopi, acara reuni, hingga pertemuan keluarga. 

Pembicaraan politik dengan sudut pandang berbeda seringkali berujung dengan kesalahpahaman. Pasalnya isu politik seringkali meningkatkan emosi dan membuat kita merespons dengan cara yang membuat orang lain berpikir, "Dia tidak mengerti saya" atau "Tidak ada gunanya berbicara dengannya."

Untuk itu, sebelum memulai obrolan politik, ada baiknya kita mempertimbangkan banyak hal. Berikut kesalahan umum saat ngobrol politik seperti dilansir Psychology Today.

Memberi Cap Negatif pada Orang Lain

Apakah baik memberi label pada orang-orang yang tidak sependapat? Apakah dengan mengecap mereka sebagai orang bodoh, tidak berpendidikan, naif, dan bahkan rasis? Coba pikirkan bagaimana orang lain melihat.

Dalam hidup, kita punya teman atau orang dekat yang seringkali memiliki pandangan yang sama. Tetapi, kita juga akan menemukan berbagai hal yang berbeda satu sama lain. Itu biasa. 

Bukan berarti orang yang dikenal selama bertahun-tahun menjadi jahat, hanya karena perbedaan pandangan politik. Jika memberi label negatif pada orang lain, jangan-jangan hal itu hanya berlandaskan kemarahan dan keputusasaan.

Terlalu Mengambil Hati

Teman tidak harus sepemikiran, khususnya soal politik. Ketika ia mempunyai pandangan dan pilihan berbeda, atau bahkan cenderung menyindir calon pilihan, maka jangan anggap hal itu sebagai penghinaan pribadi.

Jangan sampai memutus hubungan pertemanan yang sudah lama terjalin. Sekali lagi, harus disadari bahwa hubungan pertemanan terjadi di antara dua atau beberapa orang yang berbeda. Jadi, perbedaan adalah hal yang biasa. Perselisihan antara teman adalah sesuatu yang bisa diselesaikan dengan kepala dingin, bukan emosi.

Terlalu Emosional

Begitu banyak diskusi politik diikuti dengan emosi. Merasa kesal karena orang lain tidak setuju dengan pilihan politik yang sama. Bahkan, terkadang orang meledak karena figur politik pilihannya dikritik, meskipun argumennya benar.

Untuk menghindari kejadian yang tidak diiginkan, Harus mengedepankan logika pada saat bicara politik, dengan teman, kolega, atau keluarga. Dengan begitu, bisa menilai sesuatu dengan akal sehat. Pahami situasi bahwa tidak semua orang tidak harus menyetujui hal yang sama.

Mengabaikan Hal Positif

Selalu mengabaikan semua hal positif dari pihak yang berlawanan? Seolah-olah segala sesuatu tentang pihak yang berseberangan adalah hal mengerikan, bodoh, atau tidak kompeten. Sikap ini justru akan membuat terlihat seperti seseorang yang tidak rasional.

Perlu memandang sesuatu dengan lebih beragam, kompleks, dan seimbang. Jika terlibat pembicaraan tentang dua partai politik utama atau dua calon pemimpin tentang program kerja, maka perlu kompromi, saling memberi dan menerima.

Terlalu Menggeneralisasi

Coba tanyakan kembali ke, apakah menyamakan semua pemilih calon pemimpin A sebagai orang yang rasis? Atau, sebaliknya, pemilih calon pemimpin B adalah pendukung komunis?

Kalau begitu, perlu diketahui bahwa pemilih di Indonesia banyak, beragam, dan punya bermacam alasan. Tidak bisa menyamaratakan semuanya. 

Jika benar-benar ingin tahu bagaimana cara berpikir orang yang punya pandangan politik berseberangan, maka ajaklah diskusi dengan baik. Pahami latar belakang dan pengalaman yang membuatnya mengerucutkan pilihan ke satu sisi.

Meramal

Mungkin memiliki harapan calon pemimpin yang di pilih akan menjadi presiden. Setelah memahami visi misi pemimpin, program kerja adalah yang paling tepat untuk kemajuan bangsa.

Tapi, jangan sampai kebablasan, dan berlagak seperti peramal. Dengan data minim dari media massa saja, dan tanpa kemampuan sebagai ahli statistik, Memprediksi hasil pemilihan dan kemungkinan yang terjadi setelahnya. 

Misalnya, yakin bahwa pemimpin A akan terpilih karena kebanyakan calon pemilih dari kalangan menengah ke bawah. Jika terpilih, maka kondisi ekonomi akan membaik. Jangan menggunakan emosi untuk memprediksi masa depan.

Jika sudah memahami berbagai kesalahan umum saat ngobrol politik, maka jangan meniru atau mengulanginya di masa mendatang. Dengan begitu, Anda bisa diskusi politik sehat kapan saja, di mana saja. []

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.