Tokyo, (Tagar 13/11/2017) – Penguasa Korut, Kim Jong Un, dikabarkan telah menyurati Ketua Dewan Federasi Rusia, Valentina Matviyenko, yang isi suratnya mengatakan bahwa Pyongyang siap menyerang Washington dengan nuklir.
Merespons kabar itu, dalam pertemuan di Filipina, Senin (13/11) Presiden AS, Trump, PM Australia, Turnbull dan PM Jepang, Abe, langsung membicarakan ancaman Pyongyang.
"Masalah rudal Korut sangat mendesak untuk dibicarakan. Kami ingin perdamaian dan stabilitas di kawasan ini," kata Abe. Sementara itu, Turnbull mengungkapkan bahwa negaranya juga ingin berusaha menghentikan provokasi Korut.
Dari Pyongyang dikabarkan bahwa untuk membiayai program nuklirnya, Korut memanfaatkan jaringan proyek konstruksi di luar negeri untuk memastikan aliran mata uang asing masuk ke Pyongyang. Hal itu diungkapkan, Virgine Gzelczyk, penulis buku North Korea's New Diplomacy: Challenging Political Isolation in the 21st Century.
"Biaya rudal Korut didapat dari proyek konstruksi dan pembangunan monumen serta mengirim ribuan pekerja ke negara-negara Arab seperti Qatar," kata Gzelczyck, mengutip Express.co.uk, (11/11).
Menurut sejumlah pakar, sanksi internasional, tidak akan mampu menjinakkan Korut. Untuk itu, masih kata para pakar, AS harus invasi ke Korut untuk menghentikan program nuklir Pyongyang.(Express.co.uk)