Inilah Rasmus Paludan, Pembakar Alquran di Swedia yang Disebut Mirip Donald Trump

Dalam video Desember 2018, Paludan mengatakan bahwa musuhnya adalah Islam dan Muslim.
..

TAGAR.id, Jakarta - Juru bicara kepolisian melaporkan kerusuhan pecah dalam unjuk rasa menentang pembakaran Al-Quran di Swedia. Puluhan orang terluka akibat kerusuhan di Swedia yang tersebut. Polisi telah menangkap sejumlah orang yang disebut terlibat kerusuhan pada Selasa, 19 April 2022.

Mereka ditangkap di Linköping dan Norrköping tempat kekerasan dimulai pada hari Jumat, 15 April 2022 lalu

 "Akan ada lebih banyak lagi yang ditangkap," kata juru bicara kepolisian.

Sebelumnya, kerusuhan pecah di beberapa kota selatan Swedia setelah aksi pembakaran oleh Rasmus Paludan, pemimpin partai sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras) Denmark. 

Paludan yang merupakan aktivis anti-Muslim, memposting foto dirinya di media sosial dengan Al-Quran yang terbakar.  Bahkan, dia menyatakan akan membakar lebih banyak lagi Alquran.

Paludan yang merupakan politisi sayap kanan asal Denmark itu disebut sebagai dalang di balik aksi pembakaran Al-Quran di Swedia. Kejadian itu menimbulkan demonstrasi balasan yang tidak berhenti sampai Minggu, 17 April 2022.

Paludan juga diketahui pernah menggelar unjuk rasa serupa yang berakhir dengan rusuh beberapa tahun terakhir. Pada November 2020, ia ditangkap di Prancis dan kemudian dideportasi.

Siapa sebenarnya Rasmus Paludan Dilansir dari Euronews, Paludan adalah pendiri partai Stram Kurs (Garis Keras) Denmark yang memegang kewarganegaraan Swedia.

Misi partai Paludan adalah melarang imigran, pengungsi, hingga Umat Islam. Partai Garis Keras itu didirikan atas jatuhnya partai nasionalis Partai Rakyat Denmark (DPP).

Dalam video Desember 2018, Paludan mengatakan bahwa musuhnya adalah Islam dan Muslim. 

"Hal terbaik adalah jika tidak ada satu pun Muslim yang tersisa di bumi ini. Maka kita akan mencapai tujuan akhir kita," katanya.

Sejak mendirikan partainya pada Juli 2017, Paludan mendapat keterikatan pengikut di media sosial. Dia muncul dengan memanfaatkan ketenaran virtual di kalangan remaja.

Pada bulan April 2019, pengadilan Denmark memutuskan Paludan bersalah atas rasisme setelah ia berpendapat bahwa orang-orang dari Afrika kurang cerdas.

Martin Krasnik, pemimpin redaksi surat kabar Denmark "Weekendavisen", menyebut Paludan seorang Nazi dalam editorial miliknya pada 2019 silam. Dia mengatakan bahwa Paludan jelas akrab dengan hukum Nuremberg dari Jerman era Nazi. Paludan menyangkal memiliki hubungan dengan Nazisme.

Menurut Spesialis Pemilu dan Profesor Ilmu Politik Universitas Kopenhagen, Kasper Møller Hansen, mengatakan gaya Paludan tidak jauh berbeda dengan Donald Trump di Amerika Serikat. 

"Dia menyalahkan kemapanan, media, sering berbohong. Tapi pemilihnya tidak peduli," katanya

Pada Juni 2020,  Paludan divonis satu bulan penjara dengan dua bulan tambahan hukuman percobaan setelah dinyatakan bersalah atas 14 akun rasisme, pencemaran nama baik, dan kekerasan jalanan.

Dilansir dari TRT World,  Paludan adalah seorang pengacara dan seorang YouTuber yang berniat mencalonkan diri dalam pemilihan legislatif Swedia pada September. Namun, saat itu belum mengantongi dukungan yang cukup sehingga tak terpilih. []


Baca Juga

Google Digugat Perusahaan Internet Swedia 2,1 Miliar Euro

Penjualan Buku di Swedia Pecahkan Rekor Saat Pandemi Covid-19

Swedia Tangkap Dua Perempuan Terkait ISIS

Pandemi Covid-19 Bikin Swedia Defisit Sperma


Berita terkait
Fakta-fakta Aksi Pembakaran Alquran di Swedia
Pembakaran Alquran oleh kelompok sayap kanan anti-imigran memicu terjadinya bentrokan di Kota Swedia selama empat hari.
Negara Muslim Kecam Kasus Pembakaran Al-Quran di Swedia
Sejumlah kerusuhan yang dipicu oleh aksi protes memanas di Swedia dalam beberapa hari terakhir menyusul peristiwa pembakaran Al-Quran.
Finlandia dan Swedia Akan Bergabung dengan NATO
Menyusul invasi Rusia ke Ukraina dorong Finlandia dan Swedia untuk evaluasi kembali posisi netral mereka yang berlangsung selama Perang Dingin
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.