Sleman - Gunung Merapi mengalami peningkatan aktivitasnya belakangan ini. Pengamatan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menunjukkan bahwa Gunung Merapi hingga 15 November 2020 kemarin telah mengalami 91 kali gempa guguran.
Tak hanya itu, berdasarkan hasil pengamatan dari BPPTKG menunjukkan bahwa gempa hybrid atau fase banyak tercatat 230 kali terjadi, gempa hembusan terjadi 49 kali, gempa vulkanik dangkal terjadi 36 kali dan terjadi satu kali gempa frekuensi rendah dan gempa tektonik.
Seperti dilansir dari Antara, pengamatan BPPTKG menunjukkan bahwa belum terlihat adanya asap solfatara di atas kawah Gunung Merapi. Peningkatan aktivitas Gunung Merapi mengakibatkan gunung ini berada pada level III atau Siaga.
Gunung Merapi yang garang ternyata menyimpan sejumlah mitos dan cerita mistis yang berkembang di masyarakat. Konon katanya, Gunung Merapi juga dihuni oleh makhluk tak kasat mata atau disebut juga dengan bangsa alus (makhluk halus).
Penduduk lokal yang tinggal di sekitar Gunung Merapi memiliki kepercayaan terkait dengan tempat-tempat sakral atau angker.
Tempat-tempat tersebut dipercaya dijaga oleh mahkluk halus yang tak dapat diganggu. Tak hanya itu, tempat-tempat ini juga dipercaya dijaga oleh kekuatan ghaib yang harus dihormati.
Penduduk setempat pantang untuk melakukan kegiatan seperti menebang pohon, merumput maupun mengambil dan memindahkan benda-benda yang ada di wilayah itu.
Lalu penduduk sekitar juga pantang untuk berbicara kotor, kencing maupun buang air besar disekitar area itu karena dipercaya akan mengakibatkan penunggu tersinggung.
Tempat yang dipercaya paling angker di kawasan Gunung Merapi adalah kawah Merapi yang dipercaya sebagai istana dan pusat dari keraton makhluk halus.
Di bawah puncak Gunung Merapi terdapat tempat bebatuan dan berpasir yang dinamakan 'Pasar Bubrah', masyarakat mempercayai bahwa tempat ini sangatlah angker. Pasar Bubrah dipercaya masyarakat sebagai pasar besar milik Keraton Merapi.
Pada batu besar yang terletak berserakan, masyarakat menganggap itu adalah warung dan meja kursi dari makhluk halus. Tak hanya dua tempat itu, terdapat Gunung Wutoh yang dipercaya sebagai pintu utama Keraton Merapi.
Gunung Wutoh mitosnya dijaga oleh makhluk halus yang bernama 'Nyai Gadung Melati', ia mempunyai tugas melindungi hewan dan tanaman beserta lingkungan Gunung Merapi. Tempat lain yang dianggap angker adalah daerah sekitar makam Sjech Djumadil Qubro karena makam ini merupakan makam nenek moyang penduduk yang harus dihormati.
Tempat-tempat seperti hutan, sumber air, sungai, petilasan dan jurang juga dianggap angker. Beberapa hutan yang dianggap angker adalah Hutan Patuk Alap-Alap, Hutan Gamelan dan Bingungan, dan Hutan Pijen dan Blumbang. Bukit Turgo, Telaga Putri, Muncar, Plawangan, Umbul Temanten, Goa Jepang, Bebeng, Watu Gajah dan Ringin Putih juga dipercaya angker.
Dalam kerajaan gaib tersebut, terdapat sebuah pemerintahan dimana Empu Rama dan Empu Permadi menjadi Kepala Negara. Mereka melimpahkan kekuasaannya kepada Kyai Sapu Jagad untuk mengatur keadaan alam Gunung Merapi.
Tak hanya Kyai Sapu Jagad, ada Nyai Gadung Melati yang diberikan tugas untuk memelihara kehijauan tanaman Merapi.
Selain Nyai Gadung Melati, Kartadimeja diberikan tugas untuk memelihara semua ternak keraton dan menjadi komando pasukan makhluk halus. Kartadimeja merupakan tokoh yang paling terkenal dan disukai penduduk karena seringkali memberitahukan kapan Merapi akan meletus dan apa yang harus dilakukan penduduk untuk menyelamatkan diri.
Tokoh terakhir yang ada di Keraton gaib Gunung Merapi adalah Kyai Petruk yang juga dikenal sebagai salah satu prajurit Merapi. []
Baca juga: