Makassar - Selama pelaksanaan operasi patuh 2020 yang digelar sejak tanggal 23 Juli hingga 5 Agustus lalu, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan sanksi teguran mendominasi ketimbang sanksi penilangan.
Operasi tersebut dilaksanakan di seluruh Indonesia, hanya memberikan sanksi teguran terhadap para pengedara kendaraan baik roda dua maupun roda yang terjaring. Pasalnya, Operasi Patuh dilaksanakan ditengah pandemi Covid-19.
Angka ini lebih kecil jika dibandingkan tahun 2019 lalu, karena tahun tidak ada target tilang.
Direktur Lalu Lintas Polda Sulsel, Kombes Pol Frans Sentoe menuturkan, alasan masih pandemi Covid-19 di Sulsel sehingga sanksi teguran mendominasi ketimbang sanksi penilangan di Operasi Patuh kali ini.
"Masih situasi pandemi Covid-19, makanya penindakan lebih banyak teguran. Kalaupun kami tilang itu pelanggaran khususnya pelanggaran mengakibatkan fatalitas lalu lintas, seperti tidak memakai helm, melawan arus, tidak punya SIM, termasuk kendaraan melebihi batas penumpang atau angkutannya," kata Dir Lantas Polda Sulsel, Sabtu 8 Agustus 2020.
Berdasarkan data selama pelaksanaan Operasi Patuh tercatat sebanyak 10.576 penindakan teguran yang diberikan pengendara. Sementara, untuk sanksi tilang sebanyak 6.684.
Kabag Bin Opsnal Ditlantas Polda Sulsel, AKBP Suratmin menuturkan, jika dibandingkan dengan operasi sebelumnya angka tersebut mengalami penurunan.
"Angka ini lebih kecil jika dibandingkan tahun 2019 lalu, karena tahun tidak ada target tilang. Kalau tahun lalu ada 20.812 pengendara yang tilang, kalau diberi teguran ada 6.684 pengedara. Sehingga jika dilihat dari persentasenya sebesar 543,99 persen naik untuk jumlah teguran, kalau tilang menurun hanya 667,88 persen," beber Suratmin.
Kalau angka kecelakaan lalu lintas sebut AKBP Suratmin mengalami kenaikan kasus sebesar 6,12 persen. Dimana pada tahun 2019 sebanyak 98 kasus dan tahun ini mengalami kenaikan sebanyak 104 kasus.
Sementara, kata Suratmin untuk korban meninggal dunia pada kasus lakalantas tahun 2019 lalu sebanyak 19 orang, dan tahun 2020 ini mengalami penurunan yang sangat signifikan yang hanya tercatat sebanyak 9 orang. Kalau untuk luka berat pada tahun 2019 sebanyak 15 orang dan di tahun ini hanya 8 orang.
Tetapi lanjut dia, untuk luka ringan justru mengalami kenaikan di tahun 2019 tercatat 112 orang, tahun ini menjadi 117 orang.
"Hasil ini sudah bagian dari keberhasilan kita untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas termasuk efek yang ditimbulkannya," ujarnya.
Selama pelaksanaan operasi adapun titik fokus Operasi Patuh tahun 2020 kata Suratmin yakni, penggunaan helm standar SNI, melawan arus lalu lintas, penggunaan handphone saat berkendara, berkendara dengan kecepatan tinggi, pengedara anak dibawa umur dan pengendara dibawa pengaruh alkohol. []