Ini Dia Lima Sutradara dalam Satu Film Bertema Pancasila

Lima sutradara menerjemahkan lima sila Pancasila dalam bangunan satu cerita utuh.
Lima sutradara berkolaborasi dalam film ‘Lima’ adalah Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Lola Amaria, Harvan Agustriansyah, dan Adriyanti Dewanto. (Foto: Instagram/Lola Amaria)

Jakarta, (Tagar 22/4/2018) - Lima sutradara berkolaborasi dalam film ‘Lima’ adalah Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Lola Amaria, Harvan Agustriansyah, dan Adriyanti Dewanto.

Shalahuddin Siregar memulai kariernya sebagai pembuat film setelah menjadi finalis Eagle Award 2005. Setelah lima tahun berproses, ia merilis film dokumenter panjang pertamanya berjudul 'Negeri di Bawah Kabut' pada 2011. Selain membuat film, ia juga menulis dan memotret. Baginya film, foto, dan tulisan adalah medium, yang penting adalah cerita yang ingin disampaikan.

"Waktu saya ajak dia membuat film ini, dia lagi bikin film 'Pesantren', dan ketika ditawarkan langsung setuju," kata Lola Amaria, produser sekaligus sutradara film 'Lima'.

Sutradara Film LimaMenyatukan lima sutradara dalam sebuah film merupakan tantangan tersendiri.

Tika Pramesti sebelumnya pernah menyutradarai film berjudul '1/2' bagian dari film ‘Sanubari Jakarta’. Harvan Agustriansyah peraih sejumlah penghargaan internasional lewat film pendek 'Pangreh'. Adriyanti Dewanto mendapatkan Piala Citra FFI sebagai sutradara terbaik untuk film 'Tabula Rasa'. Lola Amaria sendiri memiliki minat khusus pada tema sosial, sebelumnya ia sudah membuat film bertema sosial di antaranya 'Negeri Tanpa Telinga' dan 'Jingga'.

Masing-masing sutradara ini mendapat bagian untuk menggarap cerita dari setiap sila di Pancasila. Setiap karakter memainkan cerita berbeda tergantung sila yang diangkat yang kemudian lima cerita tersebut digabungkan dalam satu plot utuh.

Shalahuddin memegang sila pertama, Tika sila kedua, Lola sila ketiga, Harvan sila keempat, dan Adriyanto sila kelima.

Film 'Lima' bercerita tentang Fara, Aryo, dan Adi yang baru saja kehilangan ibu mereka, Maryam. Tidak cuma ketiga anaknya, Ijah, sang asisten rumah tangga juga kehilangan Maryam.

Konflik timbul mengenai cara Maryam dimakamkan. Maryam adalah seorang muslim, sementara dari ketiga anak, yang muslim cuma Fara.

Sutradara Film LimaKerja keras sejak Oktober 2017 itu selesai juga. Tinggal menghitung hari untuk menonton film Lima.

Masalah kemudian berkembang ke anak-anak Maryam setelah ditinggalkan. Adi yang kerap dirisak suatu ketika harus menyaksikan peristiwa yang tidak berperikemanusiaan. Adi berusaha membantu semampunya, walaupun untuk itu ia harus berhadapan dengan Dega, teman sekolah Adi yang kerap merisak Adi.

Sementara Fara menghadapi masalahnya sendiri di pekerjaannya sebagai pelatih renang. Menentukan atlet yang harus dikirim ke Pelatnas dengan tidak memasukkan unsur ras ke dalam penilaian. Dia menghadapi tantangan dari pemilik klub. Padahal, para muridnya yang notabene adalah remaja tidak pernah mempermasalahkan warna kulit mereka.

Lalu Aryo, sebagai anak kedua dan lelaki tertua di keluarganya, sepeninggal Maryam, harus menjadi pemimpin ketika masuk ke wilayah persoalan warisan yang ditinggalkan Maryam.

Sementara Ijah juga memiliki masalahnya sendiri. Dia terpaksa pulang kampung untuk menyelamatkan keluarganya sendiri. Menuntut keadilan yang seringkali tak mampir ke orang kecil seperti dirinya.

Film ini membuat orang berpikir tentang Tuhan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah, dan Keadilan.

Skenario film 'Lima' ditulis Tittien Watimena dan Sinar Ayu Massie, dibintangi Prisia Nasution, Yoga Pratama dan beberapa pendatang baru.  

Proses pembuatan film 'Lima' sejak Oktober 2017, syuting mulai 4 Februari 2018, dijadwalkan rilis bioskop bertepatan hari lahir Pancasila, 1 Juni 2018.(af)

Berita terkait