Indonesia Kembangkan Fashion Batik, Didukung Desainer Anne Avantie

Indonesia kembangkan Fashion Batik, didukung desainer Anne Avantie. "Industri fashion Tanah Air memiliki comparative dan competitive advantage, produk fashion kita memiliki kualitas yang baik dan mampu di terima di pasar internasional,” kata Gati Wibawaningsih.
Perajin menyelesaikan pembuatan batik di salah satu pusat kerajinan batik di Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/8/2018). Kemenperin mencatat nilai ekspor batik dan produk batik pada tahun 2017 mencapai 58,46 juta Dolar AS atau setara Rp 820,4 miliar dengan pasar utama Jepang, Amerika Serikat dan Eropa. (Foto: Ant/Nurul Ramadhan)

Jakarta, (Tagar 15/8/2018) - Indonesia kini dikenal pasar batik dunia sebagai market leader, alias negara yang menguasai pasar batik dunia.

Anne Avantie berkata, Indonesia adalah negeri yang berkembang karena punya kemampuan kloning yang luar biasa.

"Batik harus dilihat dari beberapa sudut pandang. Sudut pandang bisnis, industri kreatif, dan yo wis merem (sudahlah tutup mata). Yang penting semua jalan," kata Anne, perancang busana Indonesia asal Semarang.

Hal itu dia kemukakan saat pembukaan Pasar Tiban Anne Vantie di Grand Atrium Mall Kota Kasablanka, Selasa (26/6/2018).

Namun demikian, Indonesia belum bisa bersantai-santai dengan sebutan itu, sebab masih ada negara lain yakni Malaysia, China, dan Singapura yang siap menggeser kedudukan Indonesia.

"Persaingan dengan Malaysia, China dan Singapura yang juga memproduksi batik perlu kita waspadai agar tidak menggeser posisi daya saing batik nasional," ungkap Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih dalam keterangannya, di Jakarta, Rabu (15/8).

Ekspor Batik IndonesiaPerajin menyelesaikan pembuatan batik di salah satu pusat kerajinan batik di Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/8/2018). Kemenperin mencatat nilai ekspor batik dan produk batik pada tahun 2017 mencapai 58,46 juta Dolar AS atau setara Rp 820,4 miliar dengan pasar utama Jepang, Amerika Serikat dan Eropa. (Foto: Ant/Nurul Ramadhan)

Agar posisi Indonesia tak tergeser, tentunya Indonesia harus menjaga dan melestarikan nilai budaya batik. Misalnya, dengan cara menguatkan branding batik dan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual.

Seperti yang dilakukan oleh Desainer Anne Avantie, yang telah konsisten menggelar acara Pasar Tiban, dengan melibatkan pelaku IKM.

"Pasar Tiban yang digelar oleh Ibu Anne Avantie ini merupakan salah satu bentuk dukungan desainer terhadap upaya pemerintah dalam mengembangkan industri fashion nasional dan hal ini perlu dicontoh oleh desainer lainnya," terangnya saat hadir pada pergelaran Pasar Tiban Anne Avantie dengan tema “Sekali Merdeka Tetap Merdeka" di Jakarta, Rabu (15/8).

Menurut dia, kegiatan Pasar Tiban patut ditiru oleh desainer lainnya. Sebab, kolaborasi desainer dan IKM dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan mampu meningkatkan perekonomian nasional.

"Industri fashion Tanah Air memiliki comparative dan competitive advantage, produk fashion kita memiliki kualitas yang baik dan mampu di terima di pasar internasional. Sentuhan wastra seperti batik dan tenun menjadikan ciri khas produk fashion Indonesia yang tidak dimiliki negara lain,” sambungnya.

Sampai tahun 2017, Kemenperin mencatat nilai ekspor batik dan produk batik mencapai 58,5 juta dolar AS dengan pasar utama Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.

Dengan nilai perdagangan produk pakaian jadi dunia yang mencapai 442 miliar dolar AS, maka peluang besar bagi industri batik Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya. []

Berita terkait