IMWA 2017 Hargai TKI, Bupati Sambas: Saya Bangga, Ini Jadi Motivasi

"Sebagai bupati, saya jelas merasa bangga. Saya harap ini juga menjadi motivasi bagi tenaga kerja lainnya, untuk berbuat yang terbaik," ujar Atbah.
PENGANUGERAHAN IMWA 2017: Bupati Sambas, Kalbar, Atbah Romin Suhaili (kanan) berfoto bersama Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Sambas, Kalbar, Bambang Kartiko Dirun yang menjadi pemenang ke-3 kategori Timber Industry pada perhelatan Indonesian Migrant Workers Award (IMWA) 2017 di Kuching, Malaysia, Sabtu (28/10) malam. Sebanyak sembilan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Sarawak meraih penghargaan terbaik untuk kategori Oil Palm Industry, Timber Industry dan Construction/Manufacturing Industry dalam perhelatan IMWA 2017 yang digelar Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) untuk Kuching, Sarawak, Malaysia. (Foto: Ant/Jessica Helena Wuysang)

Kuching, (Tagar 29/10/2017) – Ajang penghargaan "The Indonesian Migrant Workers Award 2017" yang dilaksanakan oleh KJRI untuk Kuching, Serawak, Malaysia pada Sabtu (28/10) malam mendapat apresiasi Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili dan Bupati Bengkayang Suryatman Gidot.

"Menurut saya, ini ajang penghargaan yang sangat positif dan dapat memacu semangat kerja dari tenaga kerja kita yang bekerja di Kuching. Makanya, saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena sangat besar manfaatnya," kata Atbah di Kuching, Minggu (29/10).

Dia mengatakan, hal yang paling penting adalah, dengan penghargaan tersebut, para TKI diharapkan dapat mengurus berbagai dokumen yang diperlukan, mengingat untuk mendapatkan penghargaan ini, TKI yang menjadi pemenang harus memiliki dokumen yang lengkap.

"Jadi, saya rasa ini, juga bisa memacu tenaga kerja kita yang illegal, untuk mengurus dokumennya," tuturnya.

Atbah juga menyampaikan rasa bangganya karena satu TKI asal Sambas, Bambang K Dirun, berhasil menjadi runner up pada kategori Timber Industry dalam ajang IMWA 2017 dan berhasil mendapatkan RM 7.000.

"Sebagai bupati, saya jelas merasa bangga karena meski jauh dari keluarga, namun tenaga kerja kita bisa menorehkan prestasi di perantauannya. Saya harap ini juga menjadi motivasi bagi tenaga kerja lainnya, untuk berbuat yang terbaik," ujar Atbah.

Di tempat yang sama, Bupati Bengkayang, Suryatman Gidot juga menilai apa yang dilakukan KJRI di Kuching, melalui kegiatan IMWA tersebut menjadi salah satu bukti perhatian pemerintah kepada TKI.

"IMWA ini menjadi sarana pemerintah untuk membangun komunikasi dengan TKI dan pihak perusahaan yang ada di Kuching. Meski berada di luar negeri, TKI yang ada, tetap harus mendapatkan pembinaan, dan KJRI telah melakukan hal itu, sehingga hal ini patut kita apresiasi," kata Gidot.

Dia berharap, melalui IMWA tersebut para TKI yang ada di Kuching yang notabenenya berasal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia bisa memperkuat silahturahmi antara TKI.

"Saya juga berharap, para TKI yang ada dapat melengkapi dokumen bekerja mereka, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ucapnya.

Sembilan TKI

Diketahui, ada sembilan TKI dari berbagai daerah di Indonesia yang bekerja di Serawak dinyatakan sebagai pemenang dalam kegiatan "The Indonesian Migrant Workers Award 2017" yang dilaksanakan oleh KJRI untuk Kuching, Serawak, Malaysia.

[caption id="attachment_25860" align="aligncenter" width="712"] PENGANUGERAHAN IMWA 2017: Konsul Jenderal (Konjen) Republik Indonesia untuk Kuching, Malaysia, Jahar Gultom (kanan) berfoto bersama Rahmat (dua kanan) yang menjadi Overall Winner Indonesian Migrant Workers Award (IMWA) 2017 di Kuching, Malaysia, Sabtu (28/10) malam. Sebanyak sembilan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Sarawak meraih penghargaan terbaik untuk kategori Oil Palm Industry, Timber Industry dan Construction/Manufacturing Industry dalam perhelatan IMWA 2017 yang digelar Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) untuk Kuching, Sarawak, Malaysia. (Foto: Ant/Jessica Helena Wuysang)[/caption]

"Para pemenang ini berhasil menyisihkan 108 nominasi TKI terbaik yang diseleksi dari seluruh perusahaan yang ada di Serawak," kata Konjen RI untuk Kuching, Jahar Gultom.

Dia menjelaskan, dibanding IMWA tahun 2016 lalu, untuk tahun ini jumlah pesertanya lebih banyak. Demikian dengan perusahaan yang berpartisipasi dalam kegiatan ini juga lebih banyak.

"Mereka berkesan, karena pada kegiatan IMWA yang pertama, banyak perusahaan melihat keseriusan KJRI dalam memperhatikan tenaga kerja kita yang ada disni, sehingga pada kegiatan IMWA 2017 ini, mereka antusias untuk ikut berpatisipasi," tuturnya. (ant/yps)

Berita terkait
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.