TAGAR.id, Texas, AS - Perjalanan Lihua Wu, WN China, ke Amerika Serikat (AS) dimulai ketika dia menelusuri kata-kata “Rute,” salah satu dari beberapa tagar umum di Douyin, mitra TikTok di China, yang menasihati para imigran tentang perjalanan darat melalui Amerika Latin ke AS, yang juga dikenal secara online sebagai “Si Cantik Besar.”
Pada saat ibu tunggal dan putrinya yang berusia lima tahun itu ditangkap oleh Patroli Perbatasan AS (CBP) di jalan tanah dekat perbatasan AS-Meksiko tepat sebelum tengah malam pada tanggal 2 April 2023 lalu, Wu mengatakan dia mengandalkan media sosial untuk instruksi terperinci untuk perjalanannya, termasuk alas kaki (sandal jepit serta sepatu lintas alam) dan cara menemukan serta membayar pemandu lokal yang andal.
Kesulitan mendapatkan visa AS dan guncangan ekonomi setelah penguncian Covid-19 di China telah menyebabkan peningkatan tajam jumlah warga negara (WN) China yang datang ke perbatasan AS-Meksiko. Sebagian dari pendatang, seperti Wu, belajar tentang cara online. Ini dikataka oleh para imigran, pakar imigrasi, pengacara, dan mantan pejabat AS kepada Kantor Berita Reuters.
Selama tiga minggu memotret dan melaporkan dari bentangan perbatasan terpencil di tenggara Texas, Reuters menyaksikan ratusan imigran dari China menyeberang ke AS dan mewawancarai puluhan di antara mereka dalam bahasa Mandarin.

Semua yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka mendapat ide untuk mengambil rute darat ke AS dari media sosial dan memanfaatkan influencer, grup pribadi, dan komentar untuk merencanakan perjalanan mereka.
Sekitar setengahnya mengatakan bahwa mereka adalah pemilik usaha kecil di China, menjalankan toko online, peternakan domba, perusahaan produksi film.
Beberapa imigran dari China itu mengenakan kalung salib dan membawa Alkitab berbahasa Mandarin. Mereka mengaku sebagai orang Kristen yang merasa tidak dapat dengan bebas menjalankan agamanya di negara asal. Konstitusi China menjamin kebebasan beragama, tetapi dalam beberapa tahun terakhir para kritikus termasuk pemerintah AS mengatakan Beijing telah memperketat pembatasan terhadap kebebasan beragama yang dianggap sebagai tantangan bagi otoritas Partai Komunis yang berkuasa.
Kedutaan Besar China di Washington mengatakan dalam email kepada Kantor Berita Reuters bahwa pemerintah menentang migrasi ilegal, yang “merupakan masalah internasional yang membutuhkan kerja sama antar negara.” Email itu tidak menanggapi permintaan komentar tentang masalah kebebasan beragama.
Penangkapan warga negara China di perbatasan AS-Meksiko mencapai lebih dari 6.500 dalam enam bulan sejak Oktober 2022, rekor tertinggi dan peningkatan lebih dari 15 kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, menurut data CBP.
Walaupun jumlah itu hanya merupakan sebagian kecil dari ratusan ribu imigran yang tiba di perbatasan barat daya AS dengan Meksiko, orang dari China secara demografi tumbuh paling cepat dalam enam bulan itu, menurut data CBP. (lt/uh)/Reuters/voaindonesia.com. []