IMF Sebut Jalur Ekonomi ke Depan Terjal dan Berkabut

“Kemiskinan dan kelaparan bisa semakin meningkat, tren berbahaya yang dimulai dari krisis Covid,” kata Georgieva
Kepala Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva, saat menghadiri pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, 17 Januari 2023. (Foto: voaindonesia.com/Fabrice COFFRINI/AFP)

TAGAR.id, Washington DC, AS - Kepala Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva, mengatakan Kamis, 6 April 2023, ekonomi dunia diperkirakan akan tumbuh kurang dari tiga persen pada tahun 2023, turun dari 3,4 persen tahun lalu, sehingga meningkatkan risiko kelaparan dan kemiskinan secara global.

Georgieva mengatakan pertumbuhan diperkirakan akan tetap pada kisaran tiga persen untuk lima tahun ke depan. Dia menyebutnya sebagai “perkiraan pertumbuhan jangka menengah terendah sejak 1990, dan jauh di bawah rata-rata 3,8 persen dari dua dekade terakhir.”

Dia mengatakan pertumbuhan yang lebih lambat akan menjadi “pukulan berat,” sehingga semakin sulit bagi negara-negara berpenghasilan rendah untuk mengejar ketertinggalan. “Kemiskinan dan kelaparan bisa semakin meningkat, tren berbahaya yang dimulai dari krisis Covid,” kata Georgieva.

Komentar Georgieva pada acara Meridian-Politico itu disampaikan menjelang pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia minggu depan di Washington, di mana para pembuat kebijakan akan bersidang untuk membahas masalah ekonomi global yang paling mendesak.

kantor pusat imf di washingtonSeorang pria berjalan melewati logo Dana Moneter Internasional (IMF) di kantor pusatnya di Washington DC, AS, 10 Mei 2018. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Yuri Gripas)

Pertemuan tahunan itu akan berlangsung selagi bank-bank sentral di seluruh dunia terus menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi yang tidak kunjung mreda dan krisis utang yang sedang berlangsung di negara-negara berkembang sehingga mendorong beban utang lebih tinggi, mencegah pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia.

Kepala IMF itu mengatakan suku bunga yang terus-menerus tinggi, rangkaian kegagalan bank di AS dan Eropa, dan perpecahan geopolitik yang semakin dalam telah mengancam stabilitas keuangan global. (lt/ka)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
IMF Imbau Negara-negara Agar Waspada Hadapi Risiko Stabilitas Keuangan yang Meningkat
Lembaga tersebut menyerukan negara-negara untuk meningkatkan kewaspadaan meskipun tindakan negara-negara maju berhasil menahan gejolak pasar