IHSG Diperkirakan Menguat, Cermati Empat Saham Ini

Pada akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,43% atau 21,45 poin ke level 5.031.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Senin, 9 aAret 2020 sore, ditutup melemah 6,58 persen atau 361,73 poin ke level 5.136,80 yang merupakan level terendah sejak Desember 2016. (Foto: Antara/Galih Pradipta/foc)

Jakarta - Pada akhir pekan, Jumat, 10 Juli 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,43% atau 21,54 poin ke level 5.031. Koreksinya tertahan oleh MA5 (moving everage - pergerakan rata-rata dari suatu saham dalam rentang waktu tertentu - MA5 berarti pergerakan periode jangka waktu sangat pendek yakni lima hari).

IHSG  ditutup melemah membentuk konsolidasi  dengan menguji level support (batas bawah penurunan) di posisi 4.980. Indeks diperdagangkan dengan volume transaksi yang relatif sepi sekitar Rp 6,65 triliun dengan asing saat ini masih membukukan aksi beli sebesar Rp 96 miliar. 

Baca Juga: IHSG Terkoreksi 0,42%, Saham BRIS Diburu Lokal

Pelemahan indeks dibebani oleh sektor properti (-1,187%), aneka industri (miscellaneous industry - -1,135%), konsumer (-1,005%), agrikultur (-0,93%), manufactur (-0,816%), infrastruktur (-0,555%), pertambangan (-0,545%), perdagangan (-0,542%), industri dasar (-0,354%), kendati ditopang oleh sektor keuangan  (0.144%).

Sektor keuangan masih mencoba mengalami penguatan meskipun kurang signifikan. Erdhika Sekuritas dalam analisanya menyebutkan bahwa IHSG pada perdagangan hari ini, Senin, 13 Juli 2020 diperkirakan akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan menguat pada range pergerakan 4.980 - 5.070.

Sementara MNC Sekuritas dalam analisa hariannya menyebutkan bahwa, level support terdekat IHSG diperkirakan berada pada rentang  5.009-5.018 dan resistancenya (batas atas kenaikan) pada 5.140. 

MNC Sekuritas  memperkirakan IHSG akan menguji resistance 5.140 untuk membentuk wave [v] dari wave C dengan target berada pada area 5.200-5.250. Pada perdagangan hari ini, untuk support diperkirakan pada rentang 5.009-4.973, dan resistence pada area 5.140- 5.220.

Sebagai bahan informasi, wave atau gelombang yang dimaksud adalah bagian dari Teori Gelombang Elliot yang kerap digunakan dalam analisis teknikal. Dalam teori ini, pergerakan pasar mengikuti siklus psikologi berdasarkan sentimen pasar, bergantian membentuk pola bearish atau tren indeks saham turun dan bulish atau tren naik.  

MNC Sekuritas merekomendasikan empa saham ini. Berikut ulasan singkatnya. 

1. PT Ciputra Development Tbk atau CTRA

Pada akhir pekan, saham CTRA ditutup terkoreksi cukup agresif sebesar 3,7% ke level 650. Selama tidak terkoreksi di bawah 600, pergerakan CTRA saat ini diperkirakan masih berada di awal wave [v] dari wave C dari wave (A). Hal ini berarti CTRA masih berpeluang menguat untuk membentuk wave [v].

MNC merekomendasikan buy on weakness (membeli saat saham tersebut sudah breakout  atau menjebol resisten-resisten tertentu) pada rentang  630-650. Untuk target price pada kisaran 750-855 dan
stoploss di bawah 600.

2. PT Vale Indonesia Tbk atau INCO

Menutup pekan kemarin, 10 Juli 2020, saham INCO terkoreksi tipis 0,3% ke level 3.090 dan membentuk candle doji ( rentang perdagangan yang kecil  dengan harga pembukaan dan penutupan yang hampir sama). Saat ini posisi INCO diperkirakan sedang berada di akhir wave (iv), sehingga koreksi INCO akan relatif terbatas dan berpeluang untuk menguat.

MNC merekomendasi buy on weakness pada rentang 3.000-3.090. Untuk target price pada kisaran 3.350-3.550 dan stoploss di bawah 2.770.

3. Tower Bersama Infrastructure atau TBIG

Ditutup 1.125 pada Jumat, posisi saham TBIG saat ini  diperkirakan sedang berada pada bagian wave iii dari wave (c) dari wave [iii]. Hal ini berarti pergerakan TBIG masih berpeluang untuk melanjutkan penguatannya. Skenario ini akan gagal bila TBIG ditutup di bawah 1.060.

MNC merekomendasikan buy on weakness pada rentang 1.090-1.120. Untuk target price pada kisaran 1.180-1.250 dan stoploss di bawah 1.060.

4. PT Elnusa Tbk atau ELSA

Menutup pekan lalu, saham ELSA ditutup menguat tipis 0,8% ke level 242. Selama ELSA tidak menguat di atas 252, maka diperkirakan ELSA saat ini sedang berada di awal wave (B) sehingga pergerakan saham diperkirakan rentan untuk terkoreksi. Level koreksi terdekat ELSA diperkirakan berada pada level 222 dan idealnya berada di 202.

MNC merekomendasikan sell on strength (menjual saham ketika harga bergerak naik cukup signifikan dalam waktu singkat, atau jika sebuah saham sudah rally panjang) pada rentang 242-250.

Sebelumnya  IHSG pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat, 10 Juli 2020, terkoreksi 0,43% atau 21,54 poin di posisi 5.031,26. Meskipun turun, IHSG masih berada di atas batas psikologis 5.000. 

Simak Pula: Akibat Aksi Jual Asing, IHSG Merosot 0,46 Persen

Selama perdagangan, indeks sempat menyentuh batas tertinggi di posisi 5.076,52 dan level terendah pada 5.022,17 poin. Sebanyak 164 saham mengalami kenaikan harga, 288 saham turun, 174 saham statis. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 6,65 triliun. Sementara volume perdagangan tercatat mencapai 8,98 miliar lembar saham dengan 610.748 kali transaksi.


Berita terkait
Hari Ini IHSG Tembus Level Psikologis 5.076,17 Poin
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 8 Juli 2020 berhasil menembus level psikologis di 5.076,16 poin.
Hari Ini IHSG Diperkirakan Akan Menguat Lagi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selas, 7 Juli 2020 diperkirakan akan melanjutkan penguatan.
Akibat Aksi Jual Asing, IHSG Merosot 0,46 Persen
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Kamis, 9 Juli 2020 ditutup turun 0,46% atau 23,38 poin di posisi 5.052,79.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.