Harga BBM Terus Meroket Bikin Warga AS Lirik Mobil Listrik

Harga bahan bakar minyak (BBM) yang terus melesat membuat banyak warga AS frustrasi dan memusingkan pemerintahan Presiden Joe Biden
Barisan mobil listrik yang terparkir di garasi Universitas California, Irvine, AS, menerima pengisian daya pada 26 Januari 2015 (Foto: voaindonesia.com - Edison Labs/Reuters/Lucy Nicholson)

Jakarta – Harga bahan bakar minyak (BBM) yang terus melesat membuat banyak warga Amerika Serikat (AS) frustrasi dan memusingkan pemerintahan Presiden Joe Biden. Namun, hal ini dapat berarti juga akan semakin mempercepat proses transisi ke penggunaan kendaraan yang menggunakan energi terbarukan, terutama listrik.

Para pakar mengatakan meskipun penjualan kendaraan listrik atau EV cenderung meningkat ketika harga BBM naik, mereka memperingatkan sulitnya menarik garis lurus, atau mengaitkan antara kenaikan harga BBM di pom-pom bensin dengan pembelian mobil.

“Orang-orang membeli mobil listrik karena berbagai alasan. Mereka tidak sepenuhnya bergantung pada harga BBM, tetapi kenaikan harga BBM memperkuat alasan pembelian mobil listrik,” ujar Genevieve Cullen, Presiden Asosiasi Transportasi Kendaraan Listrik (EDTA), sebuah kelompok perdagangan yang mewakili produsen kendaraan listrik.

Menurut data yang dikumpulkan Atlas Public Policy, kelompok yang melacak pasar kendaraan listrik, sejak Januari hingga September tahun ini saja ada sekitar 468.000 kendaraan listrik terjual di AS. Jumlah ini menunjukkan kenaikan sebesar 45 persen dibanding penjualan 323.000 kendaraan listrik selama tahun 2020.

daftar harga bbm di amerikaDaftar harga bahan bakar di salah satu pom bensin di San Diego, California, AS, pada 9 November 2021. Harga bahan bakar melonjak seiring dengan inflasi yang terjadi di Amerika. (Foto: voaindonesia.com - Reuters/Mike Blake)

Jika mengkaji data pada bulan September saja, para konsumen di AS membeli sebanyak 57.000 kendaraan listrik. Jumlah tersebut naik sebanyak 63% dibanding 35.000 kendaraan listrik yang terjual pada September 2020, dan naik 90% dibanding 30.000 kendaraan listrik yang terjual pada bulan yang sama di tahun 2019.

Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja, kenaikan harga BBM membuat kendaraan listrik menjadi menarik. Biaya listrik per satu kilowat jam di Amerika naik dari 13 dolar 5 sen pada Oktober 2020 menjadi 14 dolar 2 sen pada Oktober 2021 atau setara dengan 5,2% kenaikan.

Sebaliknya harga rata-rata satu galon BBM naik dari 2 dolar 23 sen pada Oktober 2020 menjadi 3 dolar 48 sen pada Oktober 2021; atau naik sekitar 56,1%.

“Harga BBM yang tinggi menyulitkan warga Amerika yang mengendarai kendaraan berbahan bakar bensin,” ujar Luke Tonachel, Direktur Natural Resources Defense Council untuk kendaraan dan bahan bakar bersih.

Ia menambahkan bahwa “volatilitas harga minyak dunia yang digunakan untuk harga BBM selalu mengkhawatirkan.”

Namun struktur pasar listrik di Amerika mencegah kenaikan harga secara tajam. “Harga listrik diatur, sehingga cukup stabil,” papar Tonachel, “seorang pengemudi kendaraan listrik dapat membayar seperempat atau kurang, dibanding yang mengendarai kendaraan berbahan bakar bensin.” (em/lt)/voaindonesia.com/VOA. []

AS Umumkan Pelepasan 50 Juta Barel Cadangan Minyak

Exxon Meminjam 1,5 Juta Barel Minyak Mentah Cadangan AS

Cadangan Minyak AS Naik, Harga Minyak Dunia Turun

Biden Kemudikan Mobil Hummer Promosi Kendaraan Listrik AS

Berita terkait
AS Umumkan Pelepasan 50 Juta Barel Cadangan Minyak
Gedung Putih umumkan pelepasan terkoordinasi atas jutaan barel minyak dari cadangan strategis di beberapa negara untuk menurunkan harga energi
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.