Hanoi dan Washington Tingkatkan Kemitraan Namun Aktivis Kecam Masalah HAM

Strategi AS untuk tidak campur tangan dalam urusan politik dalam negeri Vietnam sangat penting bagi Hanoi untuk menyetujui perjanjian tersebut
FILE - Beberapa domba Norfolk Horn dilepasliarkan di Hampstead Heath, London, Inggris, 27 Agustus 2019. (Foto: voaindonesia.com/Kirsty O\'Connor/PA via AP)

TAGAR.id - Hanoi dan Washington (baca: Vietnam dan AS) telah mengumumkan peningkatan hubungan bilateral menjadi kemitraan strategis komprehensif, yang merupakan peringkat teratas dalam hierarki diplomatik Vietnam.

Strategi Amerika Serikat (AS) untuk tidak campur tangan dalam urusan politik dalam negeri Vietnam sangat penting bagi Hanoi untuk menyetujui perjanjian tersebut, seperti dikatakan oleh para ahli.

Namun, para aktivis dan kelompok HAM merasa frustrasi dengan kurangnya fokus pada masalah hak asasi manusia (HAM) seiring dengan semakin memburuknya tindakan keras terhadap masyarakat sipil di Vietnam.

Presiden AS, Joe Biden, tiba di Hanoi pada 10 September 2023 untuk bertemu dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Nguyen Phu Trong. Sore itu, Trong dan Biden mengumumkan bahwa mereka telah menyetujui kemitraan strategis komprehensif untuk perdamaian, kerja sama, dan pembangunan berkelanjutan. Dalam pernyataan bersama yang panjang, sebuah paragraf didedikasikan untuk “promosi dan perlindungan hak asasi manusia.”

Wakil Direktur Human Rights Watch Asia, Phil Robertson, mengatakan hak asasi manusia diperlakukan sebagai “bahan tambahan” dalam kunjungan tersebut.

biden berkunjung ke vietnamPresiden AS, Joe Biden, di Vietnam (Foto: dw.com/id - Luong Thai Linh/AP/picture alliance)

“Pernyataan Gedung Putih setelahnya sangat menyedihkan, menandai ‘dialog’ hak asasi manusia AS-Vietnam yang sedang berlangsung dan hanya menempatkan isu-isu hak asasi manusia pada pertemuan simbolis setahun sekali dengan para pejabat tingkat menengah yang berbicara namun tidak mencapai kesepakatan nyata,” tulis Robertson melalui email.

Penyanyi dan aktivis Do Nguyen Mai Khoi melarikan diri dari Vietnam ke Amerika Serikat pada tahun 2019 setelah diancam akan ditangkap. Dia kecewa dengan pendirian Washington karena dia melihat pihak berwenang memenjarakan semua aktivis di negara itu “yang tidak mau tinggal diam atau hidup dalam persembunyian” dan pemerintah mulai menangkapi aktivis lingkungan hidup dan pemimpin LSM, katanya kepada VOA.

Saat ini terdapat 191 aktivis yang dipenjara di Vietnam. INi menurut kelompok HAM The 88 Project yang berbasis di AS. (lt/ab)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Babak Baru Hubungan AS dan Vietnam dengan Perluas Kerja Sama Teknologi
Presiden Biden menutup lawatannya di Vietnam dengan mengunjungi sebuah tugu peringatan perang Vietnam di Hanoi
0
Hanoi dan Washington Tingkatkan Kemitraan Namun Aktivis Kecam Masalah HAM
Strategi AS untuk tidak campur tangan dalam urusan politik dalam negeri Vietnam sangat penting bagi Hanoi untuk menyetujui perjanjian tersebut