GMKI Minta Presiden Hentikan Reklamasi Teluk Benoa

Pengurus Pusat GMKI meminta Presiden Joko Widodo agar membatalkan mega proyek Reklamasi Teluk Benoa yang saat ini berjalan di Bali.
Masterplan Reklamasi Teluk Benoa

Jakarta, (Tagar 31/7/2017) – Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) meminta Presiden Joko Widodo agar membatalkan mega proyek Reklamasi Teluk Benoa yang saat ini berjalan di Bali.

Hal ini disampaikan Ketua Umum GMKI Sahat Martin Philip Sinurat saat Pengurus Pusat GMKI bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin (31/7).

Menurut Sahat, Reklamasi Teluk Benoa sudah ditentang masyarakat Bali karena akan merusak lingkungan terutama terumbu karang dan pantai.

Selain itu, tambah Sahat, Reklamasi Teluk Benoa tersebut akan menghancurkan mata pencarian para nelayan dan menodai kawasan yang dianggap suci oleh umat Hindu.

“Kami dari GMKI bersama dengan masyarakat Bali menolak reklamasi Teluk Benoa tersebut dan meminta kepada Bapak Presiden agar menghentikan reklamasi tersebut,” ujar Sahat.

Seperti diketahui, proyek Reklamasi Teluk Benoa tersebut dirancang antara lain oleh pengusaha Tomy Winata yang berencana menggeruduk pantai dengan pasir untuk mendapatkan lahan baru seluas lebih 700 hektar.

Para aktifis lingkungan mengatakan, proyek itu akan menjadi bencana lingkungan bagi Bali yang sudah penuh sesak dengan hotel, pusat perbelanjaan dan fasilitas wisata lainnya.

Para aktifis lingkungan khawatir, nantinya sampah proyek dan resor baru itu akan dibuang ke Teluk Benoa. Air bersih akan menjadi langka dan rencana pembangunan yang memotong jalur muara tiga sungai itu bisa menyebabkan banjir di musim hujan.

Proyek Reklamasi Teluk Benoa itu rencananya akan membangun sekitar 12 pulau baru dengan lahan seluas 700 hektar untuk dijadikan resor, lengkap dengan fasilitas pertokoan dan pertamanan. Untuk itu akan didatangkan 40 juta meter kubik pasir dari luar Teluk Benoa.

Para aktivis lingkungan mengatakan, terumbu karang dan pantai di Teluk Benoa justru harus dilindungi, apalagi kawasan ini adalah bagian dari cagar alam. Selain itu, ada 24 kuil Hindu di kawasan ini yang juga perlu dilindungsi. (Fet)

Berita terkait
0
Presiden Jokowi Akan Hadiri KTT G7 serta Temui Pemimpin Rusia dan Ukraina
Negara pertama yang akan dikunjungi Presiden adalah Jerman untuk memenuhi undangan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7