Jakarta – Kaum Katolik progresif Jerman yang berpengaruh secara terbuka menentang pernyataan Takhta Suci Vatikan baru-baru ini yang mengatakan bahwa para pastor tidak dapat memberkati pernikahan sesama jenis. Pekan ini, mereka menawarkan pemberkatan seperti itu dalam kebaktian di sekitar 100 gereja berbeda di berbagai penjuru negara itu.
Pemberkatan pernikahan sesama jenis pada kebaktian terbuka ini adalah penolakan terbaru kaum Katolik progresif Jerman terhadap dokumen yang dirilis Maret lalu oleh kantor ortodoksi Vatikan, Kongregasi untuk Doktrin Iman, yang mengatakan bahwa pastor tidak dapat memberkati pernikahan sesama jenis karena Tuhan tidak dapat memberkati dosa.
Dokumen tersebut menyenangkan kaum konservatif namun mengecewakan para aktivis pendukung LGBTQ Katolik di berbagai penjuru dunia. Respons terhadap dokumen itu sangat keras di Jerman, di mana gereja-gereja di sana berada di garis depan dalam membuka diskusi tentang isu-isu penting seperti ajaran gereja tentang homoseksualitas sebagai bagian dari proses formal debat dan reformasi.
Puluhan kebaktian gereja yang merayakan pemberkatan pernikahan gay adalah peningkatan terbaru dalam ketegangan antara kaum konservatif dan kaum progresif yang telah memicu kekhawatiran, terutama dari kelompok kanan, bahwa gereja Katolik Jerman mungkin sedang menuju perpecahan.
Jerman tidak asing dengan perpecahan dalam gereja. Lebih dari 500 tahun yang lalu, pendeta dan cendekiawan Martin Luther meluncurkan Reformasi Protestan di sana.
Paus Fransiskus, yang telah memperjuangkan struktur gereja yang lebih terdesentralisasi, telah mengingatkan agar hierarki Jerman tetap berada dalam persekutuan dengan Roma selama proses reformasinya, yang dikenal sebagai jalur sinode.
Di Berlin, Pastor Jan Korditschke, seorang Yesuit yang bekerja untuk keuskupan di St. Kanisius, akan memimpin pemberkatan pernikahan gay pada kebaktian 16 Mei 2021.
“Saya yakin bahwa orientasi homoseksual tidak buruk, cinta homoseksual juga bukan dosa,'' kata Korditschke kepada Associated Press dalam sebuah wawancara Jumat. “Saya ingin merayakan cinta kaum homoseksual dengan pemberkatan ini karena cinta kaum homoseksual adalah sesuatu yang baik. ''
Pria berusia 44 tahun itu mengatakan penting bahwa kaum homoseksual dapat menunjukkan diri mereka di dalam Gereja Katolik dan mendapatkan perhatian. Ia mengatakan ia tidak takut mengenai kemungkinan dikenai tindakan oleh para pejabat tinggi gereja atau Vatikan
“Saya mendukung apa yang saya yakini sebagai kebenaran, meskipun menyakitkan karena tidak dapat melakukannya selaras dengan kepemimpinan gereja,'' kata Korditschke. Ia juga mengatakan bahwa praktik homofobia di gerejanya membuatnya marah dan malu.
Ketua Konferensi Waligereja Jerman bulan lalu mengkritik inisiatif akar rumput untuk pemberkatan gay yang disebut “Liebe Gewinnt'' atau “Love Wins” itu.
Namun, organisasi Katolik Jerman yang berpengaruh, Komite Sentral Katolik Jerman, yang telah mengadvokasi pemberkatan gay sejak 2015, memosisikan dirinya sekali lagi untuk mendukung kelompok LGBTQ.
Mereka menyebut dokumen kontroversial dari Roma itu tidak membantu meredakan situasi dan secara eksplisit menyatakan dukungannya untuk ''Love Wins''. (ab/uh)/voaindonesia.com. []