Gelombang Memporak-porandakan Rumah Markiyah di Tepi Pantai

'Gelombang datang biasanya jam empat sore. Tinggi cipratan air yang membentur tanggul bisa sampai lima meter.'
Suasana di TPI Ujung Batu Jepara, ketika ombak tinggi menerpa, Rabu siang (23/1/2019). (Foto: Tagar/Padhang Pranoto)

Jepara, (Tagar 23/1/2019) - Gelombang tinggi di perairan Jepara mengakibatkan warga yang tinggal di pesisir was-was. Tidak hanya itu, layanan penyeberangan kapal ferry ke Pulau Karimunjawa pun mandek. Sementara itu, di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pasokan ikan segar terhenti.

Ketika disambangi Tagar News, Markiyah (50) nampak sibuk membenahi rumahnya yang berjarak hanya lima meter dari bibir pantai. Sembari bercerita, ia lantas menunjukkan sisi rumahnya yang diempas angin dan diterjang gelombang pada Selasa sore (22/1).

Bagian belakang rumahnya yang terbuat dari bambu, beratap genteng tanah terlihat hancur. Selain itu, sampah-sampah berupa kerang dan plastik dari laut merangsek memenuhi pelataran.

"Gelombang datang biasanya jam empat sore. Tinggi cipratan air yang membentur tanggul bisa sampai lima meter, mengenai bagian belakang rumah saya," tuturnya, Rabu siang.

Markiyah berkata, meskipun telah ada tanggul penahan, namun air masih bisa merangsek masuk ke permukiman warga. Bila sedang dalam puncaknya, tinggi air laut bisa mencapai selutut orang dewasa.

Ia mengaku tak ada yang bisa dilakukan kecuali pasrah. Untuk membuat tanggul tambahan, secara swadana ia tak mampu. Lantaran, dirinya sedang mempersiapkan kebutuhan untuk suaminya yang akan dioperasi.

"Suami saya itu nelayan, namun karena kena diabetes hingga menyerang bagian mata. Saat ini sudah tidak berlayar," tambah Markiyah, yang tinggal di Kelurahan Ujung Batu RT 15 RW 4, Kecamatan Jepara Kota itu.

Pemandangan deburan ombak tinggi tak hanya terjadi di tempat Markiyah. Di tempat berbeda, deburan ombak bisa sampai 1,5 meter ketika menghantam landasan penambat perahu yang ada di samping TPI Ujung Batu.

Ahmad Shidqi (28) seorang pembuat es di lingkungan tersebut menuturkan, gelombang meninggi sejak dua hari belakangan. Hal itu menyebabkan aktivitas di TPI Ujung Batu sepi.

JeparaMarkiyah (50) menunjukkan sisi rumahnya yang hancur diterjang angin dan diempas ombak tinggi. (Foto: Tagar/Padhang Pranoto)

Hal itu diamini oleh Rusmi (60). Pedagang ikan di TPI Ujung Batu itu mengaku sudah seminggu pasokan ikan tersendat.

"Nah kalau dua hari ini pasokan ikan terhenti sama sekali. Nelayan kan sudah diingatkan untuk tidak melaut, jadi ikan segar sudah tidak tersedia di sini. Saya hanya menjual ikan asin seperti ini," akunya.

Dituturkannya, saat ini pasokan ikan didapatkan dari kabupaten lain seperti Rembang dan Pati, namun pasokan tersebut bukanlah ikan segar melainkan ikan yang telah dibekukan.

Kondisi itu diakui oleh Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jepara Sudiyatno. Menurutnya, kondisi gelombang tinggi merupakan hal yang wajar terjadi.

"Maka dari itu, kami meminta nelayan agar tidak melaut seiring gelombang tinggi dan imbauan tak melaut dari Syahbandar. Kalaupun mau melaut namun jangan lebih dari dua mil laut," urainya.

Untuk meringankan beban nelayan yang tak melaut, pihaknya telah meminta bantuan beras kepada pemerintah kabupaten. HNSI telah melayangkan proposal untuk memberi bantuan beras sebanyak lebih kurang 58 ton.

"Bantuan itu diperuntukkan bagi sekitar 920 kepala keluarga (KK) nelayan. Rencananya, akan diberikan pada awal atau pertengahan bulan Februari," ungkap Sudiyatno.

Penyeberangan Karimunjawa Terhenti

Gelombang tinggi juga berpengaruh terhadap penyeberangan ke  Karimunjawa Jepara. Dua kapal (KMP Siginjai dan KMC Express Bahari), yang biasa melayani penyeberangan ke pulau tropis itu mandek, tertahan di Dermaga Karimunjawa.

"Pelayaran hari ini ditunda karena gelombang tinggi. Berdasarkan peringatan dari BMKG, tinggi gelombang 1,25 meter hingga 2,5 meter," ucap Syahbandar Jepara Tri Jotho Sukristiyono, di ruang kerjanya.

Peringatan ini, lanjut Tri, tidak hanya berlaku untuk kapal penyeberangan dan nelayan. Kapal berukuran besar seperti tongkang dan kapal kargo pun diingatkan akan risiko ini.

Lebih lanjut, gelombang tinggi diprediksi akan berlangsung hingga Jumat (25/1). "Dengan prediksi ini kami tahan (rekomendasi berlayar) sampai kondisi gelombang kondusif. []

Berita terkait
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.