Fierrany Halita, Animator Muda Pencipta Film Aquiescence

Milenial berprestasi: Fierrany Halita pencipta film Aquiescence yang berkali-kali dapat penghargaan, terbaru dari Festival Film Slowakia.
Fierrany Halita. (Foto: Instagram/Fierrany Halita)

Jakarta, (Tagar 7/5/2018) - Fierrany Halita tak menyangka, film Aquiescence yang ia buat berulang kali mendapatkan penghargaan. Terbaru, filmnya ini mendapat penghargaan utama dari Festival Film Slowakia.

Film Aquiescence merupakan karya pertama yang ia buat untuk memenuhi tugas akhir sebagai siswa Visual Communication Design Animation di Universitas Bina Nusantara.

Ini merupakan film animasi pendek bertema lingkungan. Tidak seperti film-film animasi pada umumnya, dimana peran karakter lebih aktif, tetapi dalam film ini dibuat pasif dan lingkungannya dibuat aktif. Film ini menceritakan tentang pohon beringin bernama 'Fig' yang menjadi saksi dari serangkaian peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang selalu berubah setiap saat.

Film Aquiescence memenangkan hadiah utama untuk kategori F-Kids (Anak-anak) dalam International Festival of Sustainable Development Film (EkotopFilm/EnviroFilm) yang digelar di kantor walikota Bratislava, Slowakia, akhir pekan.

Penghargaan kepada pemenang untuk kategori ini diberikan Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, Riset dan Olah Raga Republik Slowakia, demikian Counsellor Pensosbud KBRI Bratislava, Lely Meiliani, Senin (7/5/2018).

Penghargaan untuk Film Indonesia diterima Dubes RI untuk Slowakia, Adiyatwidi Adiwoso mewakili Fierrany Halita yang tidak dapat hadir dalam acara penganugerahan tersebut. Namun pada kesempatan tersebut ditayangkan rekaman Fieranny yang menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan tersebut.

Ekotop Film/Enviro Film berlangsung selama 44 tahun dan menjadi festival film terbesar di Slowakia. Selain itu, festival film ini secara khusus bertemakan tentang kelestarian lingkungan. Untuk tahun ini, panitia menerima 1.300 film dari berbagai negara dan hanya 86 film yang dapat masuk dalam kompetisi.

Penghargaan yang diberikan pada ajang Film Festival Internasional terdiri dari 7 kategori yaitu kategori A Explore Nature and Natural Science, B Success Stories, C Current Stories, D Shorts, E Features: Sustainability and Us, F Kids dan G Short films. Perolehan penghargaan tersebut menjadi yang pertama kalinya bagi Indonesia di ajang film festival ini. 

Film AquiescenceFilm Aquiescence. (Foto: Screenshot YouTube)

Mendapat Banyak Penghargaan

Sebelumnya pada 2016 Film Animasi Aquiescence yang melihat perubahan dunia dari sudut pandang sebuah pohon, memikat perhatian juri Inamafest 2016 dan menyabet gelar Animasi Terbaik Non Professional.

Selain itu sebelumnya lagi, Film Aquiescence telah menembus beberapa festival film dan mendapatkan penghargaan di antaranya Indonesian Short Film Festival (ISFF), 1st Winner Animation Category di Josiah Media Festival-Texas, dan 1st Winner Sticker Competition oleh Asik App.

Adalah Fierrany Halita, konseptor, sutradara sekaligus animator dari film animasi Aquiescence.

"Saya sangat senang mengeksplor sesuatu yang baru dan membuat sebuah karya yang berbeda dari yang lain. Di film ini misalnya, karakter animasi yang saya buat pasif, tetapi environmentnya aktif. Di dalam cerita ini karakter pohonnya diam tetapi environmentnya yang berubah." tuturnya.

Sebelum memulai project ini, Fierrany mendata segala kelemahan dan kelebihan dari skillnya

"Saya sadar akan kelemahan saya sehingga saya mencoba untuk menggunakan kelebihan yang saya punya untuk membuat sebuah projek ini dan bisa mencapai hasil hampir sesuai yang saya inginkan," tambahnya.

Fierrany mengungkapkan, "Usaha saya selama ini ternyata tidak sia-sia. Setiap hari saya tekun menonton tutorial, menonton short movie untuk memperbanyak referensi, serta mengasah skill. Menurut saya, jam terbang sangat penting untuk pencapaian sesuatu." 

Ia pun menambahkan bahwa peran yang paling besar dalam pencapaiannya adalah orang tua dan dosen pembimbing.

"Selalu ingat bahwa sebesar apapun perjuangan yang kita lakukan, jangan putus asa karena semua itu tidak akan sia-sia. Apa pun yang kita tanam maka akan kita tuai di kemudian hari. Memang butuh proses untuk sebuah pohon berbuah, tetapi jika kita terus berusaha, maka buah itu akan tumbuh dan kita nikmati di kemudian hari." (ant/af)

Berita terkait
0
Amerika Perluas Kapasitas Tes untuk Cacar Monyet
Perluas kapasitas pengujian di berbagai penjuru negara dan membuat tes lebih nyaman dan mudah diakses pasien dan penyedia layanan kesehatan