Fahri Sebut Wajar Saung Mewah di Sukamiskin

Fahri Hamzah sebut wajar saung mewah di Sukamiskin. 'Namanya juga orang ditahan, kalau enggak ada penyaluran, stres."
Fahri Sebut Wajar Saung Mewah di Sukamiskin | Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. (Foto: Tagar/Ronauli Margareth)

Bandung, (Tagar 28/7/2018) - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah bersama rombongan dari Komisi III mendatangi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin Bandung untuk mencari tahu perihal operasi tangkap tangan (OTT) Wahid Husen.

"Agendanya ini baru reses kemarin. Teman-teman mayoritas Komisi III sebelum mereka ke daerah, mereka akan akan melihat apa yang terjadi kemarin itu di Sukamiskin. Ini kemarin heboh," kata Fahri Hamzah di Lapas Sukamiskin, Sabtu (28/7) mengutip Antara.

Fahri bersama rombongan Komisi III DPR RI datang sekitar pukul 11.00 Wib. Mereka yang ikut rombongan, antara lain, Masinton Pasaribu, Muhammad Toha, dan Agun Gunandjar. 

Menurut Fahri, kedatangannya ke Sukamiskin untuk mengetahui secara jelas mengenai duduk perkara yang terjadi pada Sabtu dini hari perihal OTT Wahid Husen oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Saya enggak tahu apa yang terjadi tiba-tiba digerebek. Semua nanti saya lihat," katanya.

Menyinggung saung mewah, Fahri justru mewajarkan keberadaanya. Menurut dia, saung-saung tersebut memiliki manfaat yang besar bagi para narapidana yang menghuni lapas tersebut.

"Karena saung itu kan kreativitas untuk menerima tamu, bikin pengajian, ada grup diskusi. Namanya juga orang ditahan 18 sampai 19 tahun. Kalau enggak ada penyaluran, stres," katanya.

Milik Napi Berduit

Pelaksana Tugas Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Barat, Dodot Adi Koeswanto menyatakan, saung mewah yang ada di Lapas Sukamiskin sudah ada sejak lama.

"Itu (saung mewah) sudah berlangsung sejak lama," ujar Dodot di Bandung.

Menurutnya, 32 saung yang ada di Sukamiskin merupakan milik pribadi para napi berduit. Biasanya, saung itu digunakan untuk menerima kunjungan keluarga dan tidak semua orang bisa mengaksesnya.

Namun ia mengaku tidak mengetahui secara rinci mulai sejak kapan saung itu dibangun atau milik siapa saung-saung tersebut.

"Saya belum pernah ke sini, saya bertugas di Bangka Belitung jadi saya belum tahu," kata dia.

Pembongkaran Saung di Lapas SukamiskinPetugas lapas memantau mobil yang mengangkut puing-puing saung yang dibongkar di Lapas Klas 1A Sukamiskin Bandung, Jawa Barat, Selasa (24/7/2018). Satuan tugas khusus dari Kemenkumham membongkar 32 saung mewah milik pribadi napi berduit yang biasa digunakan untuk kunjungan keluarga binaan terkait kasus OTT Kalapas serta keberadaan sel mewah yang ada di Lapas Sukamiskin. (Foto: Antara/Novrian Arbi)

Setelah 32 saung dibongkar pada Selasa hingga Rabu dini hari, rencananya Kemenkumham akan membangun tempat kunjungan yang representatif.

Nantinya setelah saung baru telah dibangun, maka kunjungan keluarga akan seperti di lapas atau rutan lain, atau lokasinya diakses secara massal, tidak secara pribadi.

"Tempat kunjungannya sebenarnya antara kantor dan blok hunian, jadi ada tempat menerima kunjungan," kata dia.

Hanya Bisa Diakses si Pemilik

Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Barat memastikan seluruh saung mewah yang ada di Lapas Sukamiskin Bandung seluruhnya telah dibongkar.

"Hal yang dilakukan adalah pembongkaran terhadap saung-saung yang memang tidak sesuai peruntukannya. Ini dilakukan agar apa yang menjadi anggapan publik bahwa ada keistimewaan di dalam lapas ini hilang," kata Pelaksana Tugas Kepala Kanwil Kemenkumham Jabar Dodot Adi Koeswanto di Bandung.

Sebelumnya pada Rabu dini hari (25/7) puluhan petugas gabungan dari lapas dan rutan di Jawa Barat membongkar saung-saung mewah yang ada di Sukamiskin sejak pukul 17.00 Wib.

Pembongkaran berlangsung hingga tengah malam. Bahkan, mobil pikap telah puluhan kali keluar masuk lapas membawa puing-puing saung yang telah dibongkar.

Menurut dia, saung tersebut biasa untuk menerima kunjungan keluarga. Rencananya, setelah dilakukan pembongkaran, pihak lapas akan membangun tempat kunjungan baru yang sesuai dengan prosedur.

"Seperti apa yang disampaikan Bu Dirjen kemarin, akan dibuatkan tempat yang representatif untuk kunjungan dan itu digunakan untuk semua, atau tidak untuk pribadi oleh warga binaan," katanya.

Ia menyebutkan total saung yang dibongkar berjumlah 32 unit. Saung-saung tersebut merupakan milik pribadi napi koruptor yang hanya bisa diakses oleh si pemilik saja.

Nantinya setelah saung baru telah dibangun, kunjungan keluarga akan seperti di lapas atau rutan lain, atau lokasinya diakses secara masal tidak secara pribadi.

"Yang membuat saung ini adalah warga binaan sendiri atas dana mereka sendiri. Besok akan dibangun saung yang dibikin negara, menjadi fasilitas umum yang ada di dalam lapas," katanya. []

Berita terkait