Jakarta - Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Ruhut Sitompul menganggap Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Gerindra Fadli Zon sebagai lelucon, lantaran sudah berani menantang Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut untuk berdebat soal 'Populisme Islam'.
"Fadli Zon tantang Gus Yaqut debat ha ha ha.. Aku tertawa termehek-mehek," cuit @ruhutsitompul dilihat Tagar, Rabu, 30 Desember 2020.
Jangan ditanggapi Gus, ngapain ember bocor diladeni, bisa pening kepala.
Ruhut pun meminta Gus Yaqut tak perlu repot-repot meladeni Fadli Zon, lebih penting tetap fokus menjalani tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sebagai orang nomor satu di Kementerian Agama.
Baca juga: Fadli Zon Nilai Rencana Menag Gus Yaqut Hanya Menambah Masalah
"Jangan ditanggapi Gus, ngapain ember bocor diladeni, bisa pening kepala Aku Tanteeeeeee MERDEKA," kata Ruhut Sitompul.
Seperti diketahui, Fadli Zon tantang Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk berdebat secara terbuka terkait populisme Islam. Menurutnya, Gus Yaqut tidak seharusnya mengurus soal populisme Islam.
“Ayo kita berdebat di ruang publik apa itu ‘Populasi’, ‘Populasi Islam’, dan apa urusannya Menag ngurus ini. Apa tupoksinya?” tuturnya melalui akun Twitternya @fadlizon pada Senin, 28 Desember 2020.
Fadli juga membahas mengenai salah kaprah aparat dan pemerintah dalam menyikapi gerakan Islam. Ia tidak sepakat dengan cara pemerintah mengaitkan Islam dengan radikalisme, ekstremisme, dan terorisme.
Baca juga: Fadli Zon Tantang Gus Yaqut Debat Terbuka Soal Populisme Islam
Sebelumnya, Gus Yaqut memberikan pernyataan mengenai populisme Islam yang berusaha menjadikan agama sebagai norma konflik yang berkembang di Indonesia.
“Agama dijadikan norma konflik itu dalam bahasa paling ekstrem siapa pun yang berbeda dengan keyakinannya maka dia dianggap lawan atau musuh, yang namanya musuh atau lawan ya harus perangi,” tuturnya pada Minggu, 27 Desember 2020.
Ia menyebut norma tersebut sempat berkembang dengan sebutan populisme Islam. Ia juga berharap agar populisme Islam ini tidak berkembang luas.
“Itu norma yang kemarin sempat berkembang atau istilah kerennya populisme Islam. Saya tidak ingin, kita semua tentu saja tidak ingin populisme Islam ini berkembang luas sehingga kita kewalahan menghadapinya,” ujar Gus Yaqut. []