Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, Erick Thohir, mengumumkan bahwa harga tiket transportasi tidak akan mengalami kenaikan selama masa Lebaran. Keputusan ini berlaku untuk berbagai moda transportasi yang dikelola oleh BUMN, termasuk PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI), PT ASDP Indonesia Ferry, PT Jasa Marga, dan Perum DAMRI. Erick menegaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan mengurangi beban biaya yang ditanggung masyarakat.
Tidak hanya kereta api dan kapal, maskapai penerbangan BUMN seperti PT Garuda Indonesia, PT Citilink Indonesia, dan PT Pelita Air Service juga telah diminta untuk tidak menaikkan harga tiketnya selama masa mudik. Meskipun diskon 10% seperti yang diberikan pada libur Natal dan Tahun Baru belum dipastikan, Erick menjamin bahwa tidak akan ada kenaikan harga tiket. "Kami pastikan bahwa tidak ada kenaikan harga tiket selama masa mudik," tegas Erick di Kantor Kementerian BUMN.
Untuk meningkatkan kenyamanan penumpang, KAI telah melakukan beberapa penyesuaian. Jumlah kereta kelas ekonomi dikurangi dari lebih dari 100 menjadi 72, sementara kelas bisnis ditingkatkan dari 50 menjadi 70. "Kami berupaya meningkatkan kenyamanan penumpang dengan penyesuaian ini," ujar Erick. Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, menambahkan bahwa KAI berencana menambah kapasitas kursi kereta api menjadi sekitar 3,8 juta hingga 4 juta.
Penjualan tiket untuk periode libur Lebaran akan dimulai 45 hari sebelumnya. Untuk menjaga sistem, KAI telah melakukan mitigasi dengan menyediakan ruang tunggu untuk pembelian tiket. Didiek menggambarkan sistem ini sebagai adaptasi, mirip dengan "war" tiket konser. "Kami berharap ini dapat memudahkan masyarakat dalam membeli tiket," jelas Didiek.
Keputusan ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang berencana mudik Lebaran tanpa harus khawatir dengan kenaikan harga tiket. Dengan dukungan dari berbagai BUMN, mudik Lebaran diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan nyaman.