Dolar AS Menguat Dorong Keterpurukan Ekonomi Mesir

Penurunan jumlah wisatawan terutama dari Rusia dan Ukraina, juga menambah kesulitan keuangan negara itu
Ilustrasi - Ekonomi Mesir dilanda inflasi tinggi akibat kenaikan harga gandum yang dipicu oleh perang di Ukraina (Foto: voaindonesia.com/AFP)

TAGAR.id, Kairo, Mesir - Perekonomian Mesir menghadapi banyak tekanan karena nilai dolar AS naik, sehingga mengakibatkan pembayaran utangnya semakin berat.

Harga pangan dunia yang naik juga menambah kesengsaraan ekonomi Mesir, karena Mesir mengimpor 65% bahan makanan pokoknya, yang sebagian besar dibayar dalam dolar AS.

Penurunan jumlah wisatawan terutama dari Rusia dan Ukraina, juga menambah kesulitan keuangan negara itu.

Beberapa bank Mesir mengumumkan hari Rabu, 4 Januari 2023, bahwa mereka menawarkan sertifikat deposito dengan suku bunga 25%. Alih-alih menenangkan pasar ekonomi, berita itu malah menambah tekanan pada nilai pound Mesir, yang menurut beberapa media berita, diperdagangkan pada rekor terendah terhadap dolar.

Pound Mesir turun dari sekitar 15 pound terhadap dolar awal tahun ini ke apa yang dikatakan beberapa sumber keuangan sebagai rekor baru terendah 26 terhadap dolar. Tarif resmi beberapa poin lebih rendah, dan tarif pasar gelap bisa mencapai 7 poin lebih tinggi.

Setidaknya terdapat satu pemasar gelap yang berupaya menjual dolar AS seharga 33 pound Mesir (setara dengan Rp 18.968,40).

Undang-undang Mesir melarang penjualan dolar di pasar gelap dan hanya sedikit pedagang yang ingin memberi tahu kurs mereka.

Kebutuhan Mesir untuk melunasi hutang nasionalnya yang tinggi dalam dolar AS menyedot dolar dari peredaran perdagangan dan mendorong ekonomi terpuruk. (ps/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Presiden Biden Sebut Kehidupan Planet Dipertaruhkan di KTT Iklim COP27 Mesir
Biden menambahkan bahwa Amerika Serikat “menghabiskan dana sesuai yang telah dijanjikan” untuk mengatasi masalah tersebut.