Disperindag Jabar Belum Operasi Pasar

“Saat ini belum ada keputusan untuk Operasi Pasar (OP), tetapi dalam hal ini kita akan bekerjasama dengan instansi terkait untuk tata kelola garam di daerah.”
Petani memanen garam di lahan garam desa Santing, Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (31/7). Menurut petani, harga garam di daerah tersebut masih tinggi yakni kisaran Rp3.500 per kilogram akibat minimnya produksi garam karena cuaca yang tak menentu. (Foto: Ant/Dedhez A)

Bandung, (Tagar 2/8/2017) - Menanggapi desakan masyarakat termasuk Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) untuk memperbaiki tata kelola garam dari hulu hingga hilir. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat berjanji akan berkerjasama dengan instansi terkait untuk memperbaiki tata kelola garam dari hulu hingga hilir di tingkat daerah.

“Saat ini belum ada keputusan untuk Operasi Pasar (OP), tetapi dalam hal ini kita akan bekerjasama dengan instansi terkait untuk tata kelola garam di daerah.” tuturnya kepada tagar.id, Bandung, Rabu (2/8).

Dari hasil pengawasan yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, data di lapangan menunjukkan ada yang keliru dari sistem distribusi, yaitu terhentinya distribusi garam di tingkat konsumen baik rumah tangga maupun industri.

“Dimana menurut hasil wawancara tim kami kepada pedagang hingga tingkat produsen, alasannya karena bahan baku yang mulai langka. Sehingga produsen garam tidak bisa memproduksi garam lagi.” katanya.

Sedangkan untuk dugaan spekulasi oknum menimbun, hal itu masih perlu adanya pembuktian lebih lanjut. “Akan terus melakukan pengawasan, dan kerjasama dengan instansi terkait.” ujarnya. (Fit)

Berita terkait
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"