Diproduksi Lima Ribu Unit per Bulan, Gesits Dibanderol di Atas Rp 15 Juta

Pabrik Gesits satu di antaranya di kawasan industri Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
Presiden Joko Widodo mengendarai motor listrik buatan Indonesia, Gesits. (Foto: gesits.co.id)

Semarang (Tagar 1/12/2018) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menritekdikti) Mohamad Nasir membocorkan harga motor listrik buatan Indonesia bernama Gesits. Meski tidak menjabarkan secara gamblang, tetapi Nasir menyebut banderolnya di atas Rp 15 juta.

"Di atas Rp 15 juta, pokoknya sama dengan motor konvensional," kata Nasir di di kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, Jumat (30/11).

Guna mendukung akselerasi pemasaran, Nasir menyatakan pemerintah siap membantu Gesits dalam bentuk regulasi. "Pemerintah telah menginisiasi semua instansi pemerintah menggunakan motor listrik ini," lanjutnya.

Nasir mengaku pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kementerian Perindustrian agar Gesits punya payung hukum di industri otomotif dalam negeri. Soal izin kelaikan jalan mengingat skuter Gesits diproyeksikan mengaspal seperti motor konvensional, Menritekdikti telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan.

"Saya minta pendampingan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) supaya tidak menyalahi prosedur dan bisa masuk industri. Alhamdulillah KPK setuju dan sekarang sudah berjalan. Menteri Perindustrian sudah setuju," jelas dia.

Nasir menambahkan, Gesits siap diproduksi massal pada 2019. Pembicaraan mengenai hal itu juga sudah dilakukan dengan parlemen. Tahap awal akan diproduksi 60.000 unit setahun, atau 5.000 unit per bulan, namun tidak menutup kemungkinan berdasarkan permintaan pasar.

"Itu untuk satu line, ada empat line sekarang baru satu line. Kalau satu line nanti tidak memenuhi kebutuhan maka akan ditambah line kedua," sambungnya.

Pengembangkan motor listrik tersebut, lanjut Nasir, dipabrikasi PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON) dan PT Gesits Technologies Indo (GTI) yang membentuk usaha gabungan bernama PT Wijaya Manufakturing (PT  WIMA). PT WIMA memproduksi Gesits di kawasan industri PT. WIKA di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

Sementara infrastruktur sumber tenaga didukung PT Pertamina lewat rencana pembangunan SPBU penggantian baterai.

Nasir mengungkapkan Gesits bukti Indonesia bisa tampil di ranah riset dan teknologi Asia Tenggara. Pasalnya, kata Nasir, selama ini Tanah Air dipandang sebelah mata di dunia penelitian. Dia lalu mengapresiasi langkah-langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung hadirnya Gesits.

"Di sejarah riset, sejak 20 tahun lalu kita tidak pernah di atas Thailand, Singapura, dan Malaysia. Sehingga dengan kebijakan yang saya lakukan dengan arahan Pak Presiden Jokowi, Indonesia mampu di rangking 2 di Asia Tenggara, dan kemungkinan di 2019 bisa akan capai tertinggi di Asia Tenggara," papar dia.  

Karenanya capaian motor listrik diharapkan jadi motivasi dan model bagi kalangan kampus Tanah Air untuk lebih berkontribusi nyata bagi masyarakat. "Ini adalah role material untuk menjadikan inovasi. Inovasi adalah bagaimana produk yang dihasilkan riset bisa bermanfaat bagi masyarakat. Jangan sampai riset hanya berhenti di perpusatakaan saja, ini yang kami dorong terus," pungkas Nasir. []

Berita terkait