Dinilai Sangat Bermanfaat, Pemkab Badung Usul Program Pejuang Muda Dilanjutkan

Pemerintah Kabupaten Badung mengusulkan kepada Kemensos untuk memperpanjang Program Pejuang Muda yang dinilai mampu tangani masalah sosial.
Program Pejuang Muda. (Foto: Tagar/Kemensos)

Jakarta – Pemerintah Kabupaten Badung mengusulkan kepada Kementerian Sosial (Kemensos) untuk memperpanjang Program Pejuang Muda. Program ini dinilai mampu mengakselerasi penanganan masalah sosial, termasuk pemutakhiran data.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Badung Bali I Ketut Sudarsana mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Kemensos karena Program Pejuang Muda dirasakan betul manfaatnya oleh masyarakat setempat.

“Terima kasih untuk Program Pejuang Muda yang telah membantu kami memverifikasi data. Kini sekitar sebulan mereka melakukan kerja luar biasa serta membantu menyelesaikan permasalahan sosial,” ujar I Ketut Sudarsana di Mangupura belum lama ini.

Hingga kini, kata I Ketut, Program Pejuang Muda telah menyelesaikan 30% pemutakhiran data dan permasalahan sosial. Menurut Ketut, capaian 30% merupakan kinerja yang tergolong baik.


Kami membuat inovasi kegiatan untuk lansia untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari agar lebih sehat yakni berupa pelatihan holtikultura seperti menanam sayur-mayaur yang mudah bagi para lansia.


Sebab, permasalahan data dan tantangan penyelenggaraan kesejahteraan sosial bukan persoalan sederhana. Ia yakin, bila program ini dilanjutkan, akan membawa progres signifikan.

“Salut dengan kinerja mereka menyelesaikan 30% persoalan data dan masalah sosial. Mereka bisa bekerja dengan cepat dan professional. Jadi, kami meminta pada Ibu Mensos agar dilanjutkan program bagus ini kendati masih perlu dievaluasi agar ke depan bisa lebih baik,” katanya.

Salah satu persoalan yang berhasil diatasi Pejuang Muda adalah masalah data. Ketut menilai, Pejuang Muda bisa bekerja cepat dan professional dalam verifikasi data, termasuk bagaimana menyisir data ganda.

“Ini tentu sangat membantu meningkatkan ketepatan sasaran bantuan sosial. Menyikapi data yang bersifat dinamis, perlu dukungan SDM dengan kinerja baik seperti Pejuang Muda,” katanya.

Lebih jauh I Ketut menandaskan selama sebulan terakhir, pihaknya terus memantau kegiatan Program Pejuang Muda. Sejauh ini tidak ada masalah dalam dukungan logistik seperti penginapan, kendaraan maupun di lapangan.

“Berjalan baik sesuai yang ditargetkan dan kami mengakui anak-anak muda itu kerjanya cepat. Mereka idealis dan relatif masih murni bekerja untuk kepentingan tugas. Saya suka,” katanya.

Kementerian Sosial bertugas menyelenggarakan kesejahteraan sosial, salah satunya mempercepat pengentasan kemiskinan melalui Program Pejuang Muda. Program ini diselenggarakan berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) dan Kementerian Agama. Peluncuran program telah dilakukan oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini, 17 September lalu.

Program Pejuang Muda diikuti para mahasiswa dengan fokus kewirausahaan sosial yang diberikan kesempatan mencari pengalaman ke daerah prioritas, yaitu daerah pascabencana, kantong kemiskinan, dan daerah Komunitas Adat Terpencil (KAT).

Salah seorang peserta Program Pejuang Muda, Rio (22), mahasiswa Universitas Indonesia (UI), menuturkan di lapangan banyak ditemukan permasalah sosial yang komplek dan dinamis.

“Kami menemukan data penerima bansos yang kontradiktif, dimana ada seorang bidan menerima bantuan dan di saat yang sama tetangganya orang miskin tidak menerima bantuan sosial sama sekali,” ungkapnya.

Mahasiswa Jurusan Kriminologi UI itu menyatakan, di awal program berjalan ada pihak menanyakan surat tugas dan meminta dengan ‘maksa’ hasil verfikasi data yang dilakukan dengan alasan untuk mencocokan dengan data yang ada.

“Semuanya bisa diatasi dengan mengedepankan edukasi pada masyarakat. Bahwa verifikasi data sangat penting agar bantuan dari kemensos bisa tepat sasaran dan masyarakat miskin bisa terbantu,” kata Rio.

Selama 50 hari melaksanakan Program Pejuang Muda juga membuat program bagi lanjut usia (lansia) dengan tajuk ‘Ngiring Mekarya’ (ayo bekerja-red Bahasa Bali). Program ini untuk meningkatkan kapasitas lansia agar hidup layak dan produktif.

“Kami membuat inovasi kegiatan untuk lansia untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari agar lebih sehat. Yakni berupa pelatihan holtikultura seperti menanam sayur-mayur yang mudah bagi para lansia,” katanya.

Usai mengikuti Program Pejuang Muda masih banyak ditemukan masalah sosial di masyarakat yang memang membutuhkan penanganan serius dari semua pihak.

“Terima kasih Ibu Mensos yang memberikan kesempatan melalui Program Pejuang Muda. Juga, kepada kawan mahasiwa lainnya agar tak hanya hidup di kampus tapi perlu turun membuat program konkret bagi masyarakat,” katanya. []

Berita terkait
Mensos Instruksikan Pencairan Bansos di Surabaya Dilakukan Secara Manual
Menteri Sosial Tri Rismaharini telah meminta Bank Himbara untuk mencairkan bantuan sosial di Surabaya secara manual
Penghujung Tahun, Mensos Minta Bank Himbara dan Pemerintah Daerah, Percepat Pencairan Bansos
Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta para pihak terkait mempercepat pencarian bantuan sosial kepada penerima manfaat.
Pastikan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana, Mensos Cek Lumbung Sosial di Tulungagung dan Trenggalek
Mensos menyatakan tujuan kunjungannya untuk mengecek kesiapan lumbung sosial di kawasan Selatan Jawa untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.