Pekalongan, (Tagar, 28/3/2018) - Uswatun Khasanah (16) sehari-hari hanya pasrah tergeletak tak berdaya di atas dipan kecil dalam kamar sempit di rumahnya. Putri ketiga pasangan Sukardi dan Daliyah warga jalan Yos Sudarso, Gang 1 , RT 8 RW 3 Kelurahan Bebel, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah ini, kondisinya sangat memprihatinkan. Badannya hanya tinggal kulit pembungkus tulang dan tak bisa beraktifitas apa pun.
Uswatun Khasanah, sejak sekitar empat bulan ini, tiba- tiba tubuhnya sakit dan berat badannya terus menyusut hingga habis. Gadis tamatan SMP yang seharusnya masuk SMA ini akhirnya terpaksa putus sekolah karena kondisi kesehatan menurun drastis .
[caption id="attachment_51835" align="alignleft" width="712"] Potret Kemiskinan. Muh Adi Furqon (3,5), adik Uswatun juga terserang TBC. Kondisi bocah ini terlihat pucat dan lemas serta tak ada penanganan medis sama sekali. “Kami sangat kesulitan karena harus membiayai kebutuhan pengobatan kedua anak kami dan juga kebutuhan keluarga,“ ujar Sukardi. Dia berharap ada dermawan yang bisa membantu meringankan beban mereka untuk meringankan biaya pengobatan. (Yon)[/caption]
Dari pemeriksaan yang dilakukan, gadis remaja ini menderita TBC yang sudah terhitung parah. Pengobatan dilakukan seadanya dan perawatan di rumah juga sangat tidak memadai. Kondisi penderita sangat lemah dan sering pusing juga lemas serta tak ada asupan makanan serta gizi yang cukup.
“Saya awalnya merasa pusing lalu batuk dan sekujur tubuh sakit, lalu berat badan menurun drastis. Saat ini rasanya lemas, pusing serta tak bisa kemana-mana hanya bisa tiduran saja,” ujar Uswatun Khasanah dengan suara lemas, Rabu (28/3).
Orang tuanya berasal dari kalangan tak mampu, ayahnya hanya penarik becak sedang ibunya di rumah merawat anak-anak. Mereka tidak mampu membiayai pengobatan putrinya yang sakit kronis ini. Biaya saat ini menggunakan KIS (Kartu Indonesia Sehat) yang baru diperoleh, namun ternyata masih banyak memerlukan biaya tambahan terutama untuk transport ke rumah sakit .
KIS Belum Cukup
Untuk pemeriksaan dan pemantauan kesehatan harus dilakukan di Rumah Sakit Kardinah, di Kota Tegal, karena di RSUD Kraton Pekalongan tidak ada peralatan medis untuk penyakit ini. Sedangkan, untuk ke rumah sakit Karyadi Semarang tak ada biaya, sehingga Uswatun terpaksa dirawat di rumah seperti ini.
“Sejak pertama sakit saya sudah periksakan ke Puskesmas dan diberikan obat namun tak ada perkembangan, lalu dirujuk ke rumah sakit Kraton, didiagnosa terkena TBC . Untuk perawatan lanjutan harus ke rumah sakit, RS Karyadi Semarang atau RSUD Kardinah Kota Tegal. Sehingga kami harus ke Tegal yang terdekat , karena tak ada biaya,“ jelas Sukardi ayah penderita.
Beberapa kali menggunakan ambulan harus bayar sekitar Rp 300 ribu ditambah pembelian beberapa obat yang harus ditebus karena tidak dicover KIS. Kebutuhan ini masih ditambah dengan biaya makan minum dan untuk menunggu selama menjalani perawatan .
Selain Uswatun Khasanah juga ada satu anak lagi di keluarga ini yang menderita TBC , adiknya, Muh Adi Furqon (3,5). Kondisi bocah ini terlihat pucat dan lemas serta tak ada penanganan medis.
Selama ini yang mendampingi keluarga ini adalah relawan dari TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial ) Kecamatan Wonokerto dan Kecamatan Wiradesa. Pendampingan dilakukan untuk terus memantau kondisi kesehatan juga berupaya agar bisa ditangani dengan baik. (yon)