Dian-Nicholas Kekasih Jadi Sahabat

Dian-Nicholas kekasih jadi sahabat. Ini merupakan cobaan berat bagi penggemar militan Rangga dan Cinta.
Dian-Nicholas Kekasih Jadi Sahabat | Nicholas Saputra (kiri) dan Dian Sastro (kanan) dalam film Aruna dan Lidahnya. (Foto: Instagram/Palari Films)

Jakarta, (Tagar 4/8/2018) - Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra identik sebagai pasangan kekasih dalam film Ada Apa Dengan Cinta. Kini mereka berperan sebagai sahabat dalam film Aruna dan Lidahnya.

Dian bercerita, ketika ditawari membintangi film Aruna dan Lidahnya, ia dan Nicholas baru menghidupkan karakter Rangga dan Cinta dalam sekuel Ada Apa Dengan Cinta.

Ia menuturkan, Nicholas sempat berdiskusi dengannya sebelum akhirnya menerima tawaran tersebut.

Menurut Dian, pemeran Rangga itu awalnya khawatir gaung sekuel Ada Apa Dengan Cinta akan mengurangi kenikmatan penonton saat melihat Aruna dan Lidahnya

Dalam film Aruna, Dian dan Nicholas berperan sebagai sahabat karib, sementara dalam Ada Apa Dengan Cinta karakter mereka dilingkupi hubungan asmara.

"Ini tantangan untuk meyakinkan bahwa kita in real life memang berteman (seperti karakter Aruna dan Bono di film Aruna) yang tidak diekspos di film (sebelumnya)," kata Dian di acara peluncuran novel Aruna dan Lidahnya edisi sampul film di Jakarta, Jumat (3/7) mengutip Antara.

Bagi Dian, film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Laksmi Pamuntjak itu adalah kesempatan untuk mengeksplorasi sisi lain dirinya yang gemar menyantap makanan lezat.

"Dalam diri Dian juga ada tukang makan," ujar dia.

Dian mendeskripsikan pengambilan gambar film Aruna dan Lidahnya seperti, "Kerja rasa liburan."

Dalam film yang diadaptasi dari novel Laksmi Pamuntjak, Dian berperan sebagai perempuan lajang bernama Aruna Rai (35) yang berprofesi sebagai ahli epidemiologi.

Perempuan yang terobsesi dengan makanan itu memanfaatkan tugas penyelidikan kasus flu unggas untuk mencicipi beragam kekayaan kuliner lokal di tempat yang dikunjunginya.

"Total ada 21 makanan, camilan dan minuman yang dimakan untuk film," kata Dian.

Di luar itu, katanya, dia dan aktor lain seperti Hannah Al Rashid, Nicholas Saputra, dan Oka Antara serta para kru juga rajin mencari makanan khas setempat yang bisa dinikmati.

"Total yang dimakan jauh lebih banyak dari yang terlihat di depan kamera," lanjutnya. Berat badannya naik setelah syuting. 

Dian mengaku sebelum syuting sempat berniat diet agar berat badannya tidak naik terlalu signifikan. Atas pertimbangan sang sutradara, juga demi tampil meyakinkan sebagai pecinta makanan, niat itu dibatalkan.

Di depan dan belakang kamera, Dian tak menahan diri lagi ketika menghadapi makanan. Dia melahap berbagai kuliner lokal seperti bakmi kepiting Pontianak dan kerang bambu (lorjuk) Madura.

"Yang jadi 'setannya' Oka dan Nicho, mereka kalau makan banyak banget, dan apa yang dimakan terlihat menggiurkan," Dian tersenyum.

Ia menambahkan, dirinya sudah berhasil kembali ke berat semula berkat mengatur pola makan dan olahraga.

Dian Sastro Nicholas SaputraDian Sastro dan Nicholas Saputra dalam film Aruna dan Lidahnya. Banyak cara menjalin persahabatan, satu di antaranya lewat makanan. Setiap rasa yang muncul saat menyantap makanan lezat, akan membuka pintu-pintu obrolan seru yang tak kalah nikmatnya. (Foto: Instagram/Palari Films)

Untuk Suami

Pada kesempatan yang sama, Penulis Laksmi Pamuntjak mengatakan bahwa novel Aruna dan Lidahnya yang ia buat ia dedikasikan untuk suaminya yang meninggal pada 2013 karena kanker pankreas.

Laksmi bercerita, selain kecintaannya pada makanan, novel bertema travel dan kuliner itu ia tulis setelah ia tersadar betapa dekatnya makanan dengan kehidupan manusia bahkan hingga detik-detik terakhir hidup suaminya.

"Yang sangat menyentuh bagi saya, satu minggu sebelum suami saya koma dia selalu melihat program-program kuliner di televisi. Padahal secara indrawi dia tidak lagi bisa merasakan nikmatnya makan," kata Laksmi.

Ternyata, ia melanjutkan, makanan adalah sumber memori yang menyenangkan dalam hidup sang suami, Djohan Setiawan Kandar, yang inisialnya ditulis dalam halaman awal novel Aruna dan Lidahnya.

"Di saat-saat terakhir, dia menjadi orang sangat manis dan sangat bersyukur atas segala yang sudah dia alami semasa hidup," tutur Laksmi.

Wakil Indonesia dalam Poetry Parnassus di London pada 2012 itu melihat makanan sebagai sarana untuk merayakan sekaligus merekatkan keragaman.

Makanan bagi Laksmi juga jendela untuk menyampaikan berbagai isu yang lebih luas seperti agama, aktivisme, kebijakan publik dan politik.

"Dari obrolan di meja makan, kita bisa belajar bahwa di balik satu hidangan ada cerita lain," kata dia.

Pemahaman dan pengalaman pribadi itu mendorongnya menulis Aruna dan Lidahnya, yang terbit pada 2014 dan kemudian diadaptasi menjadi film dengan judul sama.

Ia mengaku kebahagiaannya berlipat ganda ketika mengetahui deretan nama aktor ternama yang menghidupkan karya novelnya dalam versi layar lebar.

Aruna pecinta makanan diperankan Dian Sastrowardoyo, sementara temannya Bono si chef dihidupkan oleh Nicholas Saputra. Ada pula Oka Antara yang memerankan karakter Farish, pria kaku yang cuma menganggap makanan sebagai sesuatu untuk mengisi perut, dan karakter Nadezhda kritikus makanan ternama, dipercayakan pada Hannah Al Rashid.

"Saya tidak bisa membayangkan ada ansambel seperti itu yang bisa melampaui semua yang saya inginkan di film ini," kata Laksmi.

Ia menilai setiap pemeran sangat berhasil menghidupkan karakter dari novel, sampai dia kadang salah memanggil Dian Sastrowardoyo dengan nama Aruna, atau memanggil Oka dengan sebutan Farish.

Laksmi mengaku dirinya memilih untuk tidak terlibat terlalu banyak dalam penggarapan film. Sebab, ia berpendapat karya tulis dan adaptasi layar lebar merupakan karya yang berdiri sendiri-sendiri.

Lagipula, katanya, ia sudah percaya pada tim rumah produksi Palari Films beserta para kru akan bekerja dengan baik dalam mengadaptasi Aruna dan Lidahnya.

Edwin sutradara Aruna dan Lidahnya mengaku, ia tertarik mengadaptasi karya Laksmi tersebut sejak akhir 2014 ketika versi novel baru diterbitkan.

Edwin peraih piala citra sutradara terbaik dalam Festival Film Indonesia 2017 untuk film Posesif.

Di sisi lain, Laksmi juga merasa klik dengan Edwin yang punya wawasan pikiran serta referensi luas, dan yang tak kalah penting sutradara itu juga memang terobsesi dengan makanan.

Aruna dan Lidahnya salah satu prosa terbaik Kusala Sastra Khatulistiwa 2015, berkisah tentang Aruna Rai perempuan lajang 35 tahun yang berprofesi sebagai ahli epidemiologi. Obsesinya terhadap makanan membawanya menjajal kekayaan kuliner lokal bersama kedua sahabatnya, chef Bono dan Nadezhda sang penulis.

Dalam perjalanan mereka, makanan, politik, agama, sejarah lokal dan realita sosial tak hanya bertautan dengan KKN dan misinformasi seputar politik kesehatan masyarakat, tapi juga cinta, persahabatan dan kisah mengharukan yang mempersatukan sekaligus merayakan perbedaan antarmanusia.

Film tersebut akan tayang mulai 27 September 2018, sementara novel Aruna dan Lidahnya edisi sampul film akan mulai dijual di toko buku mulai Senin (6/8) mendatang. []

Berita terkait