Denny Siregar, Pengalaman dengan Karni Ilyas dan ILC

Kalau tidak mampu menari, jangan lantainya kamu salahkan, kata Karni Ilyas pembawa acara ILC suatu hari ditujukan kepada Denny Siregar.
Karni Ilyas di acara terakhir Indonesia Lawyers Club atau ILC, Selasa, 15 Desember 2020. (Foto: Tagar/YouTube ILC)

Malam itu ada chat, "Bang, kami minta Abang hadir di ILC," begitu bunyi pesannya. Kalau tidak salah itu Desember 2017. Sesudah ada acara demo besar 411. Saya oke saja, apalagi mereka bilang di sana ada Guntur Romli. Setidaknya kalau ada yang salah, kan ada Gunrom. Dia lebih pengalaman di acara itu. Datang sendirian dengan tas di punggung. Kaget. Lha, Gunrom ternyata tidak diundang. Yang ada malah Permadi Arya. Kami sama-sama newbie. Kacau nih, pikirku waktu itu.

Masuk ke dalam ruangan, melewati gerombolan baju putih bertuliskan "Bang Japar". Ini salah satu ormas binaan 212. Mayoritas ruangan dipenuhi mereka. Badanku disenggol-senggol dengan gaya intimidasi dan tatapan penuh amarah, "Awas lu ya."

Aku senyum-senyum saja, "Apaan sih, kayak anak kecil mereka." Dan ternyata 80 persen yang hadir dipenuhi mereka. Berdiri dengan tangan sedekap di dada. Bang Jago rupanya.

Benar saja, ajang pembantaian terjadi. Dikasih bicara pertama sekian menit, sesudah itu microphone tidak dikasih-kasih lagi. Pihak lawan seperti Fadli Zon malah ngoceh jauh dari tema yang diberikan. Ada lagi namanya al Khotot, pakai mengancam, "Hati-hati nanti di jalan." Tambah Felix Siauw malah cerita ngalor-ngidul di Turki, padahal temanya tentang "Dana Demo dari Mana?"

Kalau tidak mampu menari, jangan lantainya kamu salahkan.

Enggak beres, nih. Benar saja. Di medsos ribut semua, "Denny dipecundangi." Mereka ketawa karena menang. Bahkan masih ada yang menjadikan peristiwa 3 tahun lalu itu sebagai bahan bully-an.

ILC memang bukan ruang debat yang objektif. Di sana itu ring tinju. Siapa yang memukul duluan, dia yang menang. Tidak penting kesimpulannya apa. Acara itu lebih pada panggung saja untuk menaikkan nama seseorang. Lihat saja Rocky Gerung. Kita baru kenal dia dari ILC, sebelumnya dia nobody. Pokoknya asal ngomong ngawur, sorak sorai pasti terjadi.

Tadi ada teman menyapa, "Den, ILC hari ini tayangan terakhir." Aku kaget, "Lho, ILC masih ada toh?" Maaf, jarang banget nonton televisi. Sekarang tayangan banyak opsi, dan saya lebih suka main di internet dengan pilihan yang kusuka, bukan yang dihidangkan apa adanya.

Tapi dari kejadian di ILC itulah ada sedikit dendam pribadi. Ketika Uda Karni Ilyas menyindir, "Kalau tidak mampu menari, jangan lantainya kamu salahkan."

Saya tidak marah. Malah ketawa. Saya bilang dalam hati, "Baiklah Uda, akan kubuat panggung sendiri, tempat sebebasku menari dengan gayaku sendiri." Dan akhirnya, lahirlah Cokro TV. Kubangun susah payah dengan teman-teman, sekarang sudah 1 juta subscriber dengan views rata-rata 500 ribuan setiap tayangan.

Dunia sudah berubah. Cokro TV terus berkibar. Aku terus berjalan. Uda Karni harus istirahat. Panggungnya ILC sudah tamat.

Terima kasih, Uda Karni. Hantamannya dulu sangat memotivasi. Sekarang giliranku terbang. Istirahatlah, Uda. Kelak kita akan duduk dan cerita, sambil seruput kopi dan ngudud bersama.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Berita terkait
Mahfud MD dan Karni Ilyas Saksi Nikah Putri Sudjiwo Tedjo
Mahfud MD dan jurnalis senior Karni Ilyas menjadi saksi pernikahan putri budayawan Sudjiwo Tedjo.
Hina Presiden, Presenter TV One Resmi Dilaporkan ke KPI
Presenter televisi swasta TV One, Wendy Wellingtonia resmi dilaporkan ke lembaga Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada Jumat (18/8) sekitar pukul 11.07 WIB.
Dinilai Tak Hargai Presiden, Presenter TV One Ini Ramai Dibully di Medsos
Saat membawakan acara di TV One, Rabu (16/8), Windy membahas doa Tifatul Sembiring. Tak disangka, pernyataan Windy dalam closing acara tersebut lebih kontroversial.
0
Harga Emas Antam di Pegadaian, Kamis 23 Juni 2022
Harga emas Antam hari ini di Pegadaian, Kamis, 23 Juni 2022, untuk ukuran 1 gram mencapai Rp 1.028.000. Simak ulasannya berikut ini.