Demokrat dan Gerindra Saling Sahut, Tagih Janji Tanpa Tatap Muka

'Mas Sandiaga Uno berjanji banyak hal di hadapan Bapak SBY dan Bapak Prabowo Subianto.'
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pidato politiknya pada acara penutupan Pembekalan Caleg DPR-RI Periode 2019-2024 Partai Demokrat di Jakarta, Minggu (11/11/2018). Dalam pidatonya SBY menyampaikan bahwa tuduhan kasus Bank Century terhadap dirinya dan Partai Demokrat telah selesai dan usai. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)

Jakarta, (Tagar 16/11/2018) - Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengklaim tidak ada masalah antara Partai Gerindra dan Partai Demokrat. Meskipun diketahui, petinggi partai saling bersahutan menagih janji kampanye.

"Baik dan tetap solid ya. Apalagi kita tahu Pak SBY sendiri yang menyampaikan di muka publik bahwa Partai Demokrat dan Pak SBY yang pertama mendukung pencapresan Pak Prabowo sebelum PKS dan PAN," ujarnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/11).

Menurut Riza, sebagai salah satu partai koalisi pasangan nomor urut dua (02) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Partai Demokrat juga sering menghadiri sejumlah pertemuan antarpartai koalisi. Hanya saja, kadangkala pertemuan tidak selalu dilakukan dengan melibatkan jumlah besar lalu kemudian dipublikasikan.

"Selalu rapat-rapat dalam direktorat masing-masing, bidang masing-masing, kumpul-kumpul. Jadi, selalu rapat ke lapangan, evaluasi ke lapangan terus dilakukan. Cuma kan tidak semua kita publikasikan," terangnya.

Salah satu petinggi Partai Demokrat yang hadir dalam sejumlah pertemuan menurutnya, adalah Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan.

"Oh iya dong (hadir) kan menjadi bagian dari koalisi, dalam setiap kegiatan selalu diundang dan selalu hadir ada perwakilannya. Hinca termasuk sekjen yang rajin ya," beber Riza.

Namun, memang, dalam waktu belakangan, ia akui Hinca tak bisa menghadiri pertemuan lantaran sedang sibuk di daerah pemilihannya. Meski, komunikasi tetap berjalan melalui telepon maupun pesan WhatsApp.

"Cuma kan memang dalam berapa hari ini semua sedang di Dapil. Hinca kan inkumben anggota DPR. Sekjen-sekjen partai ini kan rata-rata anggota DPR namun demikian menyesuaikan waktunya. Jadi tetap ketemu dan komunikasi by phone, wa, dan terus," tukasnya.

SBY Sindir Gerindra di Twitter

Polemik antara Partai Gerindra dengan Demokrat meluap, saat Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono melontarkan kritikan keras terhadap Partai Gerindra, khususnya Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.

"Sebenarnya saya tak harus tanggapi pernyataan Sekjen Gerindra. Namun, karena nadanya tak baik & terus digoreng terpaksa saya respons *SBY*," dalam sebuah tweet yang dibagikannya melalui akun @SBYudhoyono pada 6:13 AM (15/11).

Menurut Presiden ke-6 ini, Sekjen Partai Gerindra tak perlu menyalahkan pihak lain terkait rencana kampanye bersama antara SBY, Prabowo Subianto, dan Sandiaga Uno. Pasalnya, ketika SBY dulu mencalonkan diri menjadi calon presiden, tidak memaksa ketua umum partai lain untuk mengkampanyekan dirinya.

"Daripada menuding & menyalahkan pihak lain, lebih baik mawas diri. Mengeluarkan pernyataan politik yang "sembrono", justru merugikan *SBY*," lanjut tweetnya selang satu menit kemudian, 6:16 AM.

"Saya pernah dua kali jadi Calon Presiden. Saya tak pernah menyalahkan & memaksa Ketum partai-partai pendukung untuk kampanyekan saya *SBY*," sambung tweetnya pada 6:17 AM.

Pernyataan Muzani juga mendapat tanggapan dari Juru Bicara Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Putu Supadma Rudana. Yakni sebuah janji yang diucapkan Sandi, saat pertemuan dengan Ketua Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono di Kediaman Mega Kuningan Timur, pada tanggal 12 September 2018.

"Mas Sandiaga Uno berjanji banyak hal di hadapan Bapak SBY dan Bapak Prabowo Subianto. Setelah berjanji banyak hal, Sandiaga Uno meminta kesediaan Mas AHY untuk ikut bersafari dengan Sandiaga Uno," dalam keterangan tertulis diterima Tagar News, Rabu (14/11).

Menurutnya, mendengar janji dari Sandi, AHY bersedia menemani untuk bersafari. Namun, hingga kini Sandi tak kunjung menepati janji, bahkan sama sekali tak ada komunikasi terhadap AHY untuk kelanjutannya.

"Mas AHY menyanggupi tetapi tidak ditentukan waktunya kapan. Hingga hari ini, Mas Sandiaga Uno bukan hanya tidak ada itikad baik untuk menepati janji-janjinya itu, tetapi juga tidak pernah melakukan komunikasi lagi dengan Mas AHY," jelasnya.

Akar Mula Saling Sahut

Mulanya, Sekjen Partai Gerindra memang melontarkan sebuah pernyataan bahwa baik Partai Gerindra maupun Partai Demokrat berhubungan baik. Namun, ia menyebut, SBY hingga kini belum juga menepati janji yakni akan mengkampanyekan pasangan Prabowo-Sandi.

"Sejauh ini hubungannya baik, Pak Prabowo dan Pak SBY. Pak SBY juga berjanji akan melakukan kampanye untuk Prabowo dan Sandi walaupun sampai sekarang belum terjadi," katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (13/11).

Selain Ketua Umum Partai Demokrat, menurutnya jadwal untuk kampanye bersama juga sudah dijadwalkan dengan Ketua Kogasma AHY. Namun, karena kesibukan masing-masing, belum juga terlaksana.

Mengetahui hal tersebut, partai koalisinya tak lagi memaksakan kehendak untuk mengikuti cara memenangkan Prabowo-Sandi seperti caranya. Partai koalisinya akan memberikan toleransi terhadap Partai Demokrat jika memang punya cara sendiri untuk memenangkan Prabowo-Sandi.

"Karena itu ya kita tidak maksa-maksa lah. Kalau mau berjuang memenangkan Prabowo-Sandi mari bersama-sama, tapi kalau kemudian cara memenangkannya, mereka ada cara sendiri, ya mudah-mudahan berhasil," jelas Muzani.

Tak hanya Muzani, Sandi pun memberikan konfirmasi terkait janji yang ditagih Partai Demokrat terhadap dirinya. Menurutnya, janji itu berkaitan dengan agenda kampanye yang akan dilakukan seluruh partai koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga, bukan hanya Partai Gerindra dan Partai Demokrat saja.

"Kita berjanji berkampanye sama-sama membesarkan, jadi kita ingin Demokrat juga besar. Bukan hanya Gerindra yang mendapat keuntungan, tapi juga partai lain PAN, PKS Gerindra, Demokrat, juga Berkarya," ungkapnya.

Jika kampanye dilakukan bersama-sama partai koalisi, menurutnya seluruh partai tentu punya kesempatan menaikkan elektabilitasnya dalam pemilihan legislatif (Pileg) yang serentak dengan pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang. []

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.