Curhat Petugas Pemilu Sleman Sebelum Meninggal

Lilik Suwanto, Ketua KPPS Pemilu 2019 di Sleman yang meninggal sempat curhat ke istri.
Jenazah Ketua KPPS no 25 Sagan Kabupaten Sleman, Lilik Suwanto saat di rumah duka di Sagan CT 5 no 56, sebelum dikebumikan, Selasa (23/4). (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Lilik Suwanto (58), Ketua KPPS di TPS 25 Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, meninggal dunia, Selasa 23 April 2019 dini hari. Dia meninggal diduga kelelahan dan stres memikirkan akan digelar pemumutan suara ulang (PSU) di TPS tempatnya bertugas.

Ironisnya, saat Lilik meninggal, belum ada petugas dari KPU setempat yang melayat. Bahkan honornya bertugas belum dibayarkan.

Menurut istri korban, Sih Sugiarti (55), saat Pemilu berlangsung pada 17 April 2019, Lilik bertugas lebih dari 22 jam nonstop. Korban bekerja sejak Rabu pukul 05.30 WIB sampai Kamis pukul 03.00 WIB. "Sehari sebelum pemilu, dia (Lilik) bertugas menyiapkan logistik Pemilu," katanya di rumah duka di Sagan CT 5 no 56, Selasa 23 April 2019.

Pada Kamis (18/4) siang sampai Jumat 19 April 2019, Lilik masih menyempatkan diri memantau perhitungan suara di tingkat kecamatan. Usai bertugas, Lilik sempat cemas adanya pemungutan suara ulang (PSU) di TPS tempatnya bertugas.

"Suami saya cemas dan stres ada pemungutan suara ulang di TPS-nya. Dia sering curhat soal itu. Lilik juga curhat honor petugas KPPS belum dibayarkan dari KPU Sleman. Honor belum belum cair sampai sekarang," jelas Sugiarti.

Sugiarti mengatakan, sebelum meninggal, Lilik sempat mengatakan Pemilu tahun ini merupakan yang terberat bagi petugas KPPS. "Bapak selalu petugas KPPS baik dalam Pilkada maupun Pemilu sebelumnya. Katanya, tahun ini (Pemilu) yang terberat," ujar dia.

Menurut dia, sebelum meninggal, pada Minggu 21 April 2019, Lilik mengeluh pusing, dan lemas. Sore harinya keluarga membawa ke Rumah Sakit Panti Rapih. Setelah diperiksa dokter, Lilik mengalami penyumbatan darah di otak.

Usai dirawat selama dua hari, nyawa Lilik  tidak bisa diselamatkan. "Bapak ada riwayat sakit darah tinggi. Tapi belum pernah sakit keras sebelumnya," imbuhnya.

Jenazah dikebumikan di Makam Mbendo di Sagan. Pengusaha pigura foto ini meninggalkan seorang istri, tiga orang anak dan enam cucu.

Teman karib Lilik, Yohanes Sukamto yang juga Ketua KPPS 23 Sagan menceritakan, sebelum meninggal Lilik kawatir di TPS tempatnya bertugas akan diadakan PSU. "Dia ke rumah saya Minggu pagi, mengatakan kawatir bakal digelar PSU. Saat berbicang, kondisi Lilik sehat, namun terlihat sangat tertekan," ungkapnya.

Sukamto mengatakan, kekawatiran Lilik bakal digelar PSU karena di TPS tempatnya bertugas, ada pemilih luar daerah yang menggunakan hak pilihnya pakai e-KTP. "Sampai sekarang belum informasi soal rencana PSU di TPS-nya," kata dia.

Yohanes mengakui, tugas KPPS pada Pemilu kali ini sangat berat. Selain itu, tekanan dari konstestan, tim sukses juga menjadi beban tersendiri bagi petugas KPPS. "Semoga ke depan Pemilu (Pileg dan Pilpres) tidak digabung. Berat memang," ungkapnya.

Sementara itu, KPU pusat merilis sampai saat ini ada 91 petugas KPPS meninggal dunia sejak gelaran Pemilu 2019. Selain itu sebanyak 375 pertugas KPPS menderita sakit. Angka tersebut belum termasuk saksi atau relawan kostestan Pemilu yang meninggal atau sakit.

Baca juga: Bertugas di Pemilu 2019, Empat Meninggal, Satu Cacat

Berita terkait
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"