Cuaca Panas Bukan Penghalang Puasa Bagi Petani Garam

Bekerja sebagai petani garam bukanah pekerjaan ringan.
Mukodi (62), petani garam asal Desa Bulak Baru Kecamatan Kedung, Jepara mempersiapkan ladang untuk musim kemarau tahun ini, Senin (28/5). (alf)

Jepara, (Tagar 29/5/2018) - Pekerjaan berat dengan kondisi cuaca panas terkadang menjadi kendala dalam menjalankan Puasa Ramadhan. Namun, lain halnya dengan para petani garam di Desa Bulak Baru, Kecamatan Kedung, Jepara, Jawa Tengah. Membutuhkan tenaga ekstra di bawah terik Matahari, petani garam tetap bersemangat menjalankan puasa Ramadhan.

Bekerja menjadi petani garam, menjadi rutinitas Mukodi warga Desa Bulak Baru RT 2 RW 1, sejak belasan tahun lalu. Tuntutan ekonomi menjadi alasan pria berusia 62 tahun ini memilih bertani garam sebagai mata pencaharian.

“Sebagai kewajiban umat Islam tentu saya tidak mungkin meninggalkan puasa Ramadhan meski pekerjaan ini berat,” tutur Mukodi disela-sela persiapan tambak garam, Senin (28/5).

Menjadi petani garam dibutuhkan fisik yang sehat serta tenaga yang kuat. Hal itu karena banyak proses pembuatan garam membutuhkan tenaga ekstra di bawah terik Matahari.

“Bekerja sebagai petani garam bukan pekerjaan ringan. Persiapan pembuatan lahan hingga proses panen butuh tenaga kuat, apalagi bekerja di bawah terik sinar Matahari,” ungkap Mukodi.

Kondisi ini tak menjadi penghalang dalam berpuasa Ramadhan bagi Mukodi di usianya yang memasuki masa senja. Berbekal niat yang kuat, dan berserah diri kepada Tuhan menjadi kunci bagi petani garam agar diberikan kemudahan dalam puasa Ramadhan.

“Bertani garam di saat puasa Ramadhan itu kan sudah menjadi rutinitas tiap tahun, dengan pasrah kepada Allah, Insya' Allah kita diberi kemudahan,” pungkasnya. (alf)
 

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.