China Punya Penjara Rahasia di Dubai?

Seorang perempuan muda China katakan dia ditahan di fasilitas penahanan rahasia yang dikelola China di Dubai
Wu Huan (kiri) dan Wang Jingyu duduk bersama di sebuah tempat yang aman di Ukraina, Rabu, 30 Juni 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP Photo)

Jakarta – Seorang perempuan muda China mengatakan dia ditahan bersama setidaknya dua orang Uyghur selama delapan hari di fasilitas penahanan rahasia yang dikelola China di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Ini mungkin menjadi bukti pertama bahwa China mengoperasikan apa yang disebut "situs hitam" di luar perbatasan negaranya.

Perempuan itu, Wu Huan, usia 26 tahun, kini dalam pelarian agar tidak diekstradisi ke China karena tunangannya dianggap sebagai pembangkang. Wu mengatakan kepada Kantor Berita Associated Press (AP) bahwa dia diculik dari satu hotel di Dubai dan ditahan pejabat-pejabat China di satu vila yang diubah menjadi penjara, di mana dia melihat atau mendengar dua tahanan lainnya, keduanya warga Uyghur.

Dia diinterogasi dan diancam dalam bahasa China dan dipaksa menandatangani dokumen hukum bahwa ia telah dilecehkan tunangannya untuk memberatkan tuduhan terhadap tunangannya. Dia akhirnya dibebaskan pada 8 Juni dan kini mencari suaka di Belanda.

Wu Huan saat diwawancaraiWu Huan saat diwawancarai di lokasi yang aman di Ukraina, 30 Juni 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Walaupun "situs hitam" umum di China, pengakuan Wu adalah satu-satunya kesaksian yang diketahui para ahli bahwa Beijing telah mendirikannya di negara lain. Situs semacam itu akan mencerminkan bagaimana China semakin menggunakan pengaruh internasionalnya untuk menahan atau membawa pulang warga negara yang diinginkannya dari luar negeri, apakah mereka pembangkang, tersangka koruptor, atau etnis minoritas seperti Uyghur.

AP belum bisa mengukuhkan atau membantah pengakuan Wu kepada pihak ketiga, dan Wu tidak bisa menunjuk lokasi pasti dari situs hitam itu. Namun, wartawan telah melihat dan mendengar bukti yang menguatkan termasuk stempel di paspornya, rekaman telepon dari seorang pejabat China yang menginterogasinya dan pesan singkat yang dia kirim dari penjara ke seorang pendeta yang membantu pasangan itu.

Wu Huan (kanan) bersama WangWu Huan (kanan) bersama Wang di Ukraina, 30 Juni 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Kementerian Luar Negeri China membantah pengakuan Wu. "Yang dapat saya sampaikan adalah bahwa situasi yang dikatakan orang itu tidak benar," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, 16 Agustus 2021.

Polisi Dubai Senin menyatakan bahwa klaim apa pun dari seorang perempuan China yang ditahan oleh otoritas lokal atas nama negara asing adalah bohong, dan bahwa Wu dengan bebas keluar dari negara itu bersama temannya tiga bulan lalu (ka/ab)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Maroko Diminta Tidak Ekstradisi Aktivis Uighur ke China
Organisasi-organisasi HAM internasional mendesak agar Maroko tidak mengekstradisi seorang aktivis Uighur ke China
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina