Oleh: Alistair Magowan - BBC Sport di St James' Park
TAGAR.id – Chelsea tersandung di kandang Newcastle dengan kekalahan 0-1 di Liga Primer Inggris pada 12 November 2022 berkat gol menyenangkan Joe Willock di menit 67.
Dengan kekalahan ini The Blues turun ke posisi ke-8 dengan 21 poin yang kian jauh dari Arsenal di puncak klasemen dengan 35 poin.
Setelah melorot ke urutan keempat dalam klasemen menyusul kemenangan Tottenham atas Leeds pada hari sebelumnya, tim Newcastle di bawah pelatih Eddie Howe yang diremajakan mendapatkan kembali tempat ketiga sebelum jeda Piala Dunia, dan akan berada di zona Liga Champions saat Natal untuk pertama kalinya sejak 2001.
Kemenangan kelima berturut-turut di Liga Premier, melawan Chelsea yang diakui tidak tampil bagus, dicapai dengan striker Inggris Callum Wilson mulai dari bangku cadangan, ditambah soliditas dan kefasihan yang tidak bisa ditandingi lawan mereka.
Setelah melatih tim asuhan Graham Potter dengan keras di babak pertama, dan setelah Sean Longstaff menyia-nyiakan dua peluang bagus tak lama setelah turun minum, Willock akhirnya menemukan terobosan ketika ia melepaskan tendangan melengkung dari jarak 18 yard menyusul lari cepat dari Miguel Almiron.
Chelsea yang masih muda, tanpa Pierre Emerick Aubameyang dan Raheem Sterling, membaik di babak kedua setelah masuknya Christian Pulisic.
Sebuah lari Pulisic menyebabkan tembakan Conor Gallagher, yang diselamatkan dengan baik oleh Nick Pope, tetapi mereka tidak bisa memecah Newcastle yang dibor dengan baik.
Setelah kemenangan Liverpool atas Southampton, kekalahan ketiga berturut-turut Chelsea di Liga Premier berarti mereka telah merosot ke urutan kedelapan dalam tabel, delapan poin di belakang Tottenham yang berada di urutan keempat.
Ini adalah pertandingan yang sekali lagi menggarisbawahi kemajuan pesat yang dibuat oleh tim Howe dalam 13 bulan sejak pengambilalihan klub, dan tim merayakan dengan penggemar mereka pada peluit akhir setelah akhir yang kuat dari permainan, ketika beberapa tantangan panas dipertukarkan.
Konfrontasi itu berlanjut setelah waktu penuh, dengan pertengkaran antara Dan Burn dan Kai Havertz, dan para pemain Chelsea yang marah mempertahankan argumen mereka saat meninggalkan lapangan.
Tapi setelah putaran lapangan, para pemain Newcastle menuju terowongan dengan senyum lebar di wajah mereka setelah kemenangan yang bisa membuat para penggemar mereka memimpikan kampanye Eropa musim depan, bahkan mungkin di Liga Champions.
Untuk waktu yang lama, mereka menunjukkan kefasihan yang lebih besar daripada lawan mereka, mungkin karena pemilihan tim yang lebih konsisten daripada Chelsea, dan hasil dari Bruno Guimaraes di titik tumpu lini tengah mereka.
Tetapi dengan Chris Wood lebih memilih Wilson yang diistirahatkan di depan, Newcastle gagal untuk benar-benar menguji Chelsea sebelum jeda, dengan pencetak gol terbanyak Almiron melakukan tendangan voli dan Gallagher memblokir tembakan Dan Burn. Mereka juga memiliki permohonan penalti yang ditolak oleh wasit Robert Jones setelah bola mengenai Trevoh Chalobah.
Tuan rumah seharusnya memimpin tak lama setelah paruh waktu ketika umpan silang Almiron ditepis oleh Joelinton, dengan upaya Longstaff diselamatkan oleh Mendy dan kemudian melepaskan tembakan.
Tapi lari bergelombang lainnya dari Almiron Paraguay, yang telah mencetak tujuh gol dalam tujuh pertandingan, membantu mengatur serangan melengkung Willock untuk mengirim St James 'Park ke dalam kegembiraan.
Untuk dua tim yang baru-baru ini mengalami pengambilalihan, mungkin tidak mengherankan jika Newcastle tampak lebih maju daripada Chelsea mengingat status baru mereka enam bulan lebih jauh.
Pemilik baru mengatakan bahwa evolusi mereka akan memakan waktu, tetapi hasil, kinerja, dan perasaan di lapangan pada hari Sabtu terasa seperti tim Howe sudah dibangun untuk menantang hierarki Liga Premier.
Pelatih Chelsea, Graham Potter. (Foto: vanguardngr.com)
Musim Chelsea terurai
Sementara penggemar Newcastle menikmati kejayaan dari 10 pertandingan tak terkalahkan saat mereka pulang, pendukung Chelsea akan bertanya-tanya apa yang terjadi dengan tim mereka.
Ada banyak upaya dari tim tamu, tetapi sekali lagi pemilihan tim Potter yang tidak dapat diprediksi tampak terputus-putus, dengan situasi mereka dirangkum oleh tiga pemain yang tampil sebagai bek sayap kanan di berbagai titik selama pertandingan.
Tidak banyak yang bisa mereka lakukan terkait cedera awal Ruben Loftus-Cheek, tetapi setelah Cesar Azpilicueta ditarik keluar pada babak pertama, Gallagher masuk ke posisi tersebut bahkan jika dia nyaris mencetak gol untuk Chelsea.
Sisi Potter juga memasukkan Lewis Hall, melakukan debutnya di Liga Premier sebagai bek sayap kiri, dengan Almiron sebagai pendamping. Namun pemain berusia 18 tahun itu masih punya waktu untuk maju mendukung Gallagher, Mason Mount, dan Armando Broja lebih jauh ke depan.
Dia mengatur Broja untuk tembakan yang gagal menguji Pope di gawang Newcastle, dan berperan dalam serangan lain, di mana Sven Botman menyundul saat Broja hampir terhubung dengan umpan silang Mount.
Chelsea harus berterima kasih kepada Thiago Silva karena mengarahkan mereka melewati babak pertama setelah pemain Brasil itu menggantikan Loftus-Cheek sejak awal, tetapi tekanan babak kedua Newcastle akhirnya berhasil.
Pulisic adalah salah satu dari sedikit percikan terang dan larinya membantu tim tamu menahan Newcastle, tetapi keputusasaan mereka untuk mencari penyeimbang menyebabkan adegan yang tidak menyenangkan di akhir dan menunjuk ke kubu Chelsea yang tidak bahagia dengan pertanyaan lebih lanjut untuk Potter. (bbc.com dan sumber lain). []
