Channel YouTube Panggil Saya BTP, The Next Atta Halilintar

Dalam 3 hari Ahok berhasil menyita perhatian warga net di YouTube, padahal baru satu video yang diunggah.
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Thahaja Purnama (BTP) atau Ahok bersama anak sulungnya, Nicholas Sean, di dalam mobil. Vlog perdana Ahok tersebut tayang perdana di channel YouTubenya pada Jumat (25/1). (Foto: Istimewa)

Jakarta, (Tagar 28/1/2019) - Kabar bebasnya Basuki Tjahaja Purnama alias BTP atau yang akrab disapa Ahok dari Mako Brimob, Kamis (24/1) menjadi headline di media massa.  

Ahok terpana melihat Ibu Kota sekarang ini. Dia melongok lewat jendela ke sana-kemari melihat papan iklan yang terpampang sepanjang perjalanannya di mobil. Decak kagum Ahok terlihat jelas dalam akun YouTube, Panggil Saya BTP.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga terlihat bersama anak sulungnya, Nicholas Sean, di dalam mobil. Vlog pertama Ahok tersebut tayang perdana di channel YouTube pada Jumat (25/1).

"Banyak amat ya ini sekarang ya. Kampanye bener ya semua ya, masa kampanye ya? Foto-foto, spanduk," ucap Ahok.

Vlog pertama Ahok, berhasil membuat jumlah subscriber di akun YouTube Panggil Saya BTP terus meningkat, padahal akun ini terbilang baru.

Terhitung pertama kali diunggah vlog Ahok perdana di channel miliknya pada Jumat (25/1) sampai saat ini, Senin (28/1) pukul 15.00 WIB, akun yang menekan tombol subscribe Panggil Saya BTP mencapai 792 ribu.

Sambutan warga net sungguh luar biasa akan kehadiran Ahok sebagai YouTuber. Berdasarkan pengamatan Tagar News sekarang ini, vlog berjudul Pulang itu telah ditonton sampai 4,3 juta kali, disukai 419 ribu, tidak disukai 9,3 ribu, dan mengundang 49 ribu komentar.

Dalam 3 hari Ahok berhasil menyita perhatian warga net di YouTube, padahal baru satu video yang diunggah. Bisa-bisa julukan King Of YouTube punya Atta Halilintar bakal disabet oleh BTP.  Lets see, unggahan Panggil saya BTP selanjutnya. []

Berita terkait
0
Pemimpin G7 Janjikan Dana Infrastruktur Ketahanan Iklim
Para pemimpin dunia menjanjikan 600 miliar dolar untuk membangun "infrastruktur ketahanan iklim" perang Ukraina juga menjadi agenda utama