Cegah Bencana, Dinas Damkar Sorot 14 Gedung Besar di Banda Aceh

Seperti perkantoran, perbankan, rumah sakit dan perhotelan.
Pada awal tahun 2019 ini Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Banda Aceh akan melakukan berbagai kerjasama dengan pemilik 14 bangunan gedung besar di wilayahnya. (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh, (Tagar 1/3/2019) - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Banda Aceh terus berbenah dan melakukan berbagai terobosan baru untuk meningkatkan pelayanan mencegah bencana kebakaran di Provinsi Aceh.

Terobosan baru itu ditandai dengan memulai melakukan kerjasama dengan sejumlah pemilik atau pengelola bangunan gedung dan tempat usaha seperti perkantoran, perbankan, rumah sakit, perhotelan maupun tempat usaha lainnya.

Bakal bergulir pada awal tahun 2019, dengan melakukan berbagai kerjasama dengan pemilik 14 bangunan gedung besar dalam wilayah Kota Banda Aceh.

Proses kerjasama akan dilakukan secara bertahap dengan seluruh pemilik/pengelola bangunan gedung dalam wilayah Kota Banda Aceh dengan prioritas utama adalah bangunan gedung yang rawan terhadap kebakaran dan merupakan bangunan publik.

Kerjasama yang dilakukan meliputi fasilitasi pelatihan, workshop, simulasi kebakaran dan bantuan teknis pemeriksaan alat proteksi kebakaran, dengan upaya ini diharapkan para pemilik atau pengelola bangunan gedung memiliki kemampuan dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran di tempatnya.

Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Banda Aceh, M Nurdin, mengatakan saat ini pihaknya terus menumbuhkan kesadaran wewenang pihaknya tidak hanya tugas semata. Namun, pengayoman terhadap masyarakat.

"Tentu simulasi yang akan kita lakukan ini bersifat simulasi secara gratis," ungkap Nurdin.

Di bawah kepemimpinanya, kata Nurdin, Damkar akan selalu terbuka dan siap bekerjasama dengan semua pihak manapun. "Jadi kita sudah saatnya mendekatkan diri dengan masyarakat," ujarnya.

Nurdin mengaku selalu menyampaikan motivasi kepada anggotanya dan menyampaikan pentingnya doa dalam setiap awal pelaksanaan tugas Sebab, Damkar harus sigap dan bereaksi cepat dalam merespons kebakaran yang datang secara tiba-tiba.

"Jadi, kekuatan doa itu menjadi sebuah dasar dalam menjalankan tugas kami sehari-hari," kata Nurdin.

Nurdin menambahkan, untuk Kota Banda Aceh terbagi lima titik pos penganggulangan bencana kebakaran, yaitu pos induk di Geuceu Menara, dan empat pos pembantu yang terletak di Gampong Pango, Krueng Cut, Pelangi Gampong-Mulia, Rusunawa Keudah dan Asoe Nanggro. Harapannya memberikan layanan cepat di bawah 15 menit sejak pengaduan diterima petugas Damkar.

"Dengan 5 WMK (Wilayah Manajemen Kebakaran) dan jarak terjauh terjauh dari WMK tidak lebih dari 7 km, kami mampu memberikan layanan tidak lebih dari 10 menit sampai di lokasi kebakaran. Berarti lebih cepat dari SPM (Standar Pelayanan Minimal) yang ditetapkan secara nasional," pungkasnya.

Berita terkait
0
Komisi VIII DPR Optimis Sentra Kemensos Jadi Multilayanan yang Bisa Penuhi Kebutuhan Masyarakat
Anggota Komisi VIII optimis, transformasi fungsi Sentra Kemensos menjadi multilayanan akan semakin meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat.