Cari Tahu dalam Hal Apa NU-Muhammadiyah Bisa Kompak

Dalam sebuah forum diskusi, orang NU duduk satu panggung dengan orang Muhammadiyah. Mereka berbicara tentang suatu hal. Kali ini mereka sepakat tentang satu hal.
Wakil Syuriah Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Jatim Ali Maschan Moesa, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim Saad Ibrahim, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim Ainul Yaqin dan Surokim Abdus Salam dari Surabaya Survey Center. (lut)

Surabaya, (Tagar 21/3/2018) – Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama (NU) ternyata punya pandangan sama dalam menyikapi pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur 2018. Mereka menyatakan sama- sama netral, tidak memihak pada salah satu pasangan calon.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim Saad Ibrahim menandaskan bahwa Muhammadiyah tidak punya kepentingan pemimpin siapa dan dari mana. Namun, yang menjadi kepentingan dari Muhammadiyah adalah pemimpin yang punya semangat untuk memajukan agama. Selain itu juga mampu menjunjung nilai.

“Nilai ini adalah nilai keadilan, nilai berpegang pada yang lemah, nilai berpegang pada kebenaran,” tandas Saad.

Ia duduk satu panggung dengan Wakil Syuriah Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama Jatim Ali Maschan Moesa dalam forum diskusi di Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Lebih lanjut Saad menjelaskan, dalam memilih pemimpin, tentunya warga Muhammadiyah sudah pintar untuk menentukan pilihan pada pemimpin yang dianggap mampu membawa dua hal tersebut.

Dia juga menekankan bahwa memilih pemimpin adalah kewajiban. “Ketika memilih pemimpin dengan penuh analisa atau ijtihad serius, maka sudah ada pahala, terlebih lagi pemimpin yang dipilih nanti baik dan memenuhi dua hal itu,”

Dalam kesempatan yang sama Wakil Syuriah Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama Jatim Ali Maschan Moesa menandaskan bahwa secara kelembagaan NU telah memutuskan tidak membela salah satu pasangan. Yang membedekan dengan Muhammadiyah dalam mengambil keputusan ini bahwa kedua pasangan calon berasal dari kalangan NU, bukan dari kalangan muhammadiyah.

“Karenanya NU tidak memihak salah satu calon,” katanya.

Disatu sisi, Ali Maschan Moesa juga sangat setuju dengan apa yang disampaikan Saad Ibrahim. Namun, secara pribadi dia menambahkan satu poin lagi yang diambilkan dari kisah Nabi Sulaiman. Dimana Nabi Sulaiman mendengarkan suara dari semut yang ditemui dalam perjalanannya bersama para tentara. Untuk itu, pemimpin Jawa Timur juga harus mendengarkan suara masyarakat kecil.

Dia memprediksi bahwa dalam pemilihan kali ini akan ada beda tipis dalam perolehan suara. Untuk itu, dia meminta supaya tidak sampai ada perbedaan pendapat yang menimbulkan konflik. Terlebih lagi saat ini kondisi Jatim relatif tidak ada konflik.

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim Ainul Yaqin menambahkan bahwa keputusan MUI juga sama dengan Muhammadiyah dan NU. Sebab orang-orang yang ada di MUI juga orang Muhammadiyah dan NU.

“Suara mereka ini ya menjadi suara MUI,” katanya. (lut)

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.