Jakarta – Bagi seorang investor, evaluasi kinerja investasi merupakan hal yang sangat penting. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah investasi Anda berjalan lancar atau mengalami masalah. Oleh karena itu, Anda perlu mengevaluasi kinerja investasi Anda secara rutin. Umumnya, seorang investor mengevaluasi kinerja investasi yang dimilikinya minimal setiap akhir tahun. Dilansir dari berbagai sumber, berikut cara mengevaluasi kinerja investasi.
1. Cek harga pertama beli
Ketika pertama kali berinvestasi di sebuah instrumen investasi, jangan lupa untuk mencatat dan mengingat harga beli saat itu. Misalnya, Anda berinvestasi rutin di reksa dana saham A, catatlah berapa harga unit penyertaan dan nilai aktiva bersih reksa dana tersebut ketika pertama kali Anda membeli.
Dengan mengetahui harga sebuah instrumen investasi ketika pertama kali membelinya, Anda bisa menghitung berapa pertumbuhannya atau penurunannya selama satu tahun.
2. Bandingkan harga acuan
instrumen investasi pasti memiliki acuan untuk mengukur pertumbuhan harga. Misalnya, jika Anda berinvestasi di saham atau reksa dana saham, maka acuan atau benchmark yang bisa Anda bandingkan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Anda juga dapat melakukan evaluasi pada kinerja saham, bahkan Anda bisa memiliki benchmark yang cukup beragam. Misalnya, saham yang Anda beli termasuk saham unggulan (bluechip) dan masuk LQ-45, yakni daftar saham dengan transaksi dan kapitalisasi pasar tertinggi. Jadi, selain membandingkan pertumbuhan dengan IHSG, Anda juga dapat membandingkan kinerjanya dengan kinerja indek LQ-45.
3. Evaluasi dengan asumsi awal
Sebelum berinvestasi Anda tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Sebagai contoh, kebutuhan dana pensiun atau dana pendidikan anak yang hendak Anda gunakan 10 tahun kelak. Oleh sebab itu, Anda perlu mencatat dana atau mengevaluasi dana, apakah dana tersebut akan tercapai dalam 10 tahun mendatang?. Anda perlu mengecek dana investasi Anda untuk saat ini dan memprediksi untuk kedepannya. Hal ini dilakukan agar target dana dalam tujuan keuangan Anda bisa tercapai.
4. Pertimbangan dan keputusan
Ketika asumsi awal yang Anda gunakan dalam perhitungan keuangan meleset atau tidak dapat memenuhi target, maka Anda memiliki beberapa opsi, yaitu:
1. Switching atau mengalihkan investasi ke instrumen investasi lain, yang mencetak kinerja lebih baik dan sesuai dengan hitungan awal Anda.
2. Memotong kerugian (cut loss) dan switching ke instrumen yang berbeda. Jika kinerja investasi Anda ternyata di bawah target dan beberapa hal menunjukkan kondisi pasar belum akan membaik dalam jangka pendek, sebaiknya Anda memutuskan untuk cut loss. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kerugian Anda dalam memenuhi hitungan target awal.
3. Menambah modal investasi (top up). Jika Anda mendapati bahwa kinerja instrumen investasi yang Anda gunakan ternyata di bawah asumsi awal. Tetapi, Anda optimis bahwa kinerja investasi tersebut akan melonjak tinggi tahun depan, maka menambah nilai modal investasi adalah hal yang harus Anda lakukan. Hal ini dilakukan agar target Anda tercapai sesuai dengan asumsi awal.
(Fadhil Ramadhan)
Baca Juga
- Mudah! Begini Cara Buka Rekening BNI Secara online
- Cara Mengatasi Pembobolan Rekening Bank Lewat Skimming
- Ini Cara Buka Rekening Bank Syariah Indonesia (BSI) Online
- Cara Buka Tabungan BCA dan Syarat Mendaftarnya