Cara Mendeteksi dan Penyebab Gunung Meletus

Secara umum Gunung berapi meletus akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas bertekanan tinggi.
Ilustrasi Gunung Berapi Meletus. (Foto: Shutterstock)

Jakarta - Secara umum Gunung berapi meletus akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas bertekanan tinggi. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.

Baru-baru ini Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur kembali mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur kurang lebih 4 kilometer pada Sabtu 16 Januari. Akibatnya sejumlah kecamatan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur diguyur hujan abu vulkanik Gunung Semeru.

Sangat sulit untuk memprediksi kapan gunung berapi akan meletus. Penting sekali mengetahui bagaimana perilaku setiap gunung berapi di masa lalu karena masing-masing berbeda.

Para ahli vulkanologi mempelajari hal ini dengan melihat sejarah meletus gunung berapi di masa lalu.

MerapiPetugas mengamati letusan Gunung Merapi dari pos pantau Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu, 21 Juni 2020. Gunung Merapi meletus pada pukul 09.13 WIB dengan tinggi kolom 6000 meter, dan berstatus waspada. (Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah)

Mengutip informasi dari laman The Conversation, gunung berapi yang meletus secara perlahan akan menimbulkan aliran lava, yakni aliran batuan cair. Ini akan mendingin dan mengeras, lalu membentuk lembaran batuan keras.

Gunung berapi lainnya membuat ledakan saat meletus. Ledakan ini menghasilkan pecahan batuan, kristal, dan kaca vulkanik.

Ahli vulkanologi dapat memprediksi apakah gunung berapi akan meletus dengan menggunakan beberapa teknik.

Permukaan gunung berapi akan menjadi lebih panas saat akan meletus, ini disebabkan oleh magma. Hal ini dapat dipantau oleh detektor pada satelit yang mengukur panas.

Permukaan gunung berapi juga dapat terangkat atau turun karena pergerakan magma di bawah permukaan. Ini dapat dideteksi di darat, tetapi juga dapat diukur dari luar angkasa dengan satelit menggunakan radar.

Cara lainnya adalah dengan mengukur gas yang keluar darinya. Gas-gas ini bisa diukur dari tanah. Jika campuran gas yang berasal dari gunung berapi berubah, mungkin menunjukkan magma di bawahnya sedang bergerak.

Selain itu, ada beberapa penyebab gunung berapi meletus. Jenis letusan yang paling umum disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik. Letusan ini menghasilkan lava yang lengket dan tebal pada suhu 800 hingga 1.000C.

Jenis letusan kedua yang disebabkan oleh lempeng tektonik adalah ketika lempeng-lempeng saling menjauh sehingga memungkinkan magma naik dan mengisi celah yang dapat menyebabkan ledakan lava tipis bersuhu 800 hingga 1200C.

Gunung berapi juga dapat meletus karena peningkatan gempa vulkanik. Gempa ini akibat aktivitas vulkanisme. Gempa vulkanik terjadi dari aktivitas magma di dalam gunung berapi.

Peningkatan kegempaan vulkanik bisa menjadi penyebab gunung meletus terjadi berkali-kali yang tercatat dalam alat pengukuran getaran gempa bumi atau seismograf. []

(Christine Sheptiany)

Berita terkait
Tanda Kian Jelas, 85 Persen Gunung Merapi akan Meletus
Gunung Merapi tercatat empat kali mengalai guguran lava pijar. BPPTKG menyebut kondisi ini sebagai tanda bahwa Gunung Merapi akan meletus.
Infografis: 3 Gunung Api di Indonesia Meletus Bersamaan
Gunung Ile Ape, Semeru, dan Merapi, kembali menunjukkan aktivitasnya. Erupsi yang terjadi memaksa masyarakat sekitar harus pergi untuk mengungsi.
Ini Sosok Gaib yang Akan Berikan Tanda Jika Merapi Meletus
Gunung Merapi yang garang ternyata menyimpan sejumlah mitos dan cerita mistis yang berkembang di masyarakat.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.