Biografi Georges Méliès dan Keajaibannya dalam Industri Film Abad ke-20

Untuk pertama kali Google menampilkan Doodle interaktif Virtual Reality (VR)/360° untuk mengenang Georges Méliès. Siapa dia.
Georges Méliès ilusionis dan sutradara film pelopor dari Perancis, lahir di Paris 8 Desember 1861, wafat di usia 76 tahun di Paris pada 21 Januari 1938. (Foto: Istimewa)

Jakarta, (Tagar 3/5/2018) - Untuk pertama kali Google menampilkan Doodle interaktif Virtual Reality (VR)/360° untuk mengenang Georges Méliès, ilusionis dan sutradara film pelopor dari Perancis.

Tanggal 3 Mei ini bukan hari lahir Méliès, tapi hari ini dipilih Google untuk mengenangnya karena bertepatan dengan tanggal rilis salah satu mahakarya terbesarnya yaitu À la conquête du pôle (The Conquest of the Pole, 1912).

Méliès memelopori berbagai teknik film dalam aspek teknis dan naratif di masa awal perfilman, terutama dalam penggunaan efek khusus dan pembuatan beberapa film pertama yang bergenre fiksi ilmiah.

Berkat pemikiran Georges Méliès sang pelopor lebih dari seratus tahun lalu, kini kita bisa menikmati banyak keajaiban sinematografis dan efek khusus. 

Georges MélièsUntuk pertama kali Google Kamis 3 Mei 2018 menampilkan Doodle interaktif Virtual Reality (VR)/360° untuk mengenang Georges Méliès, ilusionis dan sutradara film pelopor dari Perancis.

Judul salah satu filmnya, L'Homme-Orchestre (The One-Man Band, 1900) menggambarkan dengan sempurna segala keahlian yang dimilikinya: kartunis, pelukis, pembuat karikatur, pesulap, sutradara di teater Robert-Houdin, desainer latar, komedian, penulis, aktor, teknisi, penggemar fantasi, pencipta 500 film lebih yang visioner, dan pemilik studio kaca pertama yang didesain untuk film. Dia terlibat dalam segala aspek produksi untuk karya-karyanya, mulai dari menggambar konsep latar film hingga mengarahkan para aktor.

Kontribusi Méliès untuk dunia film amat revolusioner. Saat sinematografi baru muncul dan hampir semua bergaya dokumenter, Méliès membuka pintu-pintu mimpi, keajaiban, dan fiksi seorang diri. Dia mewujudkan pencapaian yang fundamental ini dengan menyatukan dunia Robert-Houdin dengan kronofotografi dan sinematografi Marey dan Lumière bersaudara. 

Seluruh karya Méliès kaya akan fantasi yang dinamis, imajinasi tanpa batas, dan luapan kegembiraan. Dunia yang diciptakannya begitu eksplosif dan merupakan campuran yang unik dari fantasmagoria, kekacauan, trompe-l'oeil, ilusi, nyala api, asap, dan uap.

Méliès sering kali mendapatkan inspirasi dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zamannya. Misalnya, filmnya A la Conquête du Pôle (The Conquest of the Pole, 1912) menyuguhkan interpretasi komikal nan ajaib atas eksplorasi yang dilakukan Amundsen dan pesaingnya yang malang. Dia bahkan membangun sebuah 'Raksasa Salju' di dalam studio kaca Montreuil-nya untuk film ini, yang kepalanya saja berukuran dua meter (lebih dari 6,5 kaki).

Méliès juga membuktikan bahwa dirinya adalah seorang visioner yang seolah dapat mengetahui hal-hal yang akan terjadi. Filmnya Le Voyage dans la Lune (A Trip to the Moon, 1902) adalah prediksi mengagumkan dalam bentuk parodi tentang mendaratnya manusia di bulan, yang benar-benar terjadi 67 tahun kemudian. 

Begitu juga, Le Tunnel sous la Manche ou le Cauchemar franco-anglais (Tunneling the English Channel, 1907) meramalkan Terowongan Channel bahkan sebelum terowongan itu digali. 

Dia juga mengimajinasikan dan menciptakan sejumlah trik ilmiah baru di zamannya: dia membangun simulasi gerhana matahari sendiri menggunakan alat-alat panggung dalam Éclipse du soleil en pleine lune (The Eclipse: Courtship of the Sun and Moon, 1907), dia mengolok-olok obat-obatan trendi dalam Hydrothérapie fantastique (The Doctor’s Secret, 1909), dia membangun pabrik berdaya listrik di A la Conquête du Pôle (The Conquest of the Pole, 1912), dan membayangkan televisi modern di Photographie électrique à distance (Electrical Photographer [Long Distance Wireless Photography], 1908) jauh sebelum perangkat ini benar-benar diciptakan.

Sebagai seorang aktor yang tangkas dan ahli pantomim yang tak bisa dipandang sebelah mata, Méliès juga membintangi hampir semua filmnya. Kadang dia bahkan memainkan peran ganda di atas panggung, seperti di L'Homme-Orchestre (The One-Man Band, 1900), saat tujuh Méliès muncul di satu layar yang sama! Berkat trik optik, dia bahkan membuat kepalanya menggelembung hingga meledak di L’Homme à la tête de caoutchouc (The Man with the Rubber Head, 1902).

Kedua contoh itu membawa kita ke kontribusi besar lainnya dari pemikirannya yang selalu jadi pelopor: efek khusus. Keajaiban dari George Lucas dan Steven Spielberg saat ini tak akan bisa terwujud tanpa pengembangan teknik Méliès dalam pemanfaatan alat-alat teater, piroteknik, efek optik, dropout horizontal dan vertikal, teknik penghentian kamera, crossfade, overprint, sulap, efek pengeditan, dan efek warna dalam film.

Georges Méliès lahir di Paris 8 Desember 1861 dengan nama Marie-Georges-Jean Méliès, wafat di usia 76 tahun di Paris pada 21 Januari 1938.

Di lamannya Google berkata, "Méliès amat kagum dengan teknologi baru dan terus mencari penemuan baru. Saya membayangkan dia akan amat terkesan bila hidup di era kita saat ini, yang penuh dengan sinema yang imersif, efek digital, dan gambar yang spektakuler di layar. Tak diragukan lagi dia akan sangat tersanjung melihat dirinya disorot dalam Google Doodle Virtual Reality/video 360° yang pertama hari ini, yang dipamerkan kepada dunia berkat media baru yang penuh keajaiban ini." (af)

Berita terkait