BI Minta Perbankan Dampingi Industri Kreatif

Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah menyatakan, perbankan harus mendampingi industri kreatif agar terus tumbuh.
Sejumlah peserta menunjukkan kain kreasi mereka saat mengikuti pelatihan pewarnaan alam menggunakan pewarna dari daun tanaman Indigovera (Strobilantes cusia) di Universitas Surabaya (Ubaya), Surabaya, Jawa Timur pada Selasa (18/7). Kegiatan yang diselenggarakan Fakultas Industri Kreatif (FIK) Ubaya bekerja sama dengan Pusat Bisnis dan Industri (PUSBIN) tersebut bertujuan mengajak masyarakat dan praktisi fesyen agar menggunakan pewarna alam untuk mengurangi limbah bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan. (Foto: Ant/Moch Asim)

Semarang, (Tagar 28/7/2017) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah menyatakan, perbankan harus mendampingi industri kreatif agar terus tumbuh. "Dari sisi penyaluran kredit, dengan industri yang terus tumbuh artinya kemampuan mereka untuk mengembalikan kredit akan lebih terjaga," kata Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi BI Kanwil Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Dian Nugraha di Semarang, Jumat (28/7).

Ia mengatakan, terkait dengan penyaluran kredit tersebut, secara khusus BI memiliki strategi penyelesaian, di antaranya restrukturisasi dan pendampingan. "Terutama mengenai pendampingan ini sangat dibutuhkan oleh sebuah bisnis atau usaha karena di setiap usaha pasti mengandung risiko, ini perlu dipahami baik oleh pelaku industri kreatif maupun perbankan," ujarnya seraya berharap, dengan adanya pendampingan dari perbankan kepada pelaku industri kreatif, pelaku industri kreatif dapat makin mudah mengakses penyaluran kredit.

Sementara mengenai akses penyaluran kredit tersebut, belum lama ini Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menggelar seri kelas keuangan (SKK) di Kota Semarang. Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo mengatakan, kegiatan bimbingan teknis merupakan salah satu bentuk kegiatan Bekraf, yaitu mempertemukan para pelaku UKM dengan perbankan baik yang konvensional maupun syariah.

Fadjar mengatakan, saat ini kendala yang dialami oleh pelaku UKM adalah kesulitan permodalan. "Selama ini dari sudut pandang UKM terhadap perbankan, kita tahu perbankan punya disiplinnya sendiri mengenai prinsip kehati-hatian, persoalan kolateral," ucapnya.

Menurut dia, persoalan utama lebih kepada ketidakmampuan pelaku UKM untuk mengelola keuangannya. "Karena sering terjadi usahanya secara bisnis bukan bangkrut tetapi ada persoalan keuangan, masih campur antara keuangan pribadi dengan bisnis," imbuhnya. Ia berharap dengan adanya keterlibatan dari pihak perbankan, ke depan kendala serupa tidak lagi terjadi. (yps/ant)

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.