Berwisata ke Masjid Cheng Hoo di Makassar

Berwisata ke Masjid Cheng Hoo di Makassar, menikmati keteduhan danau membentang di sisi utara masjid.
Masjid Muhammad Cheng Hoo di Jalan Danau Tanjung Bunga Makassar. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Makassar, (Tagar 21/5/2018) - Sejenak meluangkan waktu di sini, di Masjid Muhammad Cheng Hoo di Jalan Danau Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Makassar.

Berdiri di sisi utara masjid dua lantai ini terasa sejuk, menatap danau membentang di seberang sana, sembari merasakan lembut tiupan angin sore dari pohon-pohon tinggi berdaun rindang.

Orang-orang datang ke sini untuk beribadah, ada juga yang datang berkunjung dengan niat berwisata, mengagumi keindahan desain bangunan masjid yang didominasi arsitektur Tionghoa berpadu kearifan Bugis Makassar. 

Masjid Cheng Hoo MakassarArea bagian dalam Masjid Muhammad Cheng Hoo di Makassar

Badaruddin Basir (43) pengelola masjid menjelaskan, Masjid Muhammad Cheng Hoo berdiri 13 Oktober 2012.

Nama Cheng Hoo dilekatkan pada masjid sebagai wujud penghargaan bagi Laksamana Cheng Hoo, sosok bahariwan muslim Tionghoa yang tangguh dan berjasa besar terhadap pembauran, penyebaran, dan perkembangan Islam di Nusantara.

Cheng Hoo seorang pria muslim keturunan Tionghoa berasal dari Provinsi Yunnan di Asia Barat Daya.

Masjid Cheng Hoo MakassarSisi utara masjid adalah spot yang paling nyaman dengan pemandangan danau membentang di seberang dengan pohon-pohon berdaun rindang

Hingga kini jejak kebesaran Cheng Hoo di Indonesia tetap dijaga untuk mengingat jasanya bagi penyebaran ajaran Islam oleh orang-orang Tionghoa. 

"Ia memiliki semangat yang tinggi dalam mensyiarkan Islam, makanya masjid ini diberi nama Muhammad Cheng Hoo," katanya, Jumat (19/5).

Pada area dalam masjid yang dapat menampung 700 jemaah, terdapat mimbar di sisi kiri, bagian kanan terdapat semacam perpustakaan mini, rak tempat Alquran dan buku-buku Islam.

Masjid Cheng Hoo MakassarMuhammad Cheng Hoo, seorang muslim Tionghoa, bahariwan, semangatnya yang tinggi dalam syiar Islam menginspirasi nama masjid ini

Warna merah pada bagian atap dan dinding luar masjid, ditambah kuning pada bagian sisi, dan putih, melambangkan keberagaman. 

Kubah utama menjulang tinggi berbentuk pagoda, rumah ibadah umat Tionghoa.

Empat kubah kecil ditiap-tiap sudut masjid bermakna filosofis unsur semesta, yakni air, udara, api, dan tanah. 

"Kalau dalam Bugis Makassar, empat tiang penopang ini disebut 'Sula Appa' atau empat unsur yang ada di alam semesta ini," ujar Badaruddin.

"Arsitektur masjid ini menggambarkan perpaduan antara berbagai macam etnis yang ada di Indonesia, khsususnya di Sulsel, perpaduan antara Tionghoa dan Bugis Makassar," lanjutnya.

Seperti tahun-tahun sebelumnya tiap bulan Ramadan, masjid ini menyediakan takjil untuk jamaah pada jam berbuka puasa. (rio)

Berita terkait