Benarkah Manusia Bisa Bicara dengan Binatang?

Apa benar manusia bisa bicara dengan binatang?
Ilustrasi. (Foto: Pexels)

Jakarta - Apa benar manusia bisa bicara dengan binatang? Memang kedekatan di antara majikan dengan binatang peliharaan, membuat keintiman satu sama lain untuk saling mengetahui rasa. 

Tentu hal ini harus dimaknai secara benar. Tidak mungkin juga, anjing, burung dan kucing, akan menjawab pertanyaan dengan kalimat yang biasa manusia ucapkan.

Dalam gradasi intensitas, peralatan rohani manusia untuk berkomunikasi meliputi akal, budi, naluri dan hati nurani. Sementara dalam merespons, hewan menggunakan naluri dan akalnya untuk melakukan hubungan timbal balik dengan manusia.

Para peneliti pernah mencoba melatih simpanse, untuk dapat berbicara dengan manusia selama kurang lebih 7 tahun, namun hasilnya pun nihil.

Padahal hasil penelitian menunjukkan, salah satu hewan tercerdas di dunia itu bisa mengeluarkan puluhan suara (fonem) yang berbeda. Namun simpanse tidak bisa menggabungkan fonem-fonem tersebut menjadi sebuah kesatuan yang disebut kata ataupun kalimat.

Ada penelitian lain, saat burung beo atau nuri bernama Alex yang menghebohkan dunia dengan kecerdasannya sebagai pembicara ulung. Alex dapat berbicara ratusan kata dan kosa kata, serta memahami artinya. Burung ini dapat mengenali warna, bentuk, angka, dan ukuran.

Namun, Alex terbukti tidak bisa berbahasa, karena kemampuan terbaiknya hanya menghafal dan mengikuti apa yang dicontohkan dan diajarkan manusia. Dia dilatih oleh pakar kognitif dari Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, Irene Pepperberg.

Masih ada contoh lain juga seperti Gajah bernama Khosik, yang sempat menjadi pemberitaan diberbagai media, pada 2012. Gajah ini bisa memproduksi sejumlah kata dalam bahasa Korea. Khosik dapat meniru suara manusia dengan cara memasukkan belalainya ke dalam mulutnya.

Menurut peneliti bidang biologi asal Austria Angela Stoeger-Howarth, Khosik mampu membunyikan lima kata dalam bahasa korea. Di antaranya, yaitu annyeong (halo), anja (duduk), aniya (tidak), nuwo (berbaring) dan joa (bagus).

Khosik merupakan satu-satunya gajah yang tinggal di Kebun Binatang Everland, Korea Selatan. Peneliti menduga Khosik belajar bicara karena kesepian, terpisah dengan gajah lainnya sejak umur 5 tahun.

Masih banyak studi lain seperti ayam, anjing, dan kucing yang menuruti perintah manusia dan masih banyak lagi binatang yang lainnya.

Dalam ranah Psikolinguistik (perkawinan ilmu antara Psikologi dan Linguistik), manusia dapat mempelajari hubungan bahasa dengan pikiran. Psikolinguistik memperdalam soal bagaimana otak bekerja ketika manusia memproses bahasa (mendengar, menulis, berbicara). Baik manusia maupun hewan memiliki otak di dalam kepalanya.

Manusia bisa berbahasa karena memiliki otak yang berbeda dengan makhluk lain. Dalam hal ini, anatomi otak manusia dan hewan kurang lebih sama, namun manusia memiliki Celebrum Cortex yang lebih besar ukurannya daripada hewan. 

Hal ini yang membuat manusia bisa melakukan hal-hal yang lebih rumit seperti mempelajari Bahasa. Sementara kemampuan hewan hanyalah sebatas menirukan ujaran manusia.

Hingga saat ini, belum ada orang ataupun peneliti yang bisa membuktikan bahwa ada hewan yang memang mampu berkomunikasi dengan bahasa seperti layaknya manusia.

Hanya Tuhan yang Maha Kuasa yang dapat memberikan mukjizat kepada manusia untuk berkomunikasi dengan hewan, dan sebaliknya hewan dapat berbicara dengan manusia. []

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.