Balon Raksasa Boneka Bayi Trump Koleksi Museum of London

Balon besar boneka bayi Trump sekarang akan menjadi koleksi Museum of London di bagian koleksi aksi protes
Balon bayi Trump di aksi protes London, Juli 2018 (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Pertama kali muncul menjelang kunjungan Donald Trump ke London, 2018, balon besar ini sekarang akan menjadi koleksi Museum of London yang ditempatkan di bagian koleksi aksi protes.

Balon besar berisi helium yang menggambarkan Presiden AS Donald Trump sebagai bayi berwarna oranye akan disimpan di salah satu museum paling populer di Inggris, Museum of London.

"Dengan mengoleksi balon bayi ini, kami dapat menandai gelombang perasaan yang menyapu kota hari itu, dan menangkap momen perlawanan tertentu,'' kata direktur Museum of London, Sharon Ament, hari Senin, 18 Januari 2021.

Balon udara itu menunjukkan Donald Trump yang mengenakan popok dengan ekspresi masam. Balon ini pertama kali menghiasi langit kota London tahun 2018, ketika para pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di London menjelang kunjungan presiden AS ke kota mereka.

1. Diabadikan di Museum of London

Sejak itu, balon bayi Trump telah melakukan perjalanan terbang ke beberapa negara seperti Prancis, Argentina, Irlandia, dan Denmark, untuk bergabung dengan aksi protes di sana.

"Setelah berkeliling dunia, balon baby Trump Baby sekarang menuju ke tempat peristirahatan terakhirnya, Museum London, di mana dia akan diabadikan, dan mungkin dipajang di gedung baru museum di masa depan," kata Museum of London dalam sebuah pernyataan.

balon bonekaBalon boneka bayi Trump siap mengudara pada aksi protes di London, Juli 2018 (Foto: dw.com/id)

Balon itu akan menjadi bagian dari koleksi aksi-aksi protes museum, yang antara lain mempelihatkan aksi menuntut hak pilih perempuan, protes menentang perang di Irak pada awal 2000-an, serta aksi-aksi demonstrasi perubahan iklim.

2. Didanai Secara Gotong Royong

Pembuat balon udara yang didanai lewat crowdfunding itu mengatakan, balon itu sekarang akan menjadi pengingat perang melawan 'politik kebencian.'

"Kami berharap pada lokasi barunya di museum, bayi ini akan menjadi pengingat, tidak hanya ketika London berdiri menentang Trump - tetapi juga akan mendorong mereka meninjau lagi bagaimana mereka dapat melanjutkan perjuangan," kata kelompok pembuatnya.

Gagasan membuat balon bayi Trump itu muncul ketika sekelompok teman bertemu di sebuah pub London untuk membahas bagaimana mereka bisa menyampaikan aspirasi untuk menentang kebijakan Donald Trump. Mereka lalu menemukan karikatur, yang menunjukkan bayi dengan popok yang sedang berteriak sambil memegang ponsel, dengan warna dan potongan rambut Trump yang khas [hp/ml (rtr, ap, dpa)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Museum London Koleksi Benda Bercerita Pandemi Corona
Museum London membuka kesempatan bagi orang yang mau berpartisipasi untuk pameran dengan menyumbangkan benda apapun yang berceritakan soal Corona.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.